Oleh : Alek Rifa’i dan Iman Sofiana
Pemasangan alat rekam pasif untuk Owa Jawa |
Kami tiba di Desa Pacet, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang sore hari pada tanggal 17 November 2024. Desa yang menurut kami cocok untuk healing karena sepanjang mata memandang penuh dengan kebun teh milik warga desa. Berbeda dengan desa kami (Mendolo, Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan) yang pemandangannya penuh dengan pohon durian. Suasana di desa Pacet sangat dingin dan hampir sepanjang hari diselimuti oleh kabut.
Malam hari kami berjalan disekitar desa untuk
mencari mamalia ataupun burung yang ada disekitar desa. Namun cuaca kabut
menyulitkan kami untuk melakukan survei pada malam hari sehingga kami
memutuskan untuk kembali untuk menyiapkan tenaga guna pemasangan alat rekam
pasif di esok harinya. Hari pertama survei kami berjalan menuju jalur gunung
Kemulan yang ada di Selatan desa. Pada pukul 09.30 kami disambut dengan suara Great
call Owa jawa yang terdengar cukup jauh di sebelah barat bukit yang kami
telusuri. Hari pertama survei ini, kami juga melakukan pemasangan 2 alat
perekam suara pasif setelah mengikuti pelatihan di Sokokembang bulan lalu untuk
setting dan cara pemasangan alat perekam suara. Kami hanya mendengar suara Owa
Jawa pada hari pertama survei ini untuk pendataan jenis primata. Selain primata
kami juga mecatat 17 jenis burung meski pada awalnya agak kesulitan karena
jenis ketinggian berbeda dengan jenis burung di tempat kami. Beberapa jenis
yang menurut kami baru adalah Sikatan bodoh (Ficedula hyperythra) dan
Takur Bututut (Psilopogon corvinus) karena kedua jenis ini merupakan burung
khas ketinggian di pulau Jawa. Malam harinya kami kembali melakukan penulusuran
tepat sebelum hujan kami bertemu dengan burung Paruh-kodok Jawa (Batrachostomus
javensis).
Ciung Mungkal Jawa -Jantan |
salah satu sudut Desa Pacet |
No comments:
Post a Comment