Thursday, September 14, 2017

Pelatihan Budidaya Klanceng di Habitat Owa Jawa

Pengenalan lebah klanceng oleh Mas.Sidiq Harjanto

Welo Asri, 11 September 2017. Pelatihan budidaya lebah yang ada di habitat Owa bulan ini, juga dilakukan untuk lebah jenis stingless  atau lebih di kenal dengan klanceng. Lebah klanceng di habitat owajawa petungkriyono ini tercatat ada beberapa jenis, salah satunya Tetragonula laeficeps. Kalau pelatihan yang pertama kemaren tanggal 8-9 September bertujuan untuk mengenalkan teknik budidaya lebah madu-tawon unduhan (Apis cerana). Lebah lebah tanpa sengat ini berhabitat di hutan hujan dataran rendah, sementara itu utuk lebah sengat dari genus Apis ini lebih banyak di jumpa di habitat pegunungan, meskipun juga ada di dataran rendah.
Kantung madu lebah klanceng

Kita memilih lokasi di Welo Asri, salah satu tempat wisata yang di kelola warga kayupuring, untuk tujuan wisata. Pemilihan lokasi ini karena lebah-lebah klanceng, lebah kecil tanpa sengat ini banyak di hutan mulai dari Sokokembang hingga Kayupuring, dan beberapa warga memang telah mengenali klanceng dari madu nya yang lebih asam dibanding dengan madu yang di hasilkan oleh lebah madu (tawon unduhan). Namun sebenarnya jenis-jenis klanceng ini karena ukurannya yang kecil, menurut beberapa penelitian sangat berperan dalam penyerbukan tanaman kopi, untuk jenis robusta di hutan habiat Owa, dan bisa jadi ada korelasi positif antara produksi kopi robusta dan keberadaan klanceng.
inisiasi awal tentang lebah di habitat Owa Jawa telah di lakukan dan baca disini laporannya .

Memindah koloni alam ke kotak lebah

Pelatihan dipandu oleh tim swaraOwa dan turut mengundang 12 warga dari beberapa desa di Petungkriyono. Dimulai dengan pengenalan jenis-jenis lebah dan potensinya sebaga penghasil madu. Lebah-lebah klanceng ini banyak di besarang di lubang-lubang kayu atau bambu. Klanceng mempunyai struktur sarang yang berbeda dengan tawon unduhan, oleh karena itu kotak lebah klanceng juga berbeda dengan kotak lebah tawon unduhan.
kotak lebah klanceng

Pemindahan koloni dari alam dan bagaimana merawatnya dan mengembangkan koloni adalah sangat penting untuk klanceng agar supaya menetap di sarang barunya. Tanaman yang berbunga sepanjang tahun adalah sangat penting bagi sumber pakan klanceng. Jenis-jenis tanaman pangan yang berbunga sepanjang tahun juga mulai di identifikasi untuk di kembangkan di sekitar lokasi kotak klanceng.
Klanceng sebagai agen penyerbukan, penghasil madu, dan produk-produk turunannya sangat potensial di kembangkan sebagai bagian terintegrasi pertanian  yang ramah lingkungan. Di akhir acara ini rencana tindak lanjut pelatihan ini juga di diskusikan. Salah satunya adalah mengarus utamakan wisata edukatif tentang lebah di welo asri.  Wisata minat khusus yang sifatnya edukatif dan menambah pengetahuan dan pengalaman pengunjung akan di kembangkan di welo asri, salah satunya adalah lebah-lebah ini. Harapanya pengetahuan tentang lebah ini dapat di bagikan kepada pengunjung oleh para pemandu wisata yang ada di welo asri.


Monday, September 11, 2017

Pelatihan Budidaya Lebah di habitat Owa Jawa

peserta pelatihan lebah
Membudiayakan lebah masih menjadi hal baru untuk sebagian warga serkitar hutan, meskipun sudah di kenal lewat madunya, untuk mendapatkan madu sebagai salah satu sumber ekonomi tidak banyak warga sekitar hutan yang menekuni usaha lebah ini. Peran lebah sebagai penyerbuk tanaman pangan juga tidak banyak yang mengambil bagian untuk di prioritaskan. Habitat Owa di wilayah kecamatan Petungkriyono ini memiliki potensi yang baik untuk budidaya lebah, bunga-bunga dari pohon-pohon di hutan, dan tanaman budidaya  menyediakan sumber pangan bagi lebah, menghasilkan madu yang bernilai ekonomi tinggi.

sarang lebah dari kolini liar
Perburuan lebah liar di hutan untuk diambil madunya masih terjadi saat ini,tentunya hal ini sangat beresiko bagi yang memetiknya, koloni lebah juga terancam punah karena cara memanennya yang tidak mempertimbangkan kelestarian lebah itu sendiri, sarang lebah di ambil dan tentunya banyak yang mati. Ancaman lain yang muncul dari kegiatan perburuan lebah ini adalah terjadinya kebakaran hutan karena menggunakan api untuk memanen lebah liar,yang kadang di tinggalkan begitu saja bisa membesar dan membakar hutan, padahal lebah ini sangat berperan dalam sistem ekologi, sebagai penyerbuk tanaman pangan, produksi tanaman pangan bisa menurun apabila tidak ada serangga ata lebah penyerbuk. 

Beberapa warga sekitar hutan juga sudah mencoba membudidayakan hal ini, namun karena berbagai permasalahan teknis, kurangnya pengetahuan dasar tentang lebah, beberapa upaya budidaya tradisional ini kurang optimal. 

Tanggal 8-9 September ini, swaraowa mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas untuk warga sekitar hutan habitat Owa untuk membudidayakan lebah. Tujuannya adalah untuk memberikan kemampuan teknis dan pengetahuan dasar tentang budidaya lebah, sebagai sumber madu yang bernilai ekonomi tinggi juga mengarus utamakan lebah sebagai agen penyerbuk untuk tanaman pangan yang ada di sekitar hutan.
Dr. Hari mencoba memindahkan koloni ke kotak lebah

Kami mengajak DR. Hari Purwanto, seorang entomolog (ahli serangga) dari fakultas biologi UGM dan juga seorang yang di besarkan di keluarga peternak lebah di Kab.Batang. Pengalaman keluarga dan ilmu yang tentang lebah inilah yang di bagikan kepada peserta.

Berlokasi di dusun Setipis, Desa Kayupuring, Kec.Petungkriyono, acara ini di ikuti kurang lebih 20 orang warga, beberapa di antaranya memang mempunyai koloni lebah yang di pelihara, dan sebagian besar juga pernah mengelola lebah untuk di ambil madunya.
mencari permasalahan dari sistem budidaya lebah yang sudah ada 

Pelatihan ini menghususkan budidaya lebah asli yang ada dari hutan, yaitu Apis cerana, warga menyebut tawon unduhan, yang berbeda dengan lebah madu pada umumnya Apis melifera. Menurut pak hari, apis cerana bibitnya tidak perlu beli, karena jenis ini memang sudah ada di sekitar kita, dan tidak terlalu mudah terserang penyakit.  Pengenalan lebah sebagai makhluk sosial, yang mempunya perilaku khusus, adalah sangat penting sebagai dasar untuk membudidayakan.

Acara hari pertama adalah materi kelas, berisi teori-teori tentang lebah dan teknik budidayanya, dan kemudian praktek lapangan untuk menilai lingkungan yang cocok untuk budidaya lebah. Lebah sangat membutuhkan bunga, untuk sumber pakan dan kalau untuk menghasilkan madu tentu membutuhkan bunga yang tersedia sepanjang tahun. Sebagai contoh pak Hari menyebutkan, bahwa tanaman kaliandra merah yang cukup banyak di sekitar dusun Setipis, sangat penting bagi lebah, untuk saat ini tanaman ini hanya di gunakan untuk pakan ternak, namun untuk lebah harusnya tanaman ini disisakan hingga berbunga, supaya lebah juga bisa terus berada disekitar kita, karena bunga kaliandra merah ini sangat baik menyediakan nectar bagi lebah.

mengenalkan sistem kotak lebah frame dan peralatan pendukungya


Hari kedua, peserta di ajak untuk praktek langsung memindah koloni dari liar dan juga bagamana memperbanyak koloni dari koloni yang sudah ada. Pengenalan alat-alat untuk membantu budidaya lebah juga di perkenalkan, seperti penggunaan beenet dan  smoker. Kotak lebah yang khusus di design untuk jenis lebah Apis cerana juga di kenalkan, dengan kotak lebah system frame dan top bar, ini dapat mempermudah merawat lebah. Hari kedua di akhiri dengan diskusi bersama yang di pandu oleh tim swaraOwa untuk menyusun rencana tindak lanjut dari pelatihan ini.