Penulis: Sidiq Harjanto
Burung Cinenen (Orthotomus sutorius) sering mengunjungi kebun kopi (Dok PPM Mendolo) |
Pekalongan adalah salah satu kabupaten penghasil kopi di Provinsi Jawa Tengah. Menurut data Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2020 – 2022 yang dirilis Ditjen Perkebunan Kementrian Pertanian RI, produksi kopi robusta dari usaha perkebunan rakyat di Kabupaten Pekalongan mencapai 372 ton dengan 1.650 petani. Sedangkan hasil produksi kopi arabika mencapai 100 ton dari petani sebanyak 857 orang. Hasil sebanyak itu diperoleh dari lahan seluas, masing-masing 483 ha (robusta), dan 198 ha (arabika).
Dilihat
dari produksi kopi robusta saja, angka tersebut memang masih jauh dari
Kabupaten Temanggung (9.761 ton), Kudus (1.594 ton), dan Banjarnegara (1.570 ton).
Perbedaan angka yang signifikan ini dipengaruhi oleh luasan lahan dan jumlah
petani di masing-masing kabupaten. Jika kita cermati dari produktivitas per
hektar (823 kg/ha), hasil kopi Kab. Pekalongan relatif baik, masih di atas
rerata nasional (817 kg/ha). Sebagai informasi tambahan, produktivitas kopi
kita masih kalah jauh dari Vietnam (2.300 kg/ha).
Desa
Mendolo, sebagai salah satu desa penghasil kopi di Pekalongan, memiliki potensi
yang cukup besar. Kopi yang diupayakan melalui sistem wanatani menjadi salah
satu sumber pendapatan utama masyarakat. Brand ‘Kopi Batir’ yang dirintis oleh
Paguyuban Petani Muda (PPM) Mendolo berupaya untuk meningkatkan nilai jual kopi
yang dihasilkan petani dengan memperbaiki pengolahan pascapanen dan mengolahnya
menjadi kopi bubuk. Kopi Batir juga membuka jasa sangrai untuk mengakomodir
masyarakat yang ingin mengonsumsi kopi dari kebunnya sendiri, tetapi tidak
memiliki keahlian menyangrai.
Tahun
kemarin, usaha kopi ini telah memproduksi sekitar 7 kuintal kopi dengan
kualitas premium yang dijual dalam bentuk kopi bubuk maupun biji mentah (green
bean). Memang masih relatif kecil dibandingkan estimasi total produksi kopi
desa ini yang sebagian besar masih dijual dalam bentuk cherry (buah) atau diproses asal-asalan. Namun, upaya ini patut diapresiasi
karena nyatanya kapasitas produksi usaha ini terus meningkat dari tahun ke
tahun.
Sepanjang
tahun 2022, lebih dari satu ton biji kopi telah disangrai oleh Kopi Batir. Berbekal
mesin sangrai rakitan yang sangat sederhana, jasa sangrai yang digawangi M.
Ridholah ini ternyata mampu menumbuhkan kembali minat masyarakat untuk minum
kopi sendiri. Artinya, usaha jasa sangrai Kopi Batir bisa menggeser pola
konsumsi masyarakat dari konsumsi kopi pabrik ke kopi lokal.
budidaya lebah kelulut di kebun kopi, mengoptimalkan peran lebah sebagai pollinator |
Burung Tukik tikus, pemakan serangga di kebun kopi (Dok PPM Mendolo) |
Satu langkah kecil dari Mendolo
Untuk
mencapai sistem budidaya kopi yang optimal, dibutuhkan pengetahuan dan
pengalaman mengenai penyiapan lahan, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama,
hingga sistem pemanenan yang baik. Selain pengetahuan dan keterampilan teknis
di atas, wawasan lingkungan kiranya juga perlu dimiliki oleh para petani kopi.
Wawasan yang dimaksud misalnya mengenai pengaruh jasa ekosistem terhadap
produktivitas kebun.
fotografi satwa, sebagai media meningkatkan apresiasi terhadap keanekaragaman hayati |
Pada 18
Maret 2023, sebagai bagian dari acara bertajuk ‘Guyub Kopi Mendolo’, Swaraowa
mengajak PPM Mendolo dan perwakilan petani kopi untuk merumuskan strategi dalam
meningkatkan kesadaran ekologi dalam praktik budidaya kopi di Mendolo.
Harapannya, dengan praktik pembudidayaan yang baik dan didukung dengan jasa
ekosistem sehat, bisa mengoptimalkan produktivitas kopi di Mendolo sehingga
pada gilirannya meningkatkan pendapatan petani.
Biodiversitas
yang mengisi kebun wanatani memberi pengaruh positif bagi pembudidayaan tanaman
komoditi. Chain-Guadarrama dkk. dalam artikel berjudul ‘Ecosystem services by birds and bees to
coffee in a changing climate: A review of coffee berry borer control and
pollination’ (terbit tahun 2019) menyebutkan bahwa burung dan lebah menjadi dua kelompok fauna yang
memiliki peran penting dalam budidaya kopi. Banyak jenis burung memangsa
serangga, sehingga memiliki peran ekologi dalam mengontrol populasi serangga.
Ledakan populasi serangga karena kekurangan burung pemangsa bisa menimbulkan
kerugian bagi petani.
Untuk mengoptimalkan
peran burung dalam ekosistem, syarat pertama adalah upaya perlindungan.
Burung-burung mesti dibiarkan hidup bebas di alam sehingga perannya berfungsi.
Selain itu, burung membutuhkan relung habitat yang ideal. Model tanam wanatani atau
tumpang sari bisa menjadi pilihan. Sistem ini masih mempertahankan variasi
jenis penyusun dan strata vegetasi sehingga meningkatkan peluang bagi burung
untuk mencari pakan, atau bahkan bersarang.
Di sisi
lain, komunitas lebah diyakini menjadi agen penyerbuk yang handal bagi tanaman
kopi. Kopi robusta membutuhkan penyerbukan silang dengan agen penyerbuk berupa
angin dan serangga. Sedangkan kopi arabika, meskipun dapat melakukan self pollination, tetapi aplikasi
serangga penyerbuk terbukti meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
Pada kopi arabika, keberadaan lebah dapat menjadi booster penyerbukan.
Pada skala
global, lebah sendiri merupakan kelompok besar; terdiri dari belasan jenis lebah
madu, ratusan lebah nirsengat (klanceng), dan ribuan jenis lebah soliter. Setiap
jenis memiliki sebaran habitat atau distribusi masing-masing. Jenis-jenis lebah
yang mana saja yang bermanfaat untuk kopi, dan pada tipe habitat apa
lebah-lebah itu hidup, masih membutuhkan banyak penelitian.
Mengoptimalkan
jenis-jenis lebah sebagai agen penyerbuk bisa dilakukan dengan menjaga habitat,
menghindari penggunaan pestisida, dan mengintegrasikan budidaya lebah dalam
lahan pertanian kita. Di Mendolo, budidaya lebah klanceng telah dimulai sejak
2017. Tidak semata-mata mengharapkan madu yang bernilai ekonomi, budidaya klanceng
di Mendolo merupakan sebentuk upaya untuk mengoptimalkan jasa ekosistem dari
lebah untuk peningkatan produktivitas pertanian maupun keberlanjutan hutan.
Besarnya
jasa ekosistem bagi pertanian tak dapat dimungkiri. Meskipun demikian, dalam
FGD terungkap bahwa masih butuh kerja keras untuk membumikan jasa ekosistem
burung dan lebah bagi pertanian kopi di kalangan para petani. Riset spesifik dalam
memahami dan mengoptimalkan jasa ekologi burung bagi pengontrolan populasi hama
pertanian masih perlu ditingkatkan. Demikian juga dengan jasa penyerbukan
lebah, praktik ideal integrasi budidaya lebah dengan wanatani masih perlu
dicari.
PPM Mendolo menggunakan fografi alam untuk konservasi |
PPM Mendolo
akan memelopori riset partisipatif dalam menggali peran-peran kehati dan jasa
ekosistem dalam sistem wanatani Mendolo. Disepakati pula untuk terus
memasyarakatkan pengetahuan mengenai peran ekologis dari kelompok-kelompok
fauna tersebut. Mengingat ketergantungan masyarakat pada sektor pertanian,
Mendolo perlu didorong menjadi desa peduli kehati. Desa perlu memiliki data
yang komprehensif mengenai potensi keanekaragaman hayati yang dimiliki.
Langkah PPM
Mendolo yang telah memelopori inovasi usaha wanatani dan penyadaran nilai
penting kehati mesti didukung penuh. Dalam kesempatan Guyub Kopi Mendolo ini,
Swaraowa menghibahkan satu unit mesin roasting berkapasitas 1 kg kepada Kopi
Batir sebagai bentuk apresiasi atas kerja kerasnya dalam mengembangkan khazanah
perkopian di Mendolo, dan atas upaya PPM Mendolo untuk mendorong konservasi
keanekaragaman hayati di desanya, termasuk owa jawa dan kukang jawa.
No comments:
Post a Comment