di tulis oleh :
Salmah Widyastuti
Email:
salmah.w@mail.ugm.ac.id
dusun Tlogohendro yang di kelilingi gunung-gunung |
Owa Jawa (Hylobates moloch). Keberadaan populasi Owa Jawa dan kopi owa nya mulai banyak
dikenal eksistensinya di dusun Sokokembang, Petungkriyono, Pekalongan, melalui
berjalannya program Kopi dan Konservasi Primata di dusun tersebut. Bila menelusuri
jalan menanjak menuju dusun Sokokembang, beberapa kali hewan berrambut abu-abu
keperakan ini terlihat beraksi dengan tungkai kuatnya, berayun dari pohon ke
pohon di hutan dataran rendah sepanjang jalan tersebut. Bagi warga Dusun
Sokokembang, nyanyian melengking nan merdu hewan bernama lain Uwa-uwa ini sudah
menjadi backsound hampir di setiap pagi.
Menurut survei yang telah dilakukan, hutan Sokokembang tercatat sebagai lokasi
dengan keberadaan kelompok owa Jawa terbanyak diantara hutan lainnya di Pegunungan
Dieng, yaitu mencapai sekitar 20 kelompok.
Dari
Dusun Sokokembang, kita menyusuri jalan menanjak dan berkelok ke arah Timur selama
kurang lebih 1 jam, hingga tiba di Desa bernama Tlogohendro. Pegunungan ini di
sekitar dusun Tlogohendro ini sudah masuk dalam rangkaian pegunungan Dieng.
Desa Tlogohendro sendiri sudah termasuk dalam dengan ketinggian sekitar 1200–1600
mdpl, dan karena posisi geografis yang
curam dan terjal masih terdapat hutan yang relative baik dan masih berpotensi sebagai habitat berbagai
jenis satwa liar endemic jawa.
view habitat Owa di Gunung Sikacir ds.Tlogohendro |
Bagaimana
dengan owa Jawa? Apakah primata arboreal ini menghuni hutan pegunungan? Berbicara
mengenai populasi owa Jawa yang pernah disurvei di Pegunungan Dieng, keberadaan
kelompok primata ini lebih banyak dijumpai di ketinggian di bawah 1000 mdpl
karena ketersediaan sumber pakannya lebih bervariasi dan melimpah. Data ilmiah mengenai
keberadaan dan populasi owa Jawa di ketinggian
diatas 1200 mdpl masih sangat terbatas. Namun berdasarkan informasi yang
diperoleh dari warga lokal, nyanyian owa dari hutan dataran tinggi ini kerap
terdengar. Primata “pesinden” hutan ini juga
ada di hutan Tlogohendro. Untuk mengetahui besar populasi owa Jawa di
hutan dataran tinggi ini maka perlu dilakukan survei ilmiah yang nantinya akan
melengkapi data penyebaran dan besar populasi owa Jawa, dan tentu saja melengkapi
informasi ilmiah untuk pelestarian Owa di Indonesia.
Saya
bersama tim Coffee and Primate Conservation Project-SwaraOwa, dibantu oleh
teman-teman Matalabiogama Fakultas Biologi UGM dan di dampingi warga Tlogohendro, berkesempatan untuk melakukan
survei mengenai Populasi owa Jawa di Hutan Tlogohendro sebagai salah satu tahap
dalam upaya pelestarian owa Jawa dan habitatnya. Survei ini mulai diinisiasi
pada awal tahun 2016 dan masih terus berlangsung, dan rencananya akan mencakup
beberapa wilayah hutan di Pegunungan Dieng.
Dalam
survei ini kami menggunakan metode vocal
count atau triangulasi untuk mengetahui sebaran dan jumlah kelompok Owa. Untuk
metode vocal count ini kami hanya perlu stand
by di lokasi-lokasi yang dipilih sebagai listening posts dalam waktu bersamaan untuk mencatat bila terdengar
nyanyian owa Jawa betina. Dari pencatatan waktu bersuara, arah sumber suara (diukur
menggunakan kompas dalam sudut), dan jarak sumber suara dari pendengar, akan diperoleh
informasi posisi dan jumlah kelompok owa di area sekitar listening posts. Dalam survei kali ini kami menggunakan tiga listening posts dengan jarak minimum
antar post yaitu 300 m yang ditempatkan di area yang cukup tinggi, terbuka, dan
tidak ada gangguan suara lain. Metode ini digunakan berdasarkan pola vokalisasi
khas yang dimiliki oleh owa Jawa. Sinyal berupa nyanyian dengan great call yang hanya dikeluarkan oleh
owa betina dewasa setiap pagi berfungsi sebagai penanda daerah teritorial
kelompoknya terhadap kelompok lain. Sementara ini diperkirakan hanya ada
sekitar empat kelompok owa Jawa di hutan ini. Tahap selanjutnya akan dilakukan
pengamatan langsung untuk mengetahui jumlah individu rata-rata dalam satu
kelompok owa Jawa di hutan ini, sehingga nantinya dapat diketahui berapa
individu owa Jawa yang bertahan di hutan dataran tinggi ini.
Wahh..canggih juga ya..bagi saya yang awam. Ini luar biasa
ReplyDelete