Oleh : Arif Setiawan
peserta pelatihan monitoring Bilou ds. Rokdok |
Dari Kayu
terbuang menjadi harapan : post pengamatan satwa
Tim Malinggai Uma
membuat post pengamatan satwa di hutan Toloulagok. Pos pengamatan satwa ini
bertujuan sebagai untuk mengembangan community based wildlife tourism yang
telah dikembangkan di Toloulago oleh Uma Malinggai. Selain itu pos pengamatan
ini juga dapat digunakan untuk mengendalikan kegiatan penebangan pohon illegal
yang terus terjadi di kawasan ini.
Ismael saumanuk
yang bersama tim telah membuat ukuran pos pengamatan ini 4x6 dengan dua lantai, Pembangunan yang telah
berlangsung 2 bulan ini dan sampai saat ini sudah selesai kira kira 75%. Pembuatan
pos ini juga di inisiasi dari maraknya penebangan pohon di hutan Touloulago,
dan kayu-kayu besar itu tidak terpakai, di tinggal begitu saja di hutan,
artinya penebang hanya mengambil sebagian yang di bagus atau yang perlu saja,
sementara kayu-kayu itu di tinggal begitu saja di hutan. Ismael, Visen dan
Damianus motor berinisiasi memanfaatkan kayu-kayu ini untuk digunakan sebagai
pos pengamatan.
post pengamatan bilou dibangun dari kayu limbah
Tim Monitoring
Bilou
Mulai bulan ini tim
siripok bilou akan di perkuat lagi dengan tim monitoring , Aman Tara, dari
Mailepet sebargai warga lokal akan memimpin kegiatan survey dan monitoring
bilou di wilayah hutan adat. Kegiatan ini merupakan bagian dari
konsorsium untuk pelestarian owa Mentawai- Bilou antara Yayasan Citra Mandiri
Mentawai, Swaraowa dan Green Justice Indonesia. Proyek kolaborasi ini bertujuan
untuk memperkuat pengelolaan hutan adat yang ada saat ini dan telah mendapatkan
pengakuan dari pemerintah. Swaraowa dalam hal ini akan berkontribusi untuk
memberikan dukungan teknis untuk monitoring Bilou sebagai salah satu species
flagship di hutan adat ini.
Tim monitoring Bilou |
Survey akan dilakukan selama 6 bulan kedepan, wilayah hutan adat di desa Madobag dan matotonan. Persiapan untuk survey ini adalah pengenalan teknik monitoring bilou berdasarkan suara dan tanggal 24 April hingga 1 Mei 2025 kami melatih tim khusus dari dusun Rokdok , teknik ini telah di pakai di survey sebelumnya di siberut ( Setiawan et al 2020). Tim malinggai uma yang telah mengenal teknik survey ini menjadi mentor, Aman Andei dan Aman Tebai ikut bersama-sama mendampingi melatih tim yang akan di terjunkan nanti. Sosialisasi awal tentang kegiatan ini di fasilitasi oleh tim YCM pada malam hari tanggal 25 April 2025 dengan di hadiri oleh kurang lebih 30 orang warga dusun Rokdok. Kemudian dari sebagian yang hadir malam itu terpilih untuk ikut tim monitoring, selanjutnya meneruskan dengan pengenalan teknik survey bilou berdasar, dibimbing oleh Adin dan Wawan dari SwaraOwa.
peserta pelatihan teknik monitoring di hutan rokdok |
Malam itu pengetahuan dasar tentang bilou tentang owa di Indonesia dan teknik monitoringnya di sampaikan oleh Wawan, dan esok paginya tim dibagi menjadi 3 untuk praktek pengambilan data.Adin mengenalkan applikasi yang kita gunakan untuk menunjang pengambilan data kobocollect dan avenza map. Sistem triangulasi di praktekan langsung selama 4 hari berturut turut. Pengalaman pertama untuk tim sehingga banyak hal yang perlu di diskusikan bersama, kondisi lapangan yang diluar dugaan kita juga memberikan informasi tambahan untuk lokasi-lokasi selanjutnya. Salah satu yang menarik dari selama 4 hari pengamatan ini, 2 tim tidak mendengar sama-sekali suara Bilou, hanya tim ke 3 yang mendengar suara bilou, itu pun hanya 1 kelompok dan jaraknya sangat jauh. Untuk sementara memang ada kesulitan bagi tim yang tidak mendengar suara dan dari hasil 4 hari ini kemungkinan juga bilou disekitar kawasan hutan adat ini juga sudah sangat jarang populasinya. Hal ini akan kita perdalam lagi dalam survey survey selanjutnya.
bilou -Owa mentawai (Hylobates klossii) |
Peningkatan kapasitas dan pengembangan program yang berkelanjutan dan bermanfaat secara ekonomi sangat diharapkan oleh semua peserta pelatihan, manfaat bilou secara ekonomi apa? Itu salah satu hal yang banyak di pertanyakan dan untuk menjawabnya tidaklah singkat. Pak Ismael dan pak vinsen sangat membantu sekali kehadirannya di acara ini, artinya tanpa ada kendala Bahasa daripada tim swaraOwa yang menjelaskan pengalaman pak vinsen dan pak Ismael membangun Toloulago gibbon watching dengan swaraOwa sejak tahun 2016 dapat diceritakan kepada peserta. Kunjungan wisatawan dengan yang tertarik untuk melihat dan ikut program yang ditawarkan adalah salah satu manfaat bilou secara ekonomi, tinggal beberapa hari makan, menginap dan membutuhkan transportasi adalah beberapa dampak kegiatan ekonomi yang terjadi dengan adanya bilou di kawasan hutan di Toloulagok.
Kawasan hutan adat tentunya sangat potensial juga untuk dikembangkan manfaatnya, keberadaan jenis-jenis endemic yang tidak dapat di jumpai di belahan bumi lainnya ini akan menjadi asset ekonomi dan secara social budaya dapat memperkuat identitas global untuk keanekaragaman hayati dai Pulau Mentawai.
No comments:
Post a Comment