Monday, July 15, 2019

Seri Diskusi Konservasi 3 #Avitourism

foto bersama peserta dan pembicara seri diskusi 


Sokokembang, 6 Juli 2019. Menghadirkan 2 pembicara yang merupakan pelaku dalam industri wisata minat khusus pengamatan burung di Indonesia, Seri diskusi konservasi yang ke-3 telah sukses dilaksanakan. Peserta yang hadir juga tidak hanya dari sekitar Pekalongan juga dari ada beberapa peserta dari luar kota pekalongan, mahasiswa, masyarakat umum, Perhutani, dan perwakilan dari LMDH, Perangkat Desa Mesoyi , Desa Kayupuring dan Desa Tlogohendro.

Seperti biasanya acara yang di kemas dengan obrolan santai di pandu oleh tim SwaraOwa, yang sengaja mendatangkan narasumber untuk mewacanakan dan mengarus utamakan kegiatan wisata minat khusus di antara wisata-wisata massal yang telah dan sedang berkembang di wilayah kabupaten Pekalongan, khususnya di Petungkriyono.
Imam (Loontour

Imam Taufiqurrahman ornithologist dari kota Gudeg, dan juga sebagai  pelaku operator birding tour Lootour, mengawali dengan pengertian Avitourism itu sendiri, yaitu merupakan bagian dari kegiatan wisata alam yang fokus pada aktifitas mengamati burung liar, bentuk aktifitasnya bisa berupa  pengamatan burung ( birdwatching),  mengunjungi bird fair,(yaitu pameran tetang kegiatan biridwatching di seluruh dunia), ikut dalam kegiatan pengamatan yang di selenggarakan oleh birowisata, dan fotografi burung. Kesemua aktivitas ini dilakukan dengan prinsip bertanggunjawab, mengedepankan perlindungan lingkungan, dan meningkatkan kehidupan masyarakat setempat.
Peminat wisata minat khusus ini menurut Imam juga mempunyai karakter tersendiri,seperti ketertarikan yang tinggi terhadap burung di habitat asli, kalangan terpelajar, melakukan perjalanan dalam kelompok kecil dan mampu secara finansial.

Potensi Indonesia, sebagai negara yang memiliki keanekaragaman yang tinggi, jenis-jenis endemic dan keragaman landscape dan budaya memilik potensi untuk di terapkannya wisata minat khusus pengamatan burung. Namun ancaman wisata ini telah, dan sedang terjadi perburuan burung, kerusakan habitat, dan wisata yang tidak berwawasan lingkungan mengakibatkan burung-burung  di alam sebagai atraksi wisata juga hilang.

Sebagai tour operator yang dirintis  sejak tahun 2009, Loontour birding nya mas Imam banyak melakukan kegiatan membawa wisatawan pengamat burung di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Seperti tour operator lainnya pelayanan terhadap wisatawan ini memang harus mendapat perhatian serius, selain membantu wisatawan  mengamati burung. Wisatawan dari Amerika dan Eropa masih menjadi konsumen terbanyak dari birding tournya mas Imam.
Kukuh ( Birdpacker)

Pembicara kedua Waskito Kukuh Wibowo, yang juga sudah beberapa kali mengunjungi habitat Owa di Petungkriyono ini, tentu saya kedatangan sebelumnya juga untuk birding. Kebetulan juga mas Kukuh ini sama dengan mas Imam mengawali kegiatan birding nya juga dari almamater yang sama di Yogyakarta, kemudian dengan Birdpacker yang berbasis di Malang, Jawa Timur, mengembangkan usaha guiding pengamatan burung. Yang awalnya hanya sebatas hobi namun sekarang menjadi pekerjaan yang memberi banyak pengalaman, teman dan tentunya penghasilan.

Yang harus menjadi perhatian dan menjadi tantang dalam bisnis ekowisata ini  menurut mas Kukuh di antaranya adalah : laju kehancuran dan kepunahan burung-burung di alam, ketrampilan bahasa inggris, karena target pasarnya adalah orang luar negri, hospitality dan standar operational prosedur dari mitra/tour operator lokal, persaingan dengan tour operator dari luar negeri, penetrasi pasar, dan peralatan yang kurang memadai. 

Dengan jumlah species burung di Indonesia kurang lebih 1777 species 1 dan kurang lebih 430 nya adalah endemik, potensi yang belum tergarap optimal oleh sektor wisata saat ini, di Amerika industri wisata minat khusus ini sudah bisa menghasilkan 32 Miliar Dollar, dalam setahun, , menurut mas Kukuh. Birdwatching tours merupakan salah satu alternatif untuk menekan dampak eksploitasi burung di alam, dan menjadi solusi kompromi antara ekonomi dan ekologi yang sering kali berseteru satu sama lain.

Daftar pustaka :