Menyebarluaskan pesan konservasi dan pengalaman lapangan
sering kali kita coba di kalangan yang sudah mengenal atau mempunyai latar
belakang primata dan konservasi alam. Berbagai komunitas atau forum diskusi
sangat beragam dan sepertinya beberapa tahun terakhir ini juga mulai marak
kembali, meskipun banyak di antaranya bersifat fun , namun melalui
komunitas-komunitas seperti ini pesan-pesan konservasi dapat menembus
batas-batas pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan konservasi.
Seluruh peserta diskusi (Foto :GPYID) |
Kesempatan berharga bulan Ramadhan 2018, tim swaraowa
bertemu dengan salah satu komunitas anak muda di Yogyakarta, yang tergabung
dalam Greepeace Youth Indonesia Yogyakarta (GPYID). Awal mula pertemuan ini
adalah, salah satu anggota GPYID ini pernah ikut dalam acara pelatihan metode
survey primata tahun 2017 lalu. Dan inilah yang menjadi tujuan kegiatan
pelatihan itu, yaitu membangun jaringan untuk pelestarian Owa jawa.
diskusi berjalan santai namun berkualitas (Foto : GPYID) |
Sangat sederhana acara sore itu tanggal 3 Juni 2018,
bertempat di AOA resto and creative space, di wilayah Seturan Yogyakarta, kurang lebih
25 peserta anak-anak muda GPYI dengan beragam latar belakang pendidikan dan
pekerjaan berkumpul. Waktu 2 jam sepertinya sangat singkat, dan diskusi berkualitas,
hangat berjalan dengan cerita –cerita lapangan kegiatan swaraowa yang awalnya
hanya penelitian primata di jawa tengah, berkembang kearah pembangunan ekonomi
berkelanjutan di tingkat site, habitat asli Owa Jawa.
Owa coffee sebagai media pembawa pesan konservasi (Foto : GPYID) |
Pertanyaan kritis dan tajam juga di sampaikan peserta, mulai
dari owa jawa itu sendiri, apakah beda antara monyet dan kera? Dampak wisata
yang sedang berkembang di habitat Owa khusunya di Petungkriyono, hingga
kebijakan pembangunan yang ramah hutan dan Owa. Produk-produk lokal berasal
dari hutan dan sekitarnya merupakan potensi lokal yang tidak hanya bernilai
ekonomi tinggi, namun juga secara ekologi sangat penting untuk dipertahankan,
sementara keberlanjutan dan kelestarian menjadi tantangan yang harus di hadapi.
Tentunya hal ini menjadi penyemangat tim swaraowa bahwa hal kecil yang bisa
kita lakukan saat ini masih terus berkembang dan banyak tantang kedepan untuk
menyelamatkan salah satu identitas di Pulau Jawa ini.
Ucapan terimakasih kepada GPYID atas terselenggaranya acara
ini dan foto-foto berikut adalah dokumentasi dari panitia diskusi sore itu.
Salam hijau.
No comments:
Post a Comment