Oleh Bagas Adhi Kumoro (kumorobagas@yahoo.co.id)
Anggota KP3 Primata Fakultas Kehutanan UGM
Pelatihan
Metode Survey Primata merupakan acara tahunan yang dilaksanakan oleh Coffee and Primate Conservation Project di wilayah sebaran primata endemik di wilayah Jawa Tengah ,bekerjasama dengan KP3 Primata Forestation UGM yang
ditujukan bagi calon peneliti muda khususnya peneliti primata, dan membagun jaringan pegiat dan pelestari primata
pada umumnya. Sebagai seorang mahasiswa yang tertarik
akan kehidupan primata.
Pelatihan ini diselenggarakan pada tanggal 7 – 9 Oktober 2016 di Dusun
Sokokembang, Desa Kayupuring, Petungkriyono, Pekalongan. Peserta yang hadir
pada pelatihan ini berasal dari berbagai daerah, daerah terdekat berasal dari Pekalongan sendiri,
ada juga yang dari Jakarta, Yogjakarta, Semarang, Purwokerto, dan yang terjauh
berasal dari Pulau Siberut, Mentawai. Peserta
mewakili beberapa kelompok studi di Universitas, Pecinta Alam, Staff Perhutani
KPH Pekalongan Timur dan anggota LMDH di Kabupaten Pekalongan.
Materi
pertama dimulai pukul 20.00 tanggal 7 Oktober 2016 dengan pokok bahasan line transect yang diberikan oleh Mas
Wawan dari SwaraOwa Pada materi pertama ini disambut sangat antusias oleh peserta. Antusias peserta
dibuktikan dari banyaknya pertanyaan kritis yang diajukan, diskusi pun banyak
terjadi dalam ruang materi. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00, diskusi
harus dihentikan karena memasuki waktu istirahat. Pelaksanaan esok hari 8
Oktober 2016 akan banyak berada di lapangan dan itu akan menyita tenaga
sehingga dibutuhkan waktu istirahat yang cukup.
|
Pengenalan metode survey primata line transect dan vocal count-triangulasi |
Pagi
itu pukul 6 matahari sudah menampakkan sinar tetapi ada suasana yang berbeda
dari biasanya. Suasana pagi 8 Oktober 2016 lebih sunyi dari pagi-pagi biasanya.
Kekhasan perilaku bersuara owa jawa yang dikenal sebagai morning call tidak terdengar pagi itu, padahal biasanya suara owa
sudah mulai terdengar sejak pukul 5. Mbak Maida yang dulu pernah melakukan
penelitian tentang karakteristik suara owa jawa menduga pagi itu owa belum
bersuara karena semalaman hujan.
Suara
owa yang belum terdengar tidak mematahkan semangat kami untuk menuju ke
lapangan dan mempraktikan materi semalam. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok
untuk menuju ke lokasi yang telah ditentukan
untuk mempraktekan metode line transect. Saat
perjalanan menuju lokasi, suara owa jawa mulai
terdengar. Dari praktek metode line transect yang dilakukan,
mendapatkan hasil owa jawa, monyet ekor panjang, dan lutung
jawa.
|
peserta menerapkan langsung di lapangan metode survey primata |
Setelah
mencoba metode line transect
pelatihan dilanjutkan dengan menganalisis hasil. Analisis hasil ini merupakan
akhir dari materi pertama, kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan materi
mengenai vocal count yang diberikan
oleh Mbak Salma (mahasiswa Biologi UGM yang pernah melakukan penelitian
menghitung populasi owa jawa menggunakan metode vocal count) dan Mbak Maida (mahasiswa Biologi UNJ yang pernah
melakukan penelitian tentang karakteristik suara owa jawa). Metode vocal count adalah metode penaksiran
populasi berdasarkan suara satwa, metode ini cocok dilakukan untuk menghitung
populasi satwa yang memiliki perilaku bersuara. Mbak Maida mengatakan bahwa tiap
individu owa jawa memiliki karakteristik suara yang berbeda sehingga tiap
kelompok dapat diidentifikasi tanpa melihat secara langsung. Materi vocal count dipraktekan di lapangan pagi
tanggal 9
Oktober 2016.
|
Analisis data setelah dari lapangan |
Sekitar
pukul 5 sore kegiatan dilanjutkan dengan sharing
penelitian mengenai rekrekan (Presbytis comata)
di sekitar lereng Gunung Merbabu oleh Mbak Kasih Putri. Sharing ini berkaitan dengan primata yang berada di hutan sekitar
Dusun Sokokembang, primata yang ada yaitu owa jawa, rekrekan, lutung jawa,
monyet ekor panjang, dan kukang jawa. Mbak Kasih Putri mengatakan bahwa
rekrekan di sekitar lereng Gunung Merbabu belum banyak diteliti.
Materi
ketiga dilaksanakan malam hari bersama dengan Mbak Winar dari KukangID tentang metode
pengamatan satwa nokturnal, khususnya kukang jawa. Mbak Winar menjelaskan bahwa
mata satwa nokturnal akan memantulkan cahaya lampu sehingga memberikan pantulan
warna yang berbeda-beda tiap satwa. Malam itu memang terasa melelahkan karena
pagi tadi telah melakukan perjalanan yang cukup lama tetapi ketika peserta
diajak untuk mempraktekan metode ini menjadi bersemangat kembali. Setelah
pengamatan diakhiri dengan melaporkan satwa nokturnal apa saja yang ditemukan.
Materi ketiga ini menjadi penutup pelatihan metode survey primata hari kedua.
|
Owajawa yang teramati ketika pelatihan |
Hari
ketiga 9 Oktober 2016 saatnya peserta mempraktekan metode vocal count. Peserta
dibagi menjadi 3 kelompok dan menuju ke lokasi masing-masing sejak pukul 6
pagi. Peserta berusaha tiba di lokasi sebelum owa jawa
melakukan morning call. Syarat
pemilihan lokasi untuk mendengarkan suara yaitu jauh dari gangguan suara lain
seperti suara sungai dan kendaraan agar suara owa terdengar jelas. Selama
perjalanan menuju ke lokasi yang jauh dari gangguan suara, owa jawa sudah mulai
bersuara, pagi ini suara owa lebih banyak terdengar dibandingkan hari sebelumnya.
Sesampainya di lokasi yang perlu dilakukan hanya fokus mendengarkan suara owa
jawa kemudian memperkirakan arah datangnya suara owa dan jarak owa yang
bersuara serta berkoordinasi dengan kelompok lain apakah mendengar suara yang
sama. Metode ini dipraktekan
sampai pukul 9.
Setelah
mempraktekan metode di lapangan langkah selanjutnya menganalisis data yang
telah didapatkan, analisis data ini dipandu oleh Mas Wawan dan Mbak Salma. Analisis
dilakukan dengan menggabungkan semua data arah owa jawa bersuara dari 3 lokasi
pengamatan berbeda dan dicari titik perpotongannya. Titik perpotongan itu
diasumsikan sebagai lokasi owa jawa yang bersuara. Analisis data vocal count menjadi acara penutup
kegiatan Pelatihan Metode Survey Primata. Waktu yang cukup padat untuk
mempelajari 3 metode survey primata. Ucapan
terimakasih untuk semua pihak yang terlibat, warga Sokokembang, LMDH desa Kayupuring,
para sponsor Fortwayne Children’s Zoo, Ostrava Zoo, Wildlife Reserve Singapore , kopi Owa
Sokokembang dan SwaraOwa.
|
Foto bersama seluruh peserta |