Kukang Jawa (Nycticebus javanicus). foto M.Yoga Saputra |
Perkenalkan saya Muhammad Yoga Saputra, saya mahasiswa
program studi Pengelolaan Hutan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Saya bersama
Ratna Dwi Setyowati melalui program beasiswa SwaraOwa tahun 2024 mendapat
kesempatan penelitian untuk skripsi tentang Kukang Jawa (Nycticebus
javanicus). Kukang jawa merupakan
satu dari tujuh jenis kukang yang hidup dan tersebar di Indonesia. Berdasarkan
International Union of Conservation of Nature Resources (IUCN) Red
List 2021, kukang jawa termasuk ke dalam kategori kritis atau critical
endangered dan juga masuk ke dalam Appendix 1 oleh Conservation on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).
Kami mengamati populasi, persebaran, dan habitat kukang
jawa di Hutan Mendolo, Lebakbarang, Pekalongan. Hutan Mendolo terletak di 4
dusun yaitu Sawahan, Mendolo Kulon, Mendolo Wetan, dan Krandegan. Pengamatan
lapangan telah dilakukan pada minggu kedua-keempat bulan September 2024. Pengamatan
kami tidak sendiri, kami ditemani oleh Paguyuban Petani Muda (PPM) Desa Mendolo
yang senantiasa mendampingi kami dalam pengambilan data. Selama pengamatan,
kami mendapati sebanyak 8 individu kukang jawa yang ada di Hutan Mendolo. Dalam
keempat dusun yang ada di Desa Mendolo hanya Dusun Mendolo Wetan yang tidak
ditemukan spesies kukang jawa. Pengamatan kami dimulai pada jam 19.30 – 24.00. Kami
mengambil pengamatan malam dikarenakan kukang jawa merupakan hewan nokturnal
dan ketika terkena senter maka mata dari kukang jawa mengeluarkan pancaran mata
yang memudahkan mendapat keberadaan kukang jawa dibanding pengamatan siang
hari. Kami menggunakan metode line transect atau transek garis, yang
mana penempatan transek tersebut ditempatkan pada daerah yang diyakini terdapat
keberadaan kukang jawa. Pada saat pengamatan di malam hari juga, kami
mendapatkan beberapa spesies di Hutan Mendolo seperti Trenggiling sunda (Manis
javanica), Rek-rekan (Presbytis fredericae), Babi celeng (Sus
scrofa), Takur tulung-tumpuk (Megalaima javensis), Celepuk jawa (Otus
angelinae), dan Kubung sunda (Galeopterus variegatus). Selain itu,
pada pengamatan siang juga mendapati berbagai jenis spesies seperti Owa jawa (Hylobates
moloch), Elang bido (Spilornis cheela), Elang hitam (Ictinaetus
malaiensis), Cekakak batu (Lacedo pulchella) dan Lutung jawa (Trachypithecus
auratus).
individu kukang di Mendolo. foto M.Yoga Saputra |
Kukang jawa adalah hewan semi soliter . Hal
tersebut dapat dilihat pada pengamatan kami yang hampir seluruh individu kukang
jawa ditemukan hanya sendiri. Akan tetapi, ada salah satu kukang jawa tersebut
ditemukan bersama anaknya. Pengamatan malam hari perlu ketelitian dan kesabaran
karena terkadang kami salah mengidentifikasi ketika ada pancaran mata di pohon
itu bahwa terdapat kukang jawa. Akan
tetapi, pada saat dilihat secara seksama pancaran mata itu bisa berasal dari
luwak, bajing, tupai, maupun dari kubung sunda. Selain mengambil data populasi
dan sebaran kami juga mengambil data habitat kukang jawa di Hutan Mendolo.
Pengambilan
data habitat tersebut dilakukan pada siang hari dengan membuat beberapa plot
untuk mengindentifikasi habitat kukang jawa di Hutan Mendolo. Habitat kukang jawa di Hutan Mendolo umumnya ditemukan
pada tegakan kopi dan durian. Selain itu, kukang jawa dapat ditemukan pada
pohon nangka dan pohon mengandung getah, dikarenakan makanan favorit kukang
jawa merupakan getah yang dihasilkan dari ranting, batang, bunga, maupun dari
daun. Seperti halnya pada tegakan kopi, kami melihat ranting daun kopi yang
muda sering dimakan oleh kukang jawa tersebut.
No comments:
Post a Comment