Acara 2 tahunan, Kongress Primata Dunia-International
Primatological Society yang ke-27, sebagai tuan rumah adalah GRASP-UNEP,Afrikan
Wildlife Foundation, Colobus
Conservation, Institute for Primate Research,
yang menggunakan tempat kantor PBB UNEP, Nairobi Kenya, tanggal 19-25 Agustus 2018 . Menurut
laporan panitia tercatat lebih dari 800 peserta terdaftar di kongress ini
mewakili dari 63 Negara.
Pembukaan acara Kongress |
Setelah acara di buka, ada 9 paralel tema symposium yang di
sediakan oleh panitia, berdasarkan abstract yang masuk. Dan masing-masing
symposium ini ada ketua sesinya, yang mengatur presentasi-presentasi peserta
dalam alokasi waktu 15 menit, ada 8-15 presentasi yang berbeda.
Presentasi-presentasi inilah kesempatan peserta saling belajar,ber
interaksi tentang topik yang
disampaikan. Kesempatan diskusi dan membangun inisiasi kolaborasi juga sangat
terbuka. Selain juga disediakan poster sesi, presentasi poster yang di pasang
di lokasi khusus untuk peserta lebih berinteraksi dengan penyaji atau peneliti.
Fotobersama peserta symposium Owa (Foto oleh Susan Cheyne-IUCN SSA) |
Swaraowa, di acara ini membawakan presentasi oral tentang
kegiatan konservasi Owa di Kepulauan Mentawai. Berjudul “Calling from the wild
: Mentawai Gibbon Conservation Fieldwork” (baca
abstract disini ) , bergabung dalam symposium di hari kelima, Kamis, tanggal 23 Agustus 2018 berjudul “
The State of the Gibbon : Updates on Small Ape Conservation and Research”,
sebagai ketua sesinya adalah Profesor Helen Chatterjee, dari Universitas
Colleage London, dan DR.Susan Cheyne ketua IUCN Gibbon Specialist Group.
Perwakilan dari sebaran jenis-jenis Owa di dunia ada di symposium ini, China,
India, Thailand, Indonesia, Vietnam topik juga beragam dari penelitian
perilaku, genetika, ekologi, dan konservasi. Di Simposium ini menjadi media
untuk meluncurkan website IUCN Gibbon Specialist
Group dan mensosialisasikan acara International Gibbon Day pada tanggal 24
Oktorber 2018. (bersambung).