Halo, perkenalkan saya Fadhil
mahasiswa tingkat akhir departemen Biologi Universitas Diponegoro, Semarang,
penikmat masakan ibu dan saya suka berkegiatan di alam.
Menjelang akhir tahun 2017,
pergolakan dalam hati saya semakin menuju titik puncaknya, ketika teman
seangkatan sebagian besar sudah memiliki konsep yang akan mereka bawa untuk
tugas akhirnya. namun saya, jangankan konsep topik saja saya tidak punya,
karena ilmu biologi murni itu sangat luas.
Saya baru ingat, sebelumnya saya
sempat mengikuti kegiatan pelatihan dan pengamatan Owa Jawa di Petungkriyono, yang di selenggarakan oleh Swaraowa tahun lalu, saya
sadar begitu kayanya Indonesia dengan banyak spesies primata endemik yang
mendiami bumi pertiwi. Kecintaan akan primata semakin bertumbuh, saya kemudian
memutuskan mewujudkannya dalam topik tugas akhir yang menghantarkan saya jauh
ke pedalaman hutan tropis sungai Kali Paingan, di Desa Linggo Asri, Kecamatan
Kajen, Kabupaten Pekalongan.
Jalur Jurang Jero, Kalipaingan |
Secara topografi, sungai yang berada
2 kilometer dari objek wisata Linggo Asri ini dikelilingi oleh perbukitan hutan
tropis yang lebat. Kawasan hutan lindung ini dikelola oleh Perhutani dan
sebagian lainnya digarap sebagai perkebunan dan pertanian oleh warga. Aktivitas
pariwisata menjadi primadona disini, LMDH Kali Paingan sebagai pengelola
menyediakan beragam fasilitas wisata seperti outbond, fun rafting, river tubbing, serta jungle tracking. Selain itu fasilitas
penunjang berupa mushalla, aula, makanan & minuman, perpustakaan dan toilet.
Semuanya lengkap dan terangkum menempatkan sungai Kali Paingan menjadi
porosnya.
Dalam penelitian ini saya berusaha untuk
mengetahui berapa populasi Owa jawa yang mendiami hutan lindung kali paingan
dengan menggunakan metode jalur “line
transect”. Jalur yang saya gunakan berupa jalan setapak dengan 2 jalur
berbeda yakni jalur kali wadas mewakili sisi timur dan jalur jurang jero yang
mewakili sisi barat kali paingan. Pada bulan april lalu saya menetap dan
tinggal bersama kru “Kali Paingan Adventure”
selama hampir 1 bulan. Sepuluh hari bersih digunakan untuk pengamatan,
masing 5 hari pada pada dua jalur berbeda.
Pengamatan pertama jalur Kali wadas.
Nama jalur ini diambil dari nama anak sungai Kali Paingan. Jarak yang harus ditempuh
adalah sekitar 4 km dari pemukiman warga terdekat. Jarak yang lumayan jauh dan
medan yang cukup sulit menguji ketahanan fisik saya. Untuk mendapatkan hasil
yang maksimal saya mensiasati untuk memulai aktivitas pengamatan lebih pagi
sekitar jam 05.30 WIB. Hari pertama membuahkan hasil, setelah perjalanan dan beberapa
jam penantian, akhirnya terpantau 2 individu jantan dan betina yang sedang
bergelantungan pada pohon Pukuran (Ficus sinuata).
Saya rasa ini merupakan pasangan muda karena sekilas perawakan tubuhnya tidak
terlalu besar untuk sekelas owa jawa dewasa. Keesokan harinya saya kembali
lagi, dengan kondisi hari yang masih pagi buta saya mempercepat gerak langkah
agar tidak kehilangan momentum sedikitpun. Ketika hampir sampai pada pos pengamatan,
tiba – tiba terdengar suara gemuruh pada pohon, saya berusaha agar tetap tenang
dan mengamati kondisi sekitar, dugaan saya benar. Terdapat 2 individu dewasa
dan 1 individu muda sedang melakukan akrobatik berpindah dari satu pohon menuju
pohon Benda (Artocarpus elasticus
(Blume)).
Habitat Owa Jawa di Kalipaingan |
Pada ujung jalur ini terdapat lahan pertanian
warga dan juga sebuah gubuk petani yang saya gunakan untuk beristirahat dan
mengamati owa jawa dan primata lain karena lokasinya yang cukup strategis.
Selain Owa jawa, beberapa primata endemik seperti rekrekan dan lutung juga
dijumpai disini. Pada jalur ini vegetasi bambu (Bambusa
vulgaris), beberapa pohon pakan lainnya seperti pohon Benda (Artocarpus elasticus (Blume)) dan pohon pukuran (Ficus sinuata ) adalah yang mendominasi sehingga jalur ini
memang habitat yang cocok untuk primata melangsungkan hidupnya. Pengamatan
tetap dilanjutkan hingga hari kelima, namun tidak ada tanda – tanda kehadiran
kembali owa jawa.
Peta lokasi penelitian di Kalipaingan |
Pengamatan kedua di jalur Jurang
Jero. Seperti namanya, jalur ini berada diatas jurang yang terhubung dengan
sungai kali paingan di bawahnya. Jarak yang ditempuh cukup singkat di banding
jalur kali wadas yakni sekitar 2 km namun harus melewati jalan setapak yang menanjak.
Pengamatan hari pertama saya menemukan 3 individu, 2 individu dewasa dan 1
individu muda. Kelompok ini sedang melakukan brakhiasi pada percabangan pohon buluh (Urostigma glaberrimum (Blume)). Hari kedua tidak membuahkan hasil,
namun keesokan harinya, ada yang membuat saya terkagum – kagum. Saya menemukan
1 kelompok owa jawa yang lengkap, terdapat 4 individu, dua diantaranya pasangan
induk dan dua lainnya adalah satu juvenile
dan 1 bayi (infant) yang masing dalam
gendongan induknya.
Dari keseluruhan data yang telah
diperoleh, saya berhasil menemukan 4 kelompok Owa jawa dengan ukuran beragam. Komposisi 2 pasangan
induk dan 1 anak menjadi ukuran kelompok tertinggi yang dapat dijumpai pada dua
jalur. Vegetasi kedua jalur sangat mendukung
kehidupan owa jawa maupun primata yang lain. Pohon pakan favorit seperti pohon Benda, rumpun Bambu, pohon buluh dan pohon Pukuran
tersedia pada dua jalur ini.
bersama crew Kalipaingan |
Saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada Swaraowa yang sudah mendukung kegiatan penelitian ini, tak lupa juga
kepada seluruh kru “Kali Paingan Adventure” terutama mas Sidik yang telah
mendukung dan memfasilitasi kegiatan pengamatan selama di lapangan. Sungguh
pengalaman yang tak terlupakan menjadi salah satu bagian dari agen konservasi
owa jawa. Semoga penelitian dapat bermanfaat bagi kita semua.
Panjang umur konservasi!
Penulis :
M. Fadhil Randa Putra
randa_fadhil@yahoo.com