Wednesday, February 26, 2025

Seni Pertunjukan untuk Konservasi Owa

 Oleh Arif Setiawan

pertunjukan tari  Jingkrak Sundhang dan Owajawa

Dalam budaya jawa banyak sekali praktik-praktik tradisi yang erat yang sangat selaras dengan kelestarian alam. Dari makanan, pakaian, hingga arsitektur bangunan memberikan contoh nyata praktek ramah lingkungan dan pesan positif pelestarian alam. Besek bambu dan bungkus makanan dari daun Jati atau daun pisang sudah sejak jaman dahulu digunakan untuk acara-acara besar seperti pesta pernikahan. Motif-motif batik dari jawa tengah banyak sekali bercorak alam, seperti burung, dan untaian liana dan kuncup bunga. Rumah jawa tidak hanya sebagai ruang berterduh namun dibangun berdasarkan filosofi alam, arah angin, arah datang sinar matahari, air dan lain sebagainya.

Keragaman seni budaya terutama pertunjukan jawa sangat melimpah, di berbagai daerah mempunyai ke khasan masing-masing, berbeda satu sama lainnya, merupakan asset bangsa yang tak ternilai. Seni pertunjukan seperti tari Tari Jawa adalah bentuk tari tradisional dari Jawa, Indonesia, yang dikenal karena keanggunan, kerapian, dan kedalaman spiritualnya. Pertunjukan tersebut seringkali menceritakan kisah-kisah, mitos, dan legenda dari budaya Jawa, menampilkan warisan budaya dan tradisi pulau tersebut. Iringan gamelan membuat dinamika pertunjukan menambah suasana sekaligus emosional, baik penari ataupun penontonya. Pesan-pesan di balik Gerakan, tarian, ataupun ucapan dari dalang membawa pesan-pesan untuk kehidupan, kritik ekologi, sosial.

pentas wayang serangga oleh dalang Sih Agung Prasetya 

Pementasan wayang Owa jawa 
Swaraowa telah menginisiasi seni dan budaya dalam menyampaikan pesan-pesan pelesarian alam, dimulai dengan pentas wayang owa di tahun 2020. Sebagai pegiat konservasi atau bahkan peneliti hidupan liar, sintesis hasil pengamatan alam atau penelitian kita kadang sangat susah di mengerti oleh Masyarakat luas, bahasa akademis yang tekstual menjadi kendala belum lagi untuk mengakses hasil-hasil penelitian kadang tidaklah mudah. Disisi lain seniman atau pegiat seni pertunjukan khususnya mempunyai keahlian dibidang ini, yaitu menyampaikan pesan-pesan kehidupan dalam bentuk gerak tari, ataupun olah vocal  dalang dan permainan.Cerita-cerita legenda pewayangan menjadi panduan alur cerita.

Mengkomunikasikan hasil penelitian dan pengamatan alam, sudah seharusnya kita sampaikan dengan para seniman. Saya bertemu dengan Ki Sujono keron dan Ki dalang Sih Agung Prasetya di Muntilan Magelang waktu itu menjadi awal mula kolaborasi seni dan konservasi yang swaraOwa lakukan saat ini. Menceritakan owa seperti apa perilakunya dan kondisi keterancamannya, bagaimana dia hidup saya sampaikan ke pak Jono sebagai creator seni pertujukan  wayang.  Saya Mengajak beliau sebelum melalukan pentas untuk pengamatan langsung melihat Owa itu seperti apa di hutan. Melihat langsung dan merasakan suasana di hutan tempat hidup owa di Sokokembang, Petungkriyono.

Wayang Owa pertama kali di pentaskan tahun 2020 di Desa Tlogopakis Petungkriyono, bersamaan dengan jamboree Capung ( silahkan saksikan disini), dan untuk kedua kalinya pentas wayang owa di pentaskan di acara hari owa sedunia yang di inisiasi oleh Gibbonesia, tanggal 10 November 2024.


Salah satu karakter Jingkrak Sundhang. Foto doc Indonesia Drangonfly Society

Bulan januari 2025, kembali swaraowa berkolaborasi dengan sanggar seni Saujana yang di pimpin oleh Ki Sujono dari desa Keron Muntilan magelang. Membentuk kreasi seni tari pertunjukan dengan iringan gamelan. “Jingkrak Sundhang “  akhirnya muncul sebagai bentuk ekspresi para satwa di hutan dalam kondisi yang habitatnya yang rusak, satwa-satwa ini bermunculan dalam berbagai bentuk, menimbulkan kegembiraan, kegelisahan dan bahkan kepedihan. Pentas seni ini juga menampilkan sosok Owa jawa sebagai penghuni hutan yang sangat unik, berayun dari pohon kepohon, berjalan dengan dua kaki yang kurang sempurna. Iringan rancak musik gamelan dan kentongan melibatkan penonton dalam sinergi emosi , gerak  dan suara dinamis. Tata rias penari juga memberi pesan moral dan emosional. 

Pentas tari bersamaan dengan perayaan panen durian 2025. Foto doc. Indonesia dragonfly Society

Bertempat di dusun Sawahan, desa Mendolo kecamatan Lebakbarang, bertepatan dengan panen musim durian 2025, pentas seni untuk konservasi ini berlangsung  pada tanggal dalam rangka jambore Capung, bekerjasama dengan Indonesia dragonfly society. Pentas seni selain manfaat hiburan yang diperoleh, dengan proses persiapannya melatih yang terlibat langsung yaitu warga khususnya di mendolo untuk befikir kreatif dan inovatif, hiasan panggung dan gunungan duren yang dibentuk memanfaatkan material-material alam yang ada disekitar, bertujuan untuk mengurangi sampah. Kehadiran pak Sujono dan tim yang ikut mendampingi proses persiapan kurang lebih dua minggu,  hal ini juga memupuk kebersamaan sesama warga dan berbagi pengalaman. Manfaat lain untuk peformer atau penari dan pengiring irama terutama anak-anak muda, pertunjukan ini dapat meningkatkan pengembangan kognitif, meningkatkan ketrampilan, ingatan, kerjasama dan pemecahan masalah.

 


Menggabungkan seni pertunjukan dengan upaya konservasi dapat menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan lingkungan dan memotivasi aksi positif. Koreografi tarian atau komposisi musik yang terinspirasi oleh alam dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian ekosistem. Mengadakan pertunjukan seni di lokasi-lokasi konservasi seperti di Sawahan, Mendolo ini dapat menarik perhatian dan mengajak lebih banyak orang untuk peduli dan berkontribusi pada upaya pelestarian. Melalui pendekatan-pendekatan ini, seni pertunjukan dapat menjadi alat yang kuat untuk mengkomunikasikan pesan-pesan konservasi dan mendorong tindakan nyata dalam masyarakat sekaligus melestarikan budaya.





No comments:

Post a Comment