Saturday, December 16, 2023

Integrasi lebah dalam kebun pangan: program budidaya lebah untuk perempuan Desa Mendolo

 oleh : Sidiq Harjanto

ibu-ibu ds Sawahan Mendolo belajar bersama membudidayakan lebah klaneng


Penguatan peran perempuan dalam setiap sendi pembangunan perlu terus didorong. Demikian pula dalam bidang pelestarian lingkungan. Keterlibatan perempuan, berdasarkan banyak pengalaman di banyak negara, terbukti mendongkrak tingkat keberhasilan upaya-upaya pelestarian alam.
Dalam diskursus gender dan konservasi alam dewasa ini, telah muncul apa yang dikenal sebagai ekofeminisme yang menempatkan perempuan dengan nilai-nilai feminitasnya, sebagai poros utama gerakan. Sayangnya, gerakan ini masih belum begitu populer.
Pada skala komunitas, strategi jangka pendek yang bisa diambil adalah dengan cara mendorong keterlibatan perempuan secara terstruktur dan terorganisir. Misalnya bisa dimulai dengan memberi ruang eksistensi dalam bidang-bidang yang identik gender perempuan seperti kuliner, keuangan, dan gizi keluarga. Selanjutnya, perlu transformasi yang lebih radikal dengan peran-peran yang lebih dominan bagi kaum perempuan.
Turut mengarusutamakan upaya penguatan peran perempuan dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, Swaraowa didukung oleh Mandai Nature memfasilitasi komunitas perempuan di Desa Mendolo untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan produktif. Salah satu program yang menjadi prioritas kami adalah budidaya lebah yang terintegrasi dengan kebun pangan.
Tetragonula laeviceps cocok untuk penyerbuk tanaman pangan


Klanceng menyerbukkan bunga cabai

Kegiatan ini sudah diinisiasi kurang lebih setahun yang lalu. Pada tahun ini, muncul inisiatif untuk membuat sebuah kebun pangan kolektif. Di dalam kebun ini ditanam aneka tanaman pangan, terutama jenis-jenis tumbuhan lokal. Fungsi utama kebun pangan ini sebagai tempat koleksi tumbuhan pangan lokal, dan sebagai media edukasi bagi siapa saja.

Pada 25 November 2023 kami kembali membuat workshop budidaya lebah klanceng bagi kaum perempuan. Selain memperdalam kemampuan teknis budidaya, dalam workshop ini juga bertujuan untuk mencapai pemahaman mengenai nilai tambah dalam integrasi antara kebun pangan dengan budidaya lebah.

Budidaya lebah klanceng bagi kaum perempuan Mendolo ini dimaksudkan untuk beberapa tujuan:

Pertama, budidaya lebah sebagai sumber pendapatan alternatif. Madu menjadi produk bernilai ekonomi yang dihasilkan oleh lebah dan pemasarannya relatif mudah.

Kedua, menghasilkan madu sebagai tambahan gizi keluarga. Tidak hanya menjadi komoditi bernilai ekonomi, madu merupakan nutrisi yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas gizi bagi keluarga petani.

Ketiga, mengoptimalkan peran lebah sebagai agen penyerbuk. Sebagaimana telah disebutkan di atas, budidaya klanceng oleh para ibu di dukuh Sawahan ini dikombinasi dengan tanaman pangan yang sebagian di antaranya sangat terbantu penyerbukannya oleh lebah.

Keempat, klanceng sebagai media edukasi. Lebah klanceng memberi banyak inspirasi dalam hal pengaturan atau pembagian kerja, kepemimpinan, dan pengaturan sumber daya. Para ibu bisa menjadikan klanceng sebagai media edukasi bagi putra-putri mereka.

Perawatan kebun brayan urip ds Sawahan Mendolo
Mak Diyah dan Mak Sutri panen madu klanceng


Lebah yang dipelihara disekitar area pertanian memberikan manfaat berupa jasa penyerbukan. Sementara itu di sisi lain, aneka jenis tanaman menyediakan pakan bagi lebah berupa nektar dan serbuk sari. Tentunya, mengombinasikan lebah dan kebun sayur mengharuskan model pertanian yang bebas bahan kimia yang bisa membunuh para lebah.

Budidaya lebah dan kebun pangan lokal ini harapannya bisa menjadi pintu masuk bagi kaum perempuan Mendolo untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang lestari. Desa Mendolo dengan kekayaan hayatinya: lima jenis primata jawa (Lutung, Owa, Rekrekan, Monyet ekorpanjang, dan Kukang), berbagai burung-burung endemik dan langka, anggrek hutan, menuntut keterlibatan semua elemen masyarakat untuk merawat dan mengelolanya secara berkelanjutan.

No comments:

Post a Comment