| hutan di Beriulou |
oleh : Ismael Saumanuk
Kegiatan kali ini berupa pengamatan satwa ke Hutan Beriulou dan jalur logging Betumonga, berlangsung pada 11–13 Desember 2025. Tujuan utama perjalanan adalah melakukan pengamatan terhadap potensi keberadaan primata Mentawai serta jenis-jenis burung di kawasan tersebut.
Akses dan Rute
Hutan Beriulou berbatasan dengan Betumonga, Sagitcik, Marah, dan Taraet. Di sepanjang punggung perbukitan sudah terdapat jalan lintas yang dibangun oleh perusahaan lama pada tahun 2019. Jalur ini masih bisa dilalui sepeda motor hingga ke kawasan hutan. Sementara itu, jalan logging menuju Betumonga kini tertutup rapat oleh semak paku ransam (osap), sehingga tidak lagi bisa dilewati masyarakat.
Untuk mencapai lokasi pengamatan, kami menempuh perjalanan darat dengan sepeda motor dari Tuapejat, pusat Kabupaten Kepulauan Mentawai di Pulau Sipora. Waktu tempuh sekitar tiga jam. Bersama Mateus Sakaliau dan Erwin, saya berangkat dari Café Bilou di Goisoinan pukul 13.00 WIB, tiba di Sioban pukul 14.00 WIB untuk makan siang, lalu melanjutkan perjalanan pukul 15.00 WIB dan sampai di lokasi survei pukul 16.30 WIB. Kami mendirikan tenda sebagai pos pengamatan, kemudian berjalan di sekitar lokasi hingga menjelang malam. Pada pukul 17.45 WIB, kami melihat seekor joja di atas pohon, sedang mencari tempat tidur, hanya berjarak sekitar 20 meter dari posisi kami.
Kondisi Hutan
Hutan Beriulou dan jalur logging Betumonga masih didominasi pohon-pohon besar. Namun, di sepanjang jalan utama Beriulou terlihat aktivitas penebangan kayu dengan chainsaw, baik untuk kebutuhan rumah pribadi maupun dijual ke resort. Selama berada di hutan, kami mendengar lima kali suara chainsaw, bahkan ada satu yang beroperasi hingga tengah malam (pukul 20.00–00.00 WIB).
Berbeda dengan jalur logging Betumonga, kawasan ini relatif lebih aman karena akses mobil belum memungkinkan akibat jalan yang belum diperkeras.
Hasil Pengamatan Primata
![]() |
| Simias concolor ( Masepsep) |
![]() |
| Brachypodius melanocephalos- (Taktak) |
![]() |
| Macaca pagensis -Siteut |
Walaupun cuaca kurang baik, kami berhasil mencatat empat kelompok bilou yang bersuara di beberapa titik:
• Kelompok 1: Bagian selatan, mulai pukul 04.31–05.10 WIB, jarak ±1,5 km.
• Kelompok 2: Mulai pukul 04.49–05.45 WIB, jarak ±1,5 km.
• Kelompok 3: Mulai pukul 05.07–05.37 WIB, jarak ±1 km.
• Kelompok 4: Hari ketiga, bagian barat jalan Beriulou, pukul 04.22–04.35 WIB, jarak ±1 km.
Keempat kelompok bilou tersebut tidak melakukan great call.
Selain itu, kami juga menjumpai langsung beberapa primata:
• Seekor bokkoi menyeberangi jalan utama Beriulou.
• Seekor joja di tepian jalan, sedang mencari tempat tidur.
• Hari kedua di jalur logging Betumonga: tiga kelompok bokkoi dan dua kelompok joja.
• Hari ketiga di jalur Beriulou: satu kelompok joja dan satu kelompok masepsep (simakobuk / Simias concolor).
Total perjumpaan primata: 9 kelompok, terdiri dari 4 kelompok bokkoi, 4 kelompok joja, dan 1 kelompok simakobuk.
Catatan Umum
Meski vegetasi hutan di jalur Beriulou mulai berkurang akibat pembangunan resort di Bosua dan Katiet serta kebutuhan kayu masyarakat, kawasan ini masih memiliki vegetasi yang bagus dan strategis. Kelimpahan satwa, khususnya primata, masih mudah dijumpai. Akses pengamatan pun relatif mudah karena bisa ditempuh langsung dengan sepeda motor hingga ke lokasi.

.jpeg)
.jpeg)
No comments:
Post a Comment