Foto bersama seluruh Peserta |
Habitat Owa jawa , hutan Sokokembang minggu ini menerima
tamu-tamu istimewa, anak-anak muda yang
begitu antusiast untuk datang, belajar, berbagi pengalaman dan berjejaring
untuk pelestarian primata di habitat aslinya . Pelatihan metode survey primata
yang ke-5, dilaksanakan tanggal 13-15 Oktober 2017. Kegiatan yang menjadi agenda
tahunan yang telah dilakukan sejak tahun 2013. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
mendorong munculnya peneliti primata atau pegiat konservasi primata dari generasi muda, Meningkatkan
kemampuan teknis dan pengetahuan tentang primata, dan mendorong munculnya jejaring peneliti
atau pegiat konservasi primata di wilayah habitat asli primata yang terancam
punah.
acara bertempat di Pendopo Kopi Owa |
Bertempat di rumah Kopi Owa di dusun Sokokembang,
Kayupuring, Kecamatan Petungkriono , secara khusus 22 peserta di berbagai
institusi mewakili organisasi mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat, kelompok
pecinta alam, dan perwakilan dari BKSDA dan Perhutani di wilayah Jawa Tengah
dan DI Yogyakarta, hadir untuk mengkuti rangkaian acara Pelatihan Metode Survey
Primata 2017.
Pengamatan langsung di hutan |
Selama 3 hari peserta di kenalkan dengan dasar-dasar teknik
survey primata, yang diperkenalkan oleh tim SwaraOwa, tidak hanya dasar teori
tapi juga langsung praktek di lapangan. Ada dua metode dasar yang di
perkenalkan untuk survey primata, yaitu line
transect dan metode vocal
count-triangulation yang khusus di gunakan untuk estimasi populasi Owa
Jawa. Dasar teori di berikan di awal acara dan kemudian esok harinya di
praktekkan secara langsung di lapangan, termasuk bagaimana menganalisis data
yang di peroleh.
Metode line transect diterapkan untuk
mengestimasi populasi primata secara
langsung, dengan menggunakan jalur-jalur monitoring yang telah di persiapkan.
Metode suara atau vocal count-triangulasi diterapkan berdasar Listening post (LPS) yang juga telah di
persiapkan.
Jalur transek yang telah disiapkan |
peserta di bagi dalam kelompok kecil untuk data collecting |
Dalam kegiatan ini juga turut kita undang 3 pembicara yang
berbagi pengalaman tentang penelitian dan konservasi Primata di tempat lain. Rahayu
Octaviani dari Pusat penelitian dan konservasi Owa jawa di Gunung Halimun
Salak, berkisah tentang kegiatan penelitian perilaku dan upaya pelestarian Owa
Jawa. Penelitian sejak tahun 2007 di wilayah hutan Citalahab memberikan
gambaran yang jelas tentang perkembangan perilaku dan populasi Owa jawa.
Rahayu Octaviani presentasi tentang Owa Jawa di Citalahab |
Pembicara kedua yang kita datangkan di acara pelatihan ini
adalah Nur Aolia coordinator program rehabilitasi Orangutan Yayasan Jejak
Pulang, Kalimantan Timur. Aolia memaparkan ancaman kepunahan orangutan akibat
hilangnya hutan dan perburuan. Banyak orangutan kemudian di”manusiakan”.
Kegiatan rehabilitiasi yang mencoba menghutankan kembali orangutan, menjadi
pengalaman yang berbeda bagi peserta.
Aolia presentasi tentang Orangutan |
Ada satu pembicara yang di undang di acara ini adalah Andie Ang dari Singapura yang menceritakan pengalamannya membangun upaya
konservasi dan penelitian monyet daun singapura (Raffless banded langur)-Presbytis femoralis. Penelitian DNA untuk pelestarian primata di Singapura menjadi
contoh yang menarik untuk melestarikan primata dengan melibatkan teknologi dan
ilmu pengetahuan modern. Kegiatan citizen science yang di inisiasi untuk warga singapura
memberikan hasil positif untuk meningkatkan kesadaran konservasi untuk primata
yang terancam punah di Singapura.
Andie Ang dengan Raffles Banded Langur |
Acara ini terselenggara melalui kegiatan "Kopi dan Konservasi Primata 2017, atas kerjasama dengan Kelompok Studi dan Pemerhati Primata Fakultas Kehutanan UGM di dukung oleh SwaraOwa, Fortwayne children zoo, Ostrava Zoo, dan Wildlife reserve Singapore.
No comments:
Post a Comment