Menginspirasi generasi selanjutnya untuk mengenal alam dan
lingkungan sekitarnya adalah penting untuk sebagai bagian upaya untuk
melestarikan alam. Apa yang kita rasakan di sekitar kita 10-30 tahun yang lalu
tentu sangat berbeda dengan apa yang anak-anak sekarang rasakan, terutama
terkait dengan interaksi dengan lingkungannya. Gadget dan Internet lebih dekat
dengan generasi sekarang, dan bermain di sungai, di sawah, mencari serangga
tanah, tidak lebih menarik daripada main game atau di aktif di sosial media
melihat, tokoh idola atau permainan yang sedang trending.
pengamat primata cilik dari Sokokembang |
Sepertinya hal ini juga terjadi dimanapun, di kota, di kampong-kampung,
desa, pinggiran kota, bahkan di desa-desa tengah hutan, meskipun dengan
intensitas yang berbeda tentunya. Sebagi contoh di Sokokembang sebagai dusun di
Tengah hutan hingga sejak beberapa tahun silam warga disini sangat intense
berinteraksi dengan pendatang dari luar terutama yang terkait dengan hutan dan
primata. Interaksi secara fisik anak-anak
dengan hutan sepertinya juga sudah mengalami perubahan, karena beberapa orangutan
mereka juga berubah mata pencaharian dan apalagi orangtua baru yang mempunyai
mata pencaharian yang tidak terkait langsung dengan hutan. Sepertinya juga
butuh analisis yang lebih dalam tentang perubahan pola-pola interaksi ini.
anak-anak sedang mengamati Lutung |
Suatu hari anak-anak yang awal awal tahun kita berada di
Sokokembang masih dalam gendongan atau baru lahir, kini anak-anak ini sudah
berumur 5-8 tahun, mereka sering berkumpul di pedopo kopi Owa, sekedar
main-main, dan sering juga mereka penasaran dengan apa yang kita lakukan. Mencoba
camera, mencoba binokuler, dan bertanya apapun tentang apa yang mereka ingin
tahu.
Kemudian kita singkatnya bersepakat dengan anak-anak ini,
untuk mengajak mereka pengamatan primata, terlebih dahulu kita minta anak-anak
ini untuk minta ijin orangtuanya. Hari yang di tentukan mereka datang lengkap,
pakai sepatu, celana panjang, topi, bekal minum dan makanan kecil, dan tidak
lupa alat tulis.
Mendampingi anak-anak pengamatan tentu sangat berbeda dengan
mendampingi orang dewasa, seakan kelebihan energy, selalu muncul pertanyaan
pertanyaan yang kadang tidak kita duga sama sekali. Mengamati pohon, owa,
lutung, serangga secara langsung dan mendiskusikan secara sederhana dengan
mereka tidak semudah menjelaskan kepada orang dewasa.
Membawa anak-anak ke alam, menjadi fenomena baru di beberapa kota besar, dan apakah ini hanya ikut-ikutan saja atau memang menjadi keresahan para penyelenggara pendidikan? 15-20 tahun mendatang anak-anak ini akan menjadi pelaku penting dalam pelestarian alam, organisasi dan pegiat konservasi di berbagai negara haibitat primata juga melakukan strategi ini untuk anak-anak, meskipun juga banyak keterbatasan, namun pendidikan konservasi adalah pekerjaan bersama. Mendekatkan mereka kepada alam harusnya menjadi bagian dari strategi untuk melestarikan bumi dan isinya. Bisa kita mulai dari halaman depan rumah kita, hal kecil kehidupan yang sering kita lihat, dengar dan rasakan.
Bacaan :
Uhl, C., 1998. Conservation
biology in your own front yard. Conservation Biology, 12(6), pp.1175-1177.
No comments:
Post a Comment