Oleh Arif Setiawan
pertunjukan tari Jingkrak Sundhang dan Owajawa |
Dalam budaya jawa
banyak sekali praktik-praktik tradisi yang erat yang sangat selaras dengan
kelestarian alam. Dari makanan, pakaian, hingga arsitektur bangunan memberikan
contoh nyata praktek ramah lingkungan dan pesan positif pelestarian alam. Besek
bambu dan bungkus makanan dari daun Jati atau daun pisang sudah sejak jaman
dahulu digunakan untuk acara-acara besar seperti pesta pernikahan. Motif-motif
batik dari jawa tengah banyak sekali bercorak alam, seperti burung, dan untaian
liana dan kuncup bunga. Rumah jawa tidak hanya sebagai ruang berterduh namun
dibangun berdasarkan filosofi alam, arah angin, arah datang sinar matahari, air
dan lain sebagainya.
Keragaman seni
budaya terutama pertunjukan jawa sangat melimpah, di berbagai daerah mempunyai
ke khasan masing-masing, berbeda satu sama lainnya, merupakan asset bangsa yang
tak ternilai. Seni pertunjukan seperti tari Tari Jawa adalah bentuk tari
tradisional dari Jawa, Indonesia, yang dikenal karena keanggunan, kerapian, dan
kedalaman spiritualnya. Pertunjukan tersebut seringkali menceritakan
kisah-kisah, mitos, dan legenda dari budaya Jawa, menampilkan warisan budaya
dan tradisi pulau tersebut. Iringan gamelan membuat dinamika pertunjukan
menambah suasana sekaligus emosional, baik penari ataupun penontonya.
Pesan-pesan di balik Gerakan, tarian, ataupun ucapan dari dalang membawa
pesan-pesan untuk kehidupan, kritik ekologi, sosial.
![]() |
pentas wayang serangga oleh dalang Sih Agung Prasetya |
![]() |
Pementasan wayang Owa jawa |
Mengkomunikasikan hasil penelitian dan pengamatan alam,
sudah seharusnya kita sampaikan dengan para seniman. Saya bertemu dengan Ki
Sujono keron dan Ki dalang Sih Agung Prasetya di Muntilan Magelang waktu itu menjadi awal mula kolaborasi seni
dan konservasi yang swaraOwa lakukan saat ini. Menceritakan owa seperti apa
perilakunya dan kondisi keterancamannya, bagaimana dia hidup saya sampaikan ke
pak Jono sebagai creator seni pertujukan
wayang. Saya Mengajak beliau
sebelum melalukan pentas untuk pengamatan langsung melihat Owa itu seperti apa
di hutan. Melihat langsung dan merasakan suasana di hutan tempat hidup owa di
Sokokembang, Petungkriyono.
Wayang Owa pertama kali di pentaskan tahun 2020 di Desa
Tlogopakis Petungkriyono, bersamaan dengan jamboree Capung ( silahkan saksikan disini),
dan untuk kedua kalinya pentas wayang owa di pentaskan di acara hari owa
sedunia yang di inisiasi oleh Gibbonesia, tanggal 10 November 2024.
Salah satu karakter Jingkrak Sundhang. Foto doc Indonesia Drangonfly Society |
Bulan januari 2025, kembali swaraowa berkolaborasi dengan
sanggar seni Saujana yang di pimpin oleh Ki Sujono dari desa Keron Muntilan
magelang. Membentuk kreasi seni tari pertunjukan dengan iringan gamelan. “Jingkrak
Sundhang “ akhirnya muncul sebagai
bentuk ekspresi para satwa di hutan dalam kondisi yang habitatnya yang rusak,
satwa-satwa ini bermunculan dalam berbagai bentuk, menimbulkan kegembiraan,
kegelisahan dan bahkan kepedihan. Pentas seni ini juga menampilkan sosok Owa
jawa sebagai penghuni hutan yang sangat unik, berayun dari pohon kepohon,
berjalan dengan dua kaki yang kurang sempurna. Iringan rancak musik gamelan dan kentongan melibatkan penonton dalam
sinergi emosi , gerak dan suara dinamis.
Tata rias penari juga memberi pesan moral dan emosional.
Pentas tari bersamaan dengan perayaan panen durian 2025. Foto doc. Indonesia dragonfly Society |
Bertempat di
dusun Sawahan, desa Mendolo kecamatan Lebakbarang, bertepatan dengan panen
musim durian 2025, pentas seni untuk konservasi ini berlangsung pada tanggal dalam rangka jambore Capung,
bekerjasama dengan Indonesia dragonfly society. Pentas seni selain manfaat
hiburan yang diperoleh, dengan proses persiapannya melatih yang terlibat
langsung yaitu warga khususnya di mendolo untuk befikir kreatif dan inovatif,
hiasan panggung dan gunungan duren yang dibentuk memanfaatkan material-material
alam yang ada disekitar, bertujuan untuk mengurangi sampah. Kehadiran pak
Sujono dan tim yang ikut mendampingi proses persiapan kurang lebih dua minggu, hal ini juga memupuk kebersamaan sesama warga
dan berbagi pengalaman. Manfaat lain untuk peformer atau penari dan pengiring
irama terutama anak-anak muda, pertunjukan ini dapat meningkatkan pengembangan kognitif,
meningkatkan ketrampilan, ingatan, kerjasama dan pemecahan masalah.
No comments:
Post a Comment