Friday, April 22, 2016

Pengamatan Primata di Kalipaingan Linggo Asri, Pekalongan

ditulis Oleh:
Kasih Putri Handayani
e-mail :kasihputri288@gmail.com 



Rekrekan (Presbytis comata) Kalipaingan, Linggoasri

Awal bulan April ini, tim SwaraOwa bergerak menuju fragmen hutan yang lain di Kabupaten Pekalongan, yakni di Desa Linggoasri. Mengawali hari, kami menuju ke Hutan alam yang masih tersisa di kawasan ini, yang berbatasan dengan sawah milik warga, dan bercampur dengan kebun kopi pada beberapa lokasi.
Warga dusun ini cukup akrab dengan Owa Jawa atau yang biasa mereka sebut dengan uwek-uwek atau weweg atau owak-owak. Dan pagi itu tim Swara Owa sangat beruntung karena bisa bertemu dengan kelompok tersebut. Satu kelompok dengan 4 individu dewasa serta 1 juvenile. Pada perjumpaan sebelumnya, kurang-lebih 2 tahun yang lalu, kelompok tersebut terdiri dari 4 individu, yang berarti terdapat pertambahan jumlah individu dalam 2 tahun terakhir.

Kelompok tersebut pun berlalu. Tidak lama berselang, nampak oleh kami kelompok owa yang lain. Dua kelompok owa dengan jarak yang tidak terlalu jauh, tidak sampai 500 meter. Satu hal yang menarik bagi saya secara pribadi, karena saya pikir akan ada perilaku agonostic ketika dua kelompok primata berdekatan, terlebih pada satu spesies yang sama. Namun hal tersebut tidak terjadi. Dalam kondisi habitat yang tidak cukup luas, kemungkinan homerange kelompok owa saling tumpang tindih.

Owa Jawa (Hylobates moloch)

Dari lokasi ini, kami  kembali ke Obyek Wisata Kali Paingan dimana kami menginap. Tempat wisata satu ini berbasis pada potensi sumber daya alam terutama Sungai Kali Paingan yang di kelola oleh LMDH Kali Paingan dan hutan lindung yang dibawah pengelolaan Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur. Fun rafting, river tubing, jungle tracking serta outbound menjadi andalan obyek daya tarik wisata di kawasan ini. Melalui media wisata tersebut, pengelola Kali Paingan juga ingin memperkenalkan keanekaragaman hayati di sekitar Kali Paingan sekaligus upaya konservasinya. Saat ini, rekan-rekan pengelola Kali Paingan bersama organisasi setempat tengah dalam tahap pembangunan “mini arboretum” untuk konservasi jenis tumbuhan lokal. Dan di akhir pekan itu, SwaraOwa bersama tim pemandu Kali Paingan menyusuri dua jalur yang berbeda untuk mempelajari keberadaan primata di sekitar kawasan.
Hutan habitat Primata endemik Jawa di Linggo Asri


Menyusuri jalan setapak yang biasa dilalui masyarakat setempat, terlihat berbagai bentuk penggunaan lahan. Permukiman baru, bekas permukiman yang harus direlokasi karena bahaya longsor lahan, kebun kopi, sawah, sungai, hutan pinus serta tegakan hutan alam saling berinteraksi lengkap dengan aktivitas manusia di dalamnya. Dalam perjalanan tersebut, akhirnya kami berjumpa dengan Rekrekan yang menjadi target utama survei, juga Owa Jawa. Dua kelompok Rekrekan yang kami temui berada sangat dekat dengan lahan yang dikelola oleh warga. Satu kelompok bahkan turun ke sawah bera yang belum sempat digarap pemiliknya. Dalam kondisi hutan yang terfragmentasi, cara itulah yang mereka tempuh untuk menyikapi perubahan lingkungan yang terjadi.

"Wawa dan Lulu" sendang mengamati Owa jawa. "Primatewatching"

Memang waktu itu terlalu singkat untuk mengenal dan mempelajari biodiversitas kawasan Kali Paingan. Meskipun demikian kami cukup beruntung karena dalam waktu singkat kami sudah dipertemukan dengan dua spesies primata endemik Jawa. Dua primata dalam status konservasi Endangered yang masih bertahan pada kantong-kantong habitat hutan pegunungan di Jawa. Kami juga beruntung karena pada survei ini kami mendapatkan sahabat dan pegiat konservasi di habitat asli primata endemi Jawa. Mereka dengan semangat belajar  dan berupaya melestarikan alam sekitar, dan menambah semangat kami untuk terus mengarusutamakan upaya pelestarian  primata dan hutan sebagai habitat alaminya. Mereka adalah tim pemandu LMDH Kali Paingan, terimakasih “Wawa, Lulu, Rekkan, dan Monyi”.