Friday, February 17, 2017

Cinta Lebah Indonesia

ditulis Oleh:
Sidiq Harjanto
email : sidiqharjanto@gmail.com

Berternak lebah menghasilkan madu juga membatu produksi tanaman pangan
Selain menghasilkan produk madu yang bernilai ekonomi, lebah memiliki peran yang sangat penting dalam membantu penyerbukan berbagai jenis tanaman tropis, dalam hal ini hutan pada umumnya. Lebah penghasil madu di Indonesia didominasi oleh 3 jenis yaitu Apis dorsata, A mellifera, dan A cerana. Lebah madu A. mellifera sendiri bukan merupakan jenis asli Indonesia, dan sengaja didatangkan ke dalam negeri sebagai lebah penghasil madu. Sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia memiliki banyak jenis lebah asli (native bee) yang menghasilkan madu.  Dari marga Apis tercatat ada A. andreniformis, A. cerana, Apis dorsata, A. koschevnikovi, dan A. nigrocincta.
 Lebah hutan (Apis dorsata) hidup di habitat hutan yang relatif masih baik, membangun sarang terutama pada dahan-dahan pohon. Menghasilkan madu lebih dari 5 liter perkoloni, lebah ini masih menjadi salah satu pemasok kebutuhan madu nasional. Jenis lebah lokal asli Indonesia lainnya, Apis cerana, cukup banyak dipelihara oleh para peternak skala kecil di pedesaan. Produksi madu dari jenis ini tidak terlalu melimpah namun banyak diburu karena kualitasnya dianggap lebih bagus dibandingkan madu dari lebah impor.
Apis cerana, salah satu lebah asli Indonesia
Barangkali sedikit dari kita yang mengetahui bahwa selain lebah-lebah dari marga Apis, kita memiliki kelompok lebah lain yang potensial untuk menghasilkan produk-produk lebah (madu, polen, propolis). Lebah-lebah tersebut menghuni hutan-hutan yang kita miliki, beberapa jenis bahkan telah beradaptasi hidup di sekitar pemukiman. Uniknya, mereka tidak mempunyai sengat. Lebah tanpa sengat dikenal dengan berbagai nama lokal. Sebutan-sebutan tersebut antara lain kelulut (Melayu), klanceng (Jawa), teuweul (Sunda), gala-gala (Sulawesi), dll. Jenis lebah tanpa bersengat di Indonesia berdasarkan catalog Indomalayan Stingless Bee (Rasmussen, 2008) setidaknya ada 35 jenis. Lebah tanpa sengat dalam satu suku dengan Apis, termasuk dalam suku Apidae, tribus Meliponini.
Taksonomi
Kindom
Filum
Kelas
Bangsa
Suku
Tribus
Marga
: Animalia
: Arthropoda
: Insecta
: Hymenoptera
: Apidae
: Meliponini
: Geniotrigona, Heterotrigona, Lepidotrigona, Sundatrigona, Tetrigona, Tetragonula, dll.
 
lebah tanpa sengat Heterotrigona itama (yang besar) dan Tetragonula cf laeviceps

Lebah tanpa sengat hidup dalam koloni dengan pembagian tugas yang jelas (eusosial). Dalam satu koloni terdiri dari satu atau lebih ratu, ratusan lebah jantan, dan ribuan lebah betina steril. Tugas ratu adalah bertelur untuk menghasilkan keturunan baru. Tugas lebah jantan hanya kawin. Sedangkan lebah betina steril memiliki berbagai tugas seperti mengumpulkan pakan; menjaga sarang; dan merawat ratu, lebah jantan, dan lebah-lebah muda.
Semua jenis lebah tanpa sengat diketahui bersarang pada lubang, dengan satu pintu masuk yang dilengkapi dengan sistem keamanan. Karena tidak dilengkapi dengan organ penyengat sebagai pertahanan diri, mereka membangun sarangnya dengan suatu sistem keamanan yang unik guna menjaga sarang dari ancaman penyusup maupun penyakit. Pemilihan sarang pada lebah tak bersengat cenderung menunjukkan adanya variasi. Misalnya jenis Heterotrigona itama cenderung memilih lubang-lubang pohon sebagai tempat membangun sarang. Heterotrigona thoracica cenderung memilih lubang-lubang batuan atau pohon dengan diameter batang yang besar. Sedangkan jenis Tetragonula laeviceps, sebagai jenis yang cukup umum, cenderung lebih pragmatis dalam memilih media sarang. Mereka bisa menghuni ruas bambu, lubang pada cacat bangunan, pipa, dll.
sarang lebah tanpa sengat

Seperti lebah Apis, lebah tanpa sengat juga mengumpulkan nektar dan polen sebagai makanan. Nektar diproses menjadi madu, sedangkan serbuk sari digunakan untuk makanan ratu lebah dan larva lebah. Baik madu maupun serbuk sari (roti lebah) disimpan dalam kantong-kantong yang terbuat dari campuran resin tanaman dan lilin lebah, sebagai cadangan makanan.
Di sisi lain, lebah berukuran kecil –tidak lebih besar dari lalat- ini juga menghadapi ancaman serius oleh semakin terdesaknya habitat mereka. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan laju kehilangan hutan yang tinggi di dunia. Hilangnya hutan sebagai habitat utama lebah tanpa sengat menyebabkan hilangnya banyak populasi lebah dari kelompok ini di berbagai tempat. Beberapa jenis tertentu masih mampu bertahan di habitat yang kurang bersahabat, namun mereka juga menghadapi masalah dalam menemukan tempat untuk bersarang. Tak heran jika lebah-lebah mungil tersebut terkadang dijumpai bersarang di tempat yang kurang layak.
Besarnya keanekaragaman jenis lebah tanpa bersengat; dengan variasi dalam ukuran tubuh, perilaku, dan relung habitatnya; menjadikan mereka memiliki peran dominan dalam penyerbukan. Penyerbukan bunga pada beberapa jenis tanaman diduga sangat tergantung dengan keberadaan lebah. Dengan manfaat yang sedemikian besar, kiranya diperlukan upaya serius guna menjaga kelestarian lebah tak bersengat di Indonesia

 Save our native bees!


Rasmussen, C. 2008. Catalog of Indomalayan / Australasian stingless bee (Hymenoptera: Apidae: Meliponini. Zootaxa, 1935, 3-80.