Showing posts with label siregol. Show all posts
Showing posts with label siregol. Show all posts

Wednesday, November 1, 2023

Hari Owa 2023 : Camping Owa di Siregol, Kramat, Purbalingga

oleh : Arif Setiawan
camping ground Ds. Kramat

Tanggal 24 October setiap tahun diperingati sebagai hari owa internasional, sebagai bentuk campanye untuk pelestarian Owa di Indonesia. Swaraowa sejak 3 tahun yang lalu menggunakan momentum hari owa sedunia ini untuk mempromosikan kegiatan yang fun untuk mengenal owa, dan habitat aslinya melalui  pengamatan owa “gibbon watching” atau “gibbonning”.

Seperti kegiatan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2023 ini SwaraOwa berkolaborasi dengan KP3 Primata, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada mengadakan perayaan Hari owa ini dengan tema “gibbon camp”. Kamping untuk Owa, kurang lebih seperti itu tujuan acara ini. Konsep acara yang di kemas secara santai namun juga untuk mengumpulkan informasi terkait owa dan habitat aslinya, dan Masyarakat yang terlibat langsung dalam upaya pelestariannya. Tujuan kami Gibbon camp 2023 ini adalah Desa Kramat, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga. Lokasi ini pernah kami survey pertamakali ke wilayah ini pada expedisi owa jawa tahun  2013. Waktu itu kami mengidentifikasi populasi di pegunungan Siregol -Kramat-Ardilawet ini sup populasi yang terpisah dari 2 populasi owa jawa di jawa Tengah yaitu, Gunung Slamet dan landskap pegunungan Dieng.

foto bersama KP3 Primata, Sigotak dan SwaraOwa

Owa jawa siregol Kramat

Kemudian pada tahun 2016-2017, mas Faiz  ada salah satu warga dari desa Kramat ini, entah darimana bisa nyambung dengan kegiatan swaraowa waktu itu, yaitu ikut acara Pelatihan Metode Survey Primata di Sokokembang, darisinilah terus berkomunikasi dengan mas Faiz dan teman-teman nya di Kramat untuk konservasi owa Jawa, sampai saat ini Sigotak Narasi Konservasi menjadi nama sekaligus branding konservasi untuk desa Kramat.

Pada tahun  sebelumnya swaraowa juga pernah mendukung kegiatan Siregol Primate Watching, dan antusiasme warga terutama pegiat lingkungan di Purbalingga waktu itu cukup positif. Mas Faiz juga mereplikasi keberhasilan kopi owa di Kramat, untuk mempromosikan konservasi owa dan juga kegiatan ekonomi, dengan kopi sigotaknya, tentu saja karakter owa brakiasi ada di kemasannya.

Kopi  Owa Sigotak

Acara gibbon day 2023 tanggal 24-25 October  kembali swaraowa mengunjungi Kramat Siregol untuk setidaknya menguatkan saling mendukung dan mempromosikan konservasi Owa. Teman-teman KP3 primata sebanyak 16 orang ikut bersama memeriahkan acara ini, dan camping 1 malam dan pengamatan ke esokan harinya menjadi acara inti dari gibbon day kali ini. Didampingi oleh tim Sigotak, camping ground yang tersedia di halaman taman Bumdes sKramat sangat nyaman, dengan latar belakang pegununganBeser- Siregol-Kramat-cupu-simembut-ardilawet. Camping ground ini sudah lengkap fasilitasnya, listrik air, masjid, toilet dan ada kantor penjaganya, yang bawa mobil camper/ camper van bisa langsung parkir dan mendirikan tenda. Teman-teman KP3 primata juga membawa tenda masing-masing, makan bisa sekaligus di pesan atau mau masak sendiri juga bisa.

Malam hari tanggal 24 kita sampai di Kramat, langsung kami di sambut oleh mas Faiz di kafe nya, dan dilanjuktan mendirikan tenda saat itu juga kemudian makan malam dan disaambung dengan diskusi tentang persiapan pengamatan besok paginya.

Jam 4.30, suara adzan dari masjid di camping ground membangunkan kami semua, pas sekali sekaligus persiapan pengamatan , dan jam 5.30 oleh teman-teman sigotak, “Coak” mobil pick up sudah stanby membawa kami ke lokasi pengamatan.

Jarak camping ground dan lokasi pengamatan kurang lebih 10 menit naik mobil, ada tanjakan yang cukup curam dan sempit menuju lokasi pengamatan, sangat disarankan menggunakan kendaraan dan driver setempat untuk naik ke lokasi pengamatan Owa, yang berada di tepi tebing curam Sungai Tambra. Jalan ini juga jalan utama menuju desa Sirau, dan kita pernah menyusuri jalan ini hingga ke Watukumpul, dimana ada sub-populasi owa juga di hutan-hutan yang sudah terfragmentasi di pegunungan Tengah antara gunung slamet dan pekalongan ini.

Tebing batu curam dan rapatnya vegetasi di bagian bawah jurang menjadi habitat istimewa pagi owa dan primata lainnya di siregol Kramat, karena tidak ada kemungkinan akses manusia masuk dan mengganggu atau merusak hutan disini. Untuk menemukan Owa atau me motret owa disini disarankan menggunakan alat bantu binokuler atau monokuler, karena jaraknya yang cukup jauh, dan camera dengan tele setidaaknya 600-900 mm, akan sangat membantu mengabadikan gerakan primata atau owa.

Kelompok lutung teramati yang pertama kali, kemudian kelompok Owa. Jarak yang jauh dari pengamat, menjadikan pengamatan disini tidak membuat owa menjadi takut, atau pergi, jadi kalau kita menyiapkan alat pantau jarak jauh sepert camera dengan tele dan tripod sangat menyenangkan melihat perilaku owa disini.


Owa Jawa ( Hylobates moloch) individu yang teramati di siregol

Kemudian kami berjalan mendaki menyusuri jalan siregol ini, kelompo owa yang terlihat sangat jauh, hingga teman-teman yang kurang biasa dengan pengamatan jarak jauh agak kesulitan menemukan owa yang bergerak, ayunan cabang pohon menjadi pemandu untuk menemukan Owa. Satu kelompok yang kami temui terdiri 4 individu dan terlihat menggendong bayi. Agak susah melihat detail apa yang dimakan oleh owa ini, namun setidaknya kami mengidentifikasi jenis-jenis ficus atau beringin buahnya yang dimakan.

Sambil pengamatan tentusaja mendiskusikan apa yang kita lihat bersama,penelitian atau apapun terkait owa disini sangat mungkin di kaji untuk penelitian tugas akhir atau skripsi. Membangun hipotesis-hipotesis pertanyaan-pertanyaan ilimiah, akan lebih mudah jika kita melihat langsung kondisi dilapangan daripada hanya berdasarkan teori-teori di kelas.

Gibbon watching atau gibboning ini juga menjadi sarana promosi wisata minat khusus, dari antusiasme di sosial media story di IG swaraowa mendapatkan impression 5.024, dimana 44% merupakan non followers. Mengenalkan daerah dan juga memperkuat branding konservasi yang sudah di inisiasi oleh Sigotak Narasi Konservasi bahwa kawasan ini merupakan kawasan penting untuk konservasi Owa di Jawa Tengah.






Wednesday, November 29, 2017

Siregol Primate Watching


Kegiatan yang fun namun ada tambahan pengetahuan dan pengalaman konservasi menjadi salah satu strategi untuk melestarikan primata Indonesia. Siregol primate watching, tanggal 25-26 November 2017, sebuah event yang di gagas oleh warga sekitar habitat Owa Desa Kramat, Kecamatan.Karang moncol  dan Perhimpunan Pegiat Alam Ganesha Muda Purbalingga, telah berhasil mengundang setidanya 38 peserta dari berbagai institusi, seperti mahasiswa, kelompok pecinta alam, LSM, dan staff pemerintah.  Tujuan kegiatan ini adalah mengenal primata dan melihat langsung habitat primata di sekitar desa Kramat. Kegiatan ini juga inisiasi awal untuk mengarusutamakan pelestarian primata dan habitatnya untuk melibatkan masyarakat umum.  
Habitat Owa, Siregol


Swaraowa berpartisipasi untuk mendukung kegiatan ini, sebagai  bagian dari salah satu tujuan untuk  melestarikan primata dan habitat aslinya, khususnya Owa jawa dan juga memfasilitasi diskusi dan memandu kegiatan pengamatan primata di bukit Siregol, desa Keramat.  Menjelang malam tanggal 25 November, para peserta mulai berdatangan, sebagai pengantar kegiatan Siregol primate watching ini, Bapak kepala desa Keramat dan wakil dari Perhutani membeirkan sambutan selamat datang kepada para peserta. ( video diskusi siregol primate watching https://www.youtube.com/watch?v=R8A9eYvnvlc) 
foto bersama peserta Siregol Primate Watching. foto oleh : M.Faiz

Selanjutnya, diskusi tentang upaya pelestarian primata di wilayah Jawa Tengah di sampaikan oleh mas Apris dari Biodiversity Society Purwokerto dan mas Agus dari BKSDA Jawa Tengah. Mas apris menceritakan pengalamannya membangun upaya pelestarian satwa langka di sekitar desa Melung lereng selatan Gunung Slamet dan mas Agus dari BKSDA Jawa Tengah, turut berbagi pengalaman tentang peran pemerintah dalam melindungi satwa langka .
Diskusi kelompok Setelah pengamatan. Foto Oleh : M.Faiz

Esok harinya tanggal 26 November, acara pengamatan di mulai pukul 5.30 pagi, langsung menuju lokasi pengamatan di tepi jalan antara dusun Kramat dan dusun Sirau. Bukit Siregol, sangat unik dengan landscape pegunungan karst dan vegetasi alami hutan hujan tropis jawa yang tidak dapat di jangkau namun dapat di nikmati pemandangannya dari jarak tidak terlalu jauh.  Peserta yang berjumlah 38 ditambah dengan panitia di bagi menjadi 3 kelompok, yang berjalan dengan jeda 10 menit menyusuri jalan tepi tebing bukit siregol sejauh kurang lebih 3 km.  Tercatat langsung pagi itu 1 kelompok Owa (Hylobates moloch )yang terdiri dari 3 individu, dan 2 kelompok Lutung ( Trachypithecus auratus) teramati. Binokuler, Monokuler dan kamera tele sangat di butuhkan untuk pengamatan di Siregol, karena jarak yang cukup jauh untuk mata telanjang mengidentifikasi primata yang teramati.

Salah satu kegiatan penutup di acara ini adalah pemberian sertifikat, untuk mengapresiasi peserta yang turut berpartisipasi.  Hal yang sederhana namun sangat berarti bagi mungkin sebagian peserta bahwa pengalaman pengamatan primata ini menjadi hal yang berbeda dan sangat mungkin untuk melakukan lagi kegiatan serupa di tempat lain.

salah satu peserta dengan sertifikat siregol primate watching
Siregol primate watching setidaknya telah memotivasi warga sekitar habitat primata , bahwa wilayah mereka masih mempunyai keunikan yang tidak dimiliki daerah lain, harus dilestarikan,  dan membangun jaringan pegiat konservasi khususnya di wilayah Jawa Tengah. Kelestarian hutan dan nilai penting flora fauna ini juga merupakan identitas daerah yang sangat penting dalam pergaulan global.  Potensi keanekargaman hayati, dengan ke unikannya sudah selayaknya menjadi prioritas dalam pembangunan yang berkelanjutan.