Saturday, December 6, 2025

Titian Lestari: Koridor Kehidupan Untuk Owa Jawa

 oleh : Sidiq Harjanto

tari kreasi baru dari Mendolo " Jingkrak Sundhang" di pentaskan dalam acara peresmian program  "Titian Lestari"

Pada Sabtu, 29 November 2025 telah dilaksanakan Kick Off Program Konservasi Fauna "Titian Lestari: Koridor Kehidupan Untuk Owa Jawa". Program ini merupakan kolaborasi antara SwaraOwa dengan Yayasan Astra Honda Motor (AHM) dan Affiliated Company AHM. Program “Titian Lestari” dihadirkan sebagai upaya komprehensif dan multidimensinal untuk merajut kembali keterhubungan hutan, hati, pikiran, dan harapan keharmonisan manusia dan alam. Target utama program ini adalah pelestarian owa jawa di Kawasan Hutan Petungkriyono-Lebakbarang.

Program ini didesain dengan mengintegrasikan berbagai aspek –konektivitas hutan, kesadaran masyarakat, dan partisipasi parapihak; dengan kesadaran bahwa upaya mewujudkan kelestarian alam membutuhkan pendekatan yang holistik. Program berbasis “Tiga Titian” –tiga jembatan penghubung strategis. Titian Alam, berupa aksi nyata merawat konektivitas fisik hutan melalui penanaman pohon. Titian Pengetahuan, membangun koneksi antara manusia dengan alam, dalam hal ini owa jawa dan hutan habitatnya melalui edukasi dan penyadaran. Titian Peran, membangun jembatan peran dan partisipasi masyarakat, khususnya bagi kaum perempuan.

Acara Kick Off yang digelar di Dusun Sawahan, Desa Mendolo, Kecamatan Lebakbarang ditandai dengan serah terima pohon secara simbolis dari Ketua Yayasan AHM, Bapak Ahmad Muhibbuddin kepada Yayasan SwaraOwa, yang diwakili Sidiq Harjanto selaku koordinaror program Titian Lestari. Turut hadir menyaksikan, antara lain: Ibu Sri Handayani selaku Camat Lebakbarang beserta Muspika Lebakbarang, Bapak Kaliri selaku Kepala Desa beserta perangkat Desa Mendolo, Bapak Catur mewakili Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur, utusan dari kantor CDK IV Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah, dan segenap tamu undangan.

peluncuran program Tititan Lestari, penamanan untuk koridor kehidupan

Dalam Kick Off ini juga dilakukan simbolis penanaman berbagai jenis pohon, antara lain: Kayu Sapi (Pometia sp.) Kayu Babi (Crypteronia sp.), Kepayang/kluwek (Pangium edule), Aren (Arenga pinnata), Rau (Dracontomelon dao), dan Sentul (Sandoricum koetjape). Jenis-jenis pohon ini yang nantinya akan dibibitkan dan ditanam di area-area habitat penting owa jawa. Sebagian jenis pohon adalah potensial pakan bagi owa jawa, sebagian lainnya memiliki nilai penting dalam konservasi air, dan sebagian lagi memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.

Titian Lestari diharapkan membawa dampak positif sebagai berikut: Pertama, terpeliharanya koridor habitat yang mendukung pergerakan dan regenerasi owa jawa. Sebagai satwa arboreal, owa jawa bergantung pada tajuk pohon yang saling terhubung untuk aktivitas bergerak, mencari makan, dan berkembang biak. Alih fungsi lahan, seperti pertanian monokultur, berisiko menyebabkan fragmentasi habitat bagi owa jawa. Berdasarkan penelitian Widyastuti et al. (2023) menyebutkan ancaman populasi owa jawa muncul karena indikasi fragmentasi di habitat seluas 8,341 ha, di wilayah Petungkriyono-Lebakbarang.

 Melalui program “Titian Alam”, bibit-bibit pohon rencananya ditanam pada sempadan dan daerah aliran sungai (DAS) Wisnu & Sengkarang untuk menjadi koridor hutan di masa depan, sekaligus untuk konservasi air dan tanah. Dengan model agroforestri yang diperkaya, aneka bibit buah hutan juga ditanam di lahan-lahan garapan guna meningkatkan ketersediaan pohon pakan bagi owa jawa.

simbolis acara penanaman bersama

 Kedua, meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat umum dalam konservasi. Owa jawa dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita, karena bersifat monogami atau setia pada satu pasangan, dan protektif terhadap keluarga. Aspek-aspek kehidupan owa jawa ini selaras dengan nilai-nilai masyarakat yang kita pegang, dan perilaku bersuaranya mengajarkan bentuk komunikasi yang efektif.

 Dibingkai dalam “Titian Pengetahuan”, edukasi dan kampanye konservasi, terutama kepada generasi muda di sekitar habitat owa jawa akan dilakukan menggunakan metode-metode kreatif dan menyentuh sisi emosi. Salah satunya melalui media seni, seperti tari Jingkrak Sundang karya Bapak Sujono seniman multitalenta dari Keron, Magelang. Tari ini menggambarkan kemarahan dan keputusasaan satwa liar yang kehilangan habitat, diharapkan membangkitkan empati para penari maupun audiensnya.

 Ketiga, tersedia ruang partisipasi bagi kaum perempuan pada konservasi. Skema pelestarian hutan perlu membumi dan menjangkau berbagai kalangan. Salah satu kelompok yang perlu diberi ruang adalah kaum perempuan. Kepentingan mereka terhadap hutan bisa dilihat dari akses kepada pangan lokal dan obat-obatan alami. Perempuan umumnya juga pembuat keputusan dalam hal konsumsi rumah tangga, terutama pangan, yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi hutan.

 “Titian Peran” mengajak partisipasi kaum perempuan untuk memperkaya perspektif konservasi dalam keputusan-keputusan sehari-hari (misalnya, memilih produk yang ramah lingkungan atau bijak dalam penggunaan kayu bakar) sehingga dapat memberikan kontribusi dalam mengurangi tekanan pada habitat Owa Jawa. Membuka peluang ekonomi berkelanjutan seperti pengembangan produk hasil hutan bukan kayu juga akan menjadi fokus utama program ini.

 Atas terlaksananya Kick Off Program Konservasi Titian Lestari ini, kami ucapkan terima kasih kepada mitra/kolaborator: Yayasan Astra Honda Motor, PT Musashi Auto Parts Indonesia, PT Astemo Bekasi Manufacturing, PT Yutaka Manufacturing Indonesia, PT Suryaraya Rubberindo Industries. Juga kepada para pihak yang telah turut mendukung kesuksesan acara, antara lain: Muspika Lebakbarang, Pemerintah Desa Mendolo, Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur, CDK IV Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah, Dinas Pertanian Kab Pekalongan, Paguyuban Petani Muda Mendolo, Kelompok Wanita Tani Brayanurip Mendolo, dan segenap masyarakat Desa Mendolo.

No comments:

Post a Comment