logo kongres IPS |
Acara kongres IPS (International Primatological Society)di Chicago menjadi kesempatan kita
dari project “Kopi dan konservasi primata” untuk membawa pesan pelestarian Owa
jawa ke komunitas internasional (baca disini tulisan sebelumnya). Presentasi di hadapan peserta kongres telah di
sampaikan pada tanggal 23 Agustus 2016, dalam symposium Community Conservation
of Primate. Baca disini abstract presentasi kami, yang berjudul "Caffeinated Conservation : an outlook for gibbon of Java"
Kongres yang berlangsung 6 hari mulai tanggal 21-26
Agustus, salah satu pesan pelestarian primata yang kami ikuti adalah dengan
turut berpartisipasi dalam silent auction, acara lelang produk-produk dari
habitat primata atau pun dari proyek kegiatan penelitian primata untuk di
donasikan kepada konservasi primata yang di kelola oleh IPS. Kami membawa
produk special yang kami kemas untuk menyampaikan pesan pelestarian Owa jawa,
kopi Arabica dan Robusta dari habitat Owa di petungkriyono Pekalongan, dan juga
t-shirt official project kopi dan konservasi primata.
Hingga hari kelima ternyata smua produk kita mendapat
apresiasi yang banyak, lelang kita mulai dengan harga 10USD, hingga hari kelima
ternyata sampai 25 USD.
suasana lelang untuk donasi konservasi |
Kongress primata tahun 2016, ada banyak presentasi dari
Indonesia tentang penelitian dan kegiatan konservasi, namun masih banyak di
dominasi peneliti asing, dan perwakilan dari Indonesia dalam acara ini ada 5 orang, yaitu Bapak Jamartin Sihite mewakili project orangutan Kalimantan, Bapak
Made Wedana dari proyek rehabilitisi primata Jawa, mbak Yeni Saraswati dari
Orangutan Sumatra, mbak Dwi Yandhi dari proyek Macaca Nigra dan saya sendiri
mewakili SwaraOwa.
Perwakilan Indonesia di IPS kongress |
Mendengar pengalaman lapangan dari berbabagi negara yang
mempunyai primata sudah tentu memberikan tambahan informasi dan berbagi solusi
yang di hadapi untuk pelestarian primata dan habitatnya. Kongres primata ini
menjadi acara 2 tahunan para pegiat dan peneliti primata untuk berbagi kisah
lapangan, dan kegiatan konservasi primata. Beberapa di antaranya yang sangat
menarik adalah kisah dari cina dan madagaskar yang memodifikasi camera trap
yang bisa bertahan hingga 1 setengah tahun, tanpa mengganti batrey. Kisah
pejuang primata dari Nepal,yang tanpa henti berkunjung ke sekolah-sekolah untuk
mengenalkan primata endemik Nepal, dan masih banyak lagi kisah keberhasilan penelitian dan kegiatan konservasi primata dari berbagai habitat primata di dunia. (bersambung).
bersama pegiat primata dari Jepang, Benin, dan Nepal |
No comments:
Post a Comment