Friday, November 3, 2023

Perayaan Hari Pangan Sedunia 2023: Kebun brayan urip dan Pentas kethoprak sayur

Oleh: Cashudi (Koordinator Paguyuban Petani Muda Mendolo)

Pentas Kethoprak " Suara Sayur"
Paguyuban Petani Muda (PPM) Mendolo pada tahun ini, untuk kedua kalinya, mengorganisir perayaan Hari Pangan Sedunia. Perayaan ini bertujuan untuk mengenalkan pangan lokal yang ada di sekitar hutan Desa Mendolo terutama bagi generasi muda. Untuk pelaksanaannya, kami memilih tanggal 28-29 Oktober 2023. Perayaan kali ini memang tidak bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober 2023 dengan berbagai pertimbangan, seperti mengakomodir hari libur bagi adik-adik yang masih bersekolah agar mereka bisa berpartisipasi.

Desa kami kaya akan potensi pangan lokal. Sampai saat ini, kami sudah berhasil mendata lebih dari 85 jenis pangan lokal yang terdiri dari jamur, buah hutan, umbi-umbian, dan sayuran hutan. Kami dibantu Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Biolaska UIN Sunan Kalijaga, Indonesia Dragonfly Society, dan Yayasan Swaraowa telah memproduksi booklet katalog pangan lokal. Booklet ini meskipun belum mencakup semua jenis, harapannya bisa dibaca semua kalangan, terutama generasi muda di desa kami sendiri yang mungkin pengetahuan tentang pangan lokal masih kurang.

Kebetulan, tahun ini tema Hari Pangan Sedunia adalah “air adalah pangan, air adalah kehidupan”. Kami sekalian mengisi perayaan tahun ini dengan acara launching “Kebun Brayan Urip”. Kebun ini nantinya difungsikan sebagai fasilitas pembibitan tanaman hutan untuk konservasi air dan satwa liar, serta sebagai pusat belajar masyarakat mengenai pertanian dan kehutanan. Brayan Urip sendiri adalah sebuah bentuk kearifan lokal dalam penghargaan kepada semua makhluk. Kami ingin menggali lebih dalam lagi pesan-pesan yang terkandung dalam kearifan Brayan Urip ini.

meramban sayur liar di hutan Mendolo

Beberapa rangkaian acara mengisi perayaan hari pangan sedunia tahun ini. Pada hari pertama (28 Oktober 2023), kami mengajak segenap warga Mendolo, mahasiswa dari Biolaska UIN Sunan Kalijaga, teman-teman mahasiswa KKN UIN Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan beberapa tamu yang ikut trip untuk “meramban” bersama. Istilah meramban ini maksudnya adalah mencari dan mengumpulkan sayur dan makanan yang biasa dikonsumsi warga dukuh Sawahan yang tumbuh liar di hutan, kebun, maupun area persawahan.

Peserta meramban dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing menuju arah yang berbeda. Kelompok pertama dipimpin oleh saya sendiri, sedangkan kelompok kedua dipimpin oleh mas Diran. Selesai kegiatan, kami mengumpulkan hasil meramban di rumah Bapak Kasdani. Sayur, jamur, dan buah-buahan dipilih sesuai jenisnya masing-masing. Kami juga mendokumentasikan jenis-jenis tumbuhan yang tahun kemarin belum masuk dalam data kami.

salah satu adegan kethoprak suara sayur


Di sore harinya, kami mengisi acara dengan workshop daun pisang sebagai kemasan pangan. Kami mengumpulkan ibu-ibu dan anak-anak beserta teman-teman mahasiswa untuk pelatihan atau belajar membuat takir atau wadah makanan yang terbuat dari daun pisang. Dengan adanya workshop ini kami berharap agar warga mau kembali menggunakan kemasan dari daun yang jelas ramah lingkungan, sehingga bisa mengurangi produksi sampah plastik.

penonton ketoprak suara sayur


Pada malam harinya, kami memberi kesempatan para peserta dan mahasiswa untuk ikut pengamatan satwa nokturnal. Hewan target yang kami cari pada malam itu antara lain: kukang jawa, landak, burung celepuk, dan burung paruh kodok. Alhamdulillah, pada malam itu kami berhasil menjumpai burung paruh kodok dalam jarak yang sangat dekat.

Pada acara puncak atau pada hari kedua, kami isi dengan acara launching kebun Brayan Urip. Kami mengundang berbagai pihak untuk ikut menjadi saksi launching kebun Raya Urip ini. Pada acara ini, kami menampilkan hiburan ketoprak sayur dengan lakon “suara sayur”. Setelah persiapan yang cukup panjang, kurang lebih dua bulan, pertunjukkan yang dimainkan para anggota PPM Mendolo dibantu mas Adin dari Swaraowa berhasil memeriahkan perayaan hari pangan tahun ini. Tentu saja tidak hanya kemeriahan yang kami harapkan, namun juga pesan atau kampanye pangan lokal dan konservasi hutan yang hendak disampaikan melalui pertunjukan tersebut semoga bisa diterima dengan baik.

foto bersama seluruh pemain, warga mendolo dan perwakilan pemerintah desa dan dinas terkait


Selesai acara launching, semua peserta dan tamu undangan serta warga Dusun Sawahan diarahkan ke kampung untuk makan bersama dengan menu hasil meramban pada hari pertama. Menunya cukup banyak, ada urap daun pakis, sayur bening daun ketupuk, lodeh lompong, oseng daun slempat, dan aneka sambal seperti kecombrang, klanting, kluwek, dan ukel. Buah durian sumbangan warga masyarakat Sawahan menjadi hidangan penutup bagi para tamu.

Saya mewakili PPM Mendolo mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap tamu undangan, antara lain: CDK IV Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Perum Perhutani yang diwakili BKPH Karanganyar, Camat beserta Muspika Lebakbarang, Kepala Desa Mendolo berikut perangkatnya. Tak lupa kepada Yayasan Swaraowa, Indonesia Dragonfly Society (IDS), Biolaska UIN Sunan Kalijaga, mahasiswa KKN UIN Gusdur unit Mendolo, serta semua warga masyarakat yang sangat antusias ikut membantu dan meramaikan acara kami ini. Ke depannya, kami berharap perayaan hari pangan bisa menjadi agenda rutin di Desa Mendolo, dan bisa mengundang para wisatawan datang ke desa kami. 

Salam.

No comments:

Post a Comment