Oleh : Imam Taufiqurrahman
booth Primavest di ABF 2023 |
Uraian kegiatan
Asian Bird Fair (ABF) 2023 telah terlaksana di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, pada 13-17 Oktober. Ajang tahunan yang berlangsung selama lima hari ini mengusung kegiatan utama berupa pameran bagi pelaku ekowisata burung se-Asia pada 14-15 Oktober.
Di gelaran ABF ke-12 ini, penyelenggara mengusung tema “Burung dan Anak-anak: Bergandengan Tangan”. Datuk Christina Liew, Menteri Wisata, Budaya dan Lingkungan Sabah, hadir dan membuka pameran secara resmi.
Total terdapat 42 stan yang memeriahkan acara di Sabah International Convention Center tersebut. Stan terutama diisi oleh berbagai agen wisata perburungan dari negara-negara di Asia, juga beberapa perwakilan dari Amerika Selatan dan Australia. Selain itu, terdapat pula stan dari produk-produk pendukung dalam industri perburungan, seperti peralatan optik dan kamera.
Primavest turut mengambil bagian dalam pameran dan menjadi satu-satunya stan perwakilan Indonesia. Misi yang dibawa adalah memperkenalkan Primavest sebagai agensi dari SwaraOwa yang menawarkan berbagai produk paket wisata primata dan burung, serta produk-produk dari SwaraOwa dan Owa Coffee.
conservation products at ABF 2023 |
Dalam pameran, berbagai forum dan diskusi, serta aktivitas untuk anak-anak memeriahkan acara. Pembicara kunci yang dihadirkan, yaitu Noah Strycker, penulis buku “Birding Without Borders”. Noah pun membagikan pengalamannya berkeliling dunia untuk melihat sebanyak mungkin jenis burung dalam satu tahun. Ia menjalani ‘big year’, istilah yang lazimnya digunakan untuk kegiatan itu, pada 2015. Dalam perjalanan 365 harinya tersebut, pria asal Amerika itu mampu mencatatkan perjumpaan lebih dari 6.000 jenis burung di 41 negara. Jumlah yang mencakup 58,3% dari total burung dunia saat itu.
field trip ke Kinabalu Park-ABF 2023 |
Sebagai penghujung di rangkaian acara, panitia menyelenggarakan trip pengamatan burung pada 16 Oktober. Trip diawali dari Kinabalu Park, taman nasional yang terletak di kaki G. Kinabalu. Peserta mampu mengamati berbagai jenis burung menarik, seperti luntur kalimantan dan madi-hijau whitehead. Dua jenis endemik Kalimantan tersebut menjadi highlight dan relatif mudah dijumpai.
Lokasi ke-2 berlangsung di komplek resor Shangri-la Rasa Ria. Di lokasi, terdapat berbagai kawasan yang menjadi habitat beragam satwa, mulai dari hutan, pantai, hingga padang rumput. Kawasan tersebut mampu dikelola dengan baik sebagai tempat pengamatan satwa. Manajemen Shangri-la Rasa Ria juga mengelola satu area sebagai museum dan pusat informasi mengenai satwa liar di lokasi.
Banyak manfaat yang diperoleh dari keterlibatan dalam ABF ini. Pertama, ajang se-Asia ini membuka lebih luas kesempatan dalam memperkenalkan satwa liar Indonesia lewat produk paket wisata yang menjadi tawaran. Kedua, lewat ABF terbuka jejaring yang lebih luas untuk mengembangkan bisnis ekowisata satwa liar. Harapan ke depan, kesempatan dan peluang tersebut perlu dilanjutkan dengan menghadiri ajang-ajang serupa, seperti Asian Bird Fair 2024, yang rencana akan diselenggarakan di Filipina.