Tuesday, October 17, 2023

LUTUNG JAWA, PRIMATA ENDEMIK DI RIMBA SOKOKEMBANG

oleh : Intan Rachmadanti Al-Huda













Saya mahasiswi  program studi  Kehutanan, Unversitas Sebelas Maret Surakarta, salah satu penerima beasiswa swaraowa, untuk tujuan penelitian Lutung Jawa. Pengamatan  lapangan telah dilakukan pada Bulan Mei hingga Bulan Juni 2023, Kami mengamati populasi dan persebaran lutung jawa di hutan Sokokembang, Petungkriyono, Pekalongan. Lutung jawa (Trachypithecus auratus) merupakan satwa endemik Pulau Jawa dan Bali yang populasinya semakin menurun dalam 36 tahun terakhir. 

Lutung jawa termasuk dalam primata dilindungi yang hidup secara berkelompok. Berdasarkan International Unioun for Corservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Red List 2021 lutung jawa termasuk dalam kategori Vulnerable atau rentan. Sedangkan menurut CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), lutung jawa termasuk kategori Appendix II. 













Kami melakukan pengamatan pada pagi dan sore hari pada jam aktif lutung jawa. Selama pengamatan, kami mengamati sebanyak 11 kelompok lutung jawa dengan jumlah individu sebanyak kurang lebih 100 individu lutung jawa yang tersebar di hutan Sokokembang. Tidak hanya lutung jawa, kami juga bertemu berbagai jenis satwa lainnya selama pengamatan. Surili (Presbitys fredericae), owa jawa (Hylobates moloch), dan Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah jenis primata selain lutung jawa yang kami temukan di hutan Sokokembang. Selain primata terdapat pula beberapa jenis satwa lain yang seperti elang jawa (Nisaetus bartelsi), julang emas (Rhyticros undulatus), babi hutan (Sus scrofa), dan kijang (Muntiacus muntjak). Pada saat pengamatan lutung jawa, kami juga menemukan jejak kaki mamalia yang diduga merupakan macan tutul jawa (Panthera pardus melas). 

Setiap kelompok lutung jawa umumnya terdiri atas individu dewasa, remaja, dan anak. Individu anak lutung jawa yang baru lahir memiliki rambut berwarna orange yang sangat berbeda dengan lutung jawa dewasa yang memiliki warna rambut hitam. Pada saat pengamatan, terdapat beberapa individu lutung jawa berwarna orange yang sedang dalam gendongan induknya. selain itu juga terdapat individu anak yang telah berubah warna menjadi hitam yang juga teramati sedang bersama induknya. Warna orange ini pada bayi lutung terkait dengan pola asuh allomothering, dimana semua individu dewasa berperan sebagai induk pengasuh dan penjaga untuk bayi yang masih rentan, warna yang mencolok akan menarik perhatian individu lutung dewasa lainnya dalam satu kelompok untuk menaruh perhatian kepada bayi lutung. Pada pengamatan kali ini diketahui bahwa jumlah individu dewasa mendominasi struktur umur lutung jawa di hutan Sokokembang.













Kelompok lutung jawa bersifat uni-grup (one male and multi female) yaitu hanya terdapat satu individu jantan dewasa yang mendominasi dan memiliki tugas sebagai pemimpin kelompok dimana harus mengawasi, melindungi, dan memastikan anggota kelompoknya dalam keadaan aman. Oleh karena itu, lutung jawa termasuk satwa poligami karena jumlah betina lebih banyak dibandingkan dengan jumlah jantan dalam satu kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan kami, lutung jawa di hutan Sokokembang terdiri atas 3 hingga 23 individu dalam setiap kelompok. Hal itu terjadi karena perbedaan kemampuan regenerasi setiap individu dan keberadaan predator yang berbeda pada setiap wilayah jelajah lutung jawa di hutan Sokokembang. 

Lutung jawa merupakan primata arboreal yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya dengan beraktivitas diatas pohon. Mulai dari aktivitas makan hingga aktivitas istirahat juga dilakukan diatas pohon.. Kami juga mengamati lutung jawa sedang melakukan aktivitas grooming diatas pohon. Grooming merupakan kegiatan mencari dan mengambil kotoran atau parasit dari permukaan kulit dan rambut.

Sunday, October 15, 2023

Gibbon goes to school : kegiatan edukasi konservasi untuk anak-anak sekolah disekitar habitat Owa

 oleh : Kurnia Ahmaddin

camping dan pengamatan bersama kelompok pecinta alam  SMA 1 Batang 

Rangkaian kegiatan kunjungan ke sekolah dan desa-desa sekitar habitat owa, telah dilakukan tim swaraowa, selama periode bulan Mei hingga Oktober 2023, yaitu :

SMA 1 Maarif Doro

Tanggal 30 Mei 2023, swaraowa berkunjung ke SMA 1 Maarif Kecamatan Doro, bersama guru pembimbing dan kurang lebih 50 an siswa, kami mengenalkan primata dan satwaliar lainnya khususnya burung-burung liar, di hutan Sokokembang yang hanya berjarak kurang lebih 25 km dari sekolah ini.  Kegiatan ini di kemas dalam suasana kelas dan praktek lapangan untuk pengamtan jenis-jenis burung di sekitar sekolah.

Anak-Anak ds. Sokokembang

Pada tanggal 27 Agustus 2023, SwaraOwa bersama mahasiswi Biologi pascasarjana Universitas Gadjah Mada mengadakan sebuah kegiatan eksplorasi yang bertajuk “Belajar lebih dekat dengan alam”. Kegiatan ini ditujukan untuk adik-adik sekolah dasar yang ada di Dusun Sokokembang, Desa  Kayupuring, Sokokembang, Petungkriyono. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kepedulian adik-adik terhadap hutan dan lingkungan sekitar. Ada tiga objek utama yang menjadi tujuan eksplorasi yaitu burung, kupu-kupu, dan capung.

Laporan lengkap kegiatan ini dapat di baca di sini : https://swaraowa.blogspot.com/2023/09/sekolah-eksplorasi-ke-1.html

mendampingi anak-anak pengamatan burung di sekitar kampung

SMA 1 Batang

Tanggal 30 September dan 1 Oktober, tim swaraOwa melakukan kegiatan edukasi konservasi untuk kelompok pecinta alam Gasmapala SMA 1 Batang. Berlokasi di Welo Asri, desa Kayupuring ada 33 siswa yang didampingi oleh 4 guru. Tujuan kegiatan ini adalah mengenalkan satwaliar dan memberikan dasar-dasar Teknik pengamatan satwaliar khususnya primate dan burung.

Acara di hari pertama dengan pematerian kelas, dan  diiskusi ,kemudian siswa semakin penasaran dengan satwa liar di hutan Petungkriyono.  Menjawab rasa penarasan siswa di hari kedua mulai pukul 7.30 hingga 11.00 kami beserta siswa melakukan pengamatan satwa liar di sekitar Welo Asri. Kami membagi tim menjadi 4 dengan dibantu oleh kawan-kawan Welo Asri kami dampingi mereka selama melakukan observasi di lapangan. Pada akhir sesi seperti biasa siswa di beri tugas untuk presentasi kepada masing-masing kelompok. Hasil presentasi siswa cukup baik dalam menjelaskan ciri fisik satwa yang mereka jumpai mulai dari Lutung jawa ( Trachypithecus auratus) dan beberapa jenis burung yaitu Pentis Pelangi (Prionochilus percussus) , Cabai bunga-api (Dicaeum trigonostigma )dan Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster)

Penutup dari guru SMA 1 Batang besar harapan mereka agar tiap semester ada kegiatan bersama dengan Swaraowa.

Kegiatan kunjungan ke sekolah ini selain merupakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan konservasi kepada anak-anak usia sekolah juga menjadi sarana peningkatan kapasitas tim dan peningkatan pengalaman mengkomunikasikan kegiatan konservasi kepada anak-anak sekolah. untuk tim kami juga melibatkan warga sekitar yang biasanya ikut dalam kegiatan penelitian atau monitoring, mereka menjadi pendamping langsung dari anak-anak yang sebagian besar juga tetangganya sendiri. mengurangi rasa sungkan anak-anak yang biasanya malu berinteraksi langsung dengan orang yang belum mereka kenal, bagi tim warga lokal setidaknya hal ini memotivasi mereka untuk berbuat sesuatu untuk desa dan orang-orang terdekat mereka di lingkungan sekolah.