Thursday, September 22, 2016

Owa Jawa di Amerika (Fort Wayne Children's Zoo)

Owa Jawa di FCZ (foto www.kidszoo.org)

Masih dalam rangkaian mengikuti kongres primata di Chicago (21-26 Agustus 2016),  kali ini kesempatan berkunjung ke Fortwayne Children’s Zoo,Indiana  Tahun 2012 awal, adalah pertama kali saya berhubungan dengan FCZ, waktu itu saya mengajukan proposal kegiatan konservasi Owa Jawa di hutan Sokokembang. Sejak saat itulah kegiatan konservasi Owa Jawa di Jawa Tengah mendapat perhatian khusus dari Fortwayne Children’s Zoo. Fortwayne Children’s Zoo  (FCZ)saat ini juga mempunyai 4 individu Owajawa, dan salah satu nya katanya hasil penangkaran dari Gibbon Conservation Center yang sebelumnya saya ceritakan.  Lebih jauh tentang Fortwayne Children's Zoo bisa baca di sini : http://kidszoo.org/

Turkey, salah satu burung asli Amerika

Rusa
Tahun 2014 FCZ juga yang telah berkunjung ke habitat Owa di Sokokembang (baca disini),  dan kali ini balasan kunjungan saya ke Fortwayne adalah salah satunya mempresentasi  kegiatan konservasi Owa jawa yang telah berlangsung hingga saat ini, dan mencoba membangun kolaborasi kegiatan konservasi di tahun -tahun selanjutnya, untuk jenis-jenis Owa terancam punah di Indonesia.
Saya menginap di rumah Joe Smith, program director di kebun binatan FCZ, sangat ramah dan saya diajak untuk wildlife watching dan melihat base ball salah satu amerikan sport yang paling favorit, dan sangat beruntung juga bahwa saya menjumpai beberapa satwa endemik amerika yang saat ini masih ada di sekitar kota fortwayne, di suaka alamnya.

Ada 2 presentasi yang saya lakukan, yang pertama untuk board member FCZ  dan presentasi di depan staff kebun binatang. Dari presentasi ini salah satunya fortwayne tetap akan mensuport kegiatan lapangan kita di tahun-tahun mendatang. Berita tentang kegiatan saya di fortwayne ini juga sempat di liput oleh media televisi lokal di fortwayne dan muncul di koran sehari setelahnya. (baca beritanya disini )

Ada Owa jawa yang di kebun binatang ini, dan ada bayi yang baru umur 1 tahun ketika saya hari itu disana, Owa disini di tempatkan di enclosure yang di kombinasi dengan vegetasi alami disana, dan ada ruangan khusus yang digunakan untuk Owa ketika musim salju tiba.  Berkunjung ke kebun binatang dengan pass khusus, tentu bisa masuk ke dalam di balik layar, bagaimana satwa-satwa ini di rawat dan di pelihara,dimana habitat dan kondisinya sangat berbeda sekali dengan kodisi asal habitatnya, butuh kerja ekstra keras dan biaya tinggi untuk merawat owa jawa disini. Di kebun binatang ini juga di arustamakan kita tidak hanya sekedar cinta atau menyayangi binatang/hewan tapi juga bagaimana melestarikan bintang ini melalui contoh sepesimen hidup yang ada di kebun binatang dan juga melestarikan habitat aslinya.
Bersama Jim dan Joe Smith (FCZ)


Ucapan terimakasih untuk Fortwayne Children’s Zoo  dari kami seluruh tim lapangan atas nama SwaraOwa, proyek kopi dan koservasi primata, yang telah mendukung upaya pelestarian owa jawa di Jawa Tengah.  

Wednesday, September 14, 2016

Owa Jawa di Amerika

Gibbon Conservation Center, Santa Clarita, California

Salah satu tujuan yang paling ingin saya kunjungi setelah mengikuti Kongress IPS adalah Gibbon Conservaiton Center, di Santa Clarita, California. Tahun 2008 yang silam, saya pernah bertemu dengan Alan Mootnick di Bogor waktu itu sedang ada, symposium Owa nasional. Sejak saat itulah saya tahu bahwa ada pusat penangkaran Owa di luar Indonesia, yang telah lama berdiri dan berhasil membiakkan Owa. Yang saya tahu Owa jawa dari hasil penangkaran di tempat ini telah tersebar di beberapa kebun binatang di Amerika dan Eropa. Waktu itu ketika bertemu dengan Alan Mootnick ingin sekali melihat pusat penangkaran Owa ini, karena tidak hanya owa dari Jawa ada beberapa jenis yang ada di penangkaran  ini, dan termasuk salah satu penangkaran yang sukses membiakkan jenis-jenis Owa di luar habitat aslinya. Alan mootnick telah meninggal beberapa tahun lalu, silahkan baca disini obituary Alan mootnick http://www.latimes.com/local/obituaries/la-me-alan-mootnick-20111108-story.html

Waktu menyusun itinerary trip, ternyata untuk ke Santa Clarita, harus naik pesawat lagi kurang lebih 5 Jam, dengan perbedaan waktu antara Chicago dan Los Angles sekitar 2 jam, dan sepertinya kendaraan umum seperti bus atau kereta agak susah, karena jarak antara bandara los angles dan Gibbon center sekitar 2 jam. Saya sebelumnya sudah menghubungi kolega yang bekerja disana, kebetulan juga ada salah satu staff dari gibbon center yang ikut acara kongres, jadi banyak membantu untuk perjalanan ke Santa Clarita.

Singkat cerita, sampai di Los Angles kira-kira jam 1 malam, dan Gabby dan Tiffany membantu saya memesankan tiket taxy ke Gibbon Center, yang kuran lebih satu setengah jam perjalanan. Sampailah saya di Gibbon center tepat jam 3 pagi, hari masih gelap, dan ternyata tidak ada rumah atau pemukiman di sekitar pusat owa ini, berada di padang gurun California, yang kering , dingin di waktu malam dan panas kering di siang hari. Bagaimana Owa bisa bertahan di tempat seperti ini??
Habitat owa di Gibbon Conservation Center
Gabby yang sebelumnya telah menunggu kedatangan saya, menyambut saya dan membukakan pintu gerbang pusat primata, dan saya langsung di tunjukkan tempat tidur saya, yang berada di sebuat caravan. Kira-kira jam 5 pagi, suara gaduh di luar, semua owa telah bangun,dan bersuara, terdengar berbeda saya coba mengenali mana suara Owa jawa, dan saya mendengar dada beberapa individu owa jawa yang bersuara pagi itu. 


Owa jawa di Gibbon Conservation Center, dan suaranya di antara jenis-jenis owa yang lain

Setelah ngobrol tetang Owa kesempatan saya disini adalah belajar tentang bagaimana mengelola pusat primata ini, merawat Owa, dan memberikan pengetahuan kepada pengunjung.  Owa- owa di sini ada kurang lebih 40 individu, ada dari Thailand, China, dan Sumatra, dan Jawa. Dalam sehari owa -owa ini di beri makan 8 kali, terdiri dari buah-buahan daun  dan sejenis makanan buatan seperti pellet.

Pakan Owa di Gibbon Conservation Center


Pusat konservasi Owa bukanlah kebun binatang seperti umumnya, pengunjung disini di batasi dan di atur sangat ketat ketika masuk kedalam kawasan, tidak boleh memberi pakan dari luar, dan yang sedang kena flu atau sakit tidak boleh masuk ke dalam, di sekitar kandang Owa. Gibbon Center hanya membuka untuk umum berkunjung di hari Sabtu dan Minggu antara jam 9.30- 12.00 pagi. Kesempatan ini juga saya turut berbagi pengalaman dengan pengunjung meceritakan tentang Owa jawa dan kondisi lapangan saat ini. Inilah salah satu peran yang di berikan pusat owa ini, memeberikan edukasi tentang Owa itu sendiri, dan juga menyebarluaskan pesan pelestarian owa dan habitat aslinya.
Gabby menjelaskan kepada pengunjung tentang Owa dan konservasinya

Lebih lanjut tentang Gibbon Conservation Center bisa baca di websitenya http://www.gibboncenter.org/

Saturday, September 10, 2016

Kisah Owa Jawa di Amerika

logo kongres IPS

Acara kongres IPS (International Primatological Society)di Chicago menjadi kesempatan kita dari project “Kopi dan konservasi primata” untuk membawa pesan pelestarian Owa jawa ke komunitas internasional (baca disini tulisan sebelumnya). Presentasi di hadapan peserta kongres telah di sampaikan pada tanggal 23 Agustus 2016, dalam symposium Community Conservation of Primate. Baca disini abstract presentasi kami, yang berjudul "Caffeinated Conservation :  an outlook for gibbon of Java"

Kongres yang berlangsung 6 hari mulai tanggal 21-26 Agustus, salah satu pesan pelestarian primata yang kami ikuti adalah dengan turut berpartisipasi dalam silent auction, acara lelang produk-produk dari habitat primata atau pun dari proyek kegiatan penelitian primata untuk di donasikan kepada konservasi primata yang di kelola oleh IPS. Kami membawa produk special yang kami kemas untuk menyampaikan pesan pelestarian Owa jawa, kopi Arabica dan Robusta dari habitat Owa di petungkriyono Pekalongan, dan juga t-shirt official project kopi dan konservasi primata.
Bert Covert, pemenang lelang kopi owa

Hingga hari kelima ternyata smua produk kita mendapat apresiasi yang banyak, lelang kita mulai dengan harga 10USD, hingga hari kelima ternyata sampai 25 USD.
suasana lelang untuk donasi konservasi


Kongress primata tahun 2016, ada banyak presentasi dari Indonesia tentang penelitian dan kegiatan konservasi, namun masih banyak di dominasi peneliti asing, dan perwakilan dari Indonesia dalam acara ini ada 5 orang, yaitu Bapak Jamartin Sihite mewakili project orangutan Kalimantan, Bapak Made Wedana dari proyek rehabilitisi primata Jawa, mbak Yeni Saraswati dari Orangutan Sumatra, mbak Dwi Yandhi dari proyek Macaca Nigra dan saya sendiri mewakili SwaraOwa.
Perwakilan Indonesia di IPS kongress

Mendengar pengalaman lapangan dari berbabagi negara yang mempunyai primata sudah tentu memberikan tambahan informasi dan berbagi solusi yang di hadapi untuk pelestarian primata dan habitatnya. Kongres primata ini menjadi acara 2 tahunan para pegiat dan peneliti primata untuk berbagi kisah lapangan, dan kegiatan konservasi primata. Beberapa di antaranya yang sangat menarik adalah kisah dari cina dan madagaskar yang memodifikasi camera trap yang bisa bertahan hingga 1 setengah tahun, tanpa mengganti batrey. Kisah pejuang primata dari Nepal,yang tanpa henti berkunjung ke sekolah-sekolah untuk mengenalkan primata endemik Nepal, dan masih banyak lagi kisah keberhasilan penelitian dan kegiatan konservasi primata dari berbagai habitat primata di dunia. (bersambung).
bersama pegiat primata dari Jepang, Benin, dan Nepal