Thursday, January 19, 2017

Tabungan Ekologi : Mengelola Lebah dan Kopi


Selamat Tahun Baru 2017 !! tulisan pertama untuk mengawali semangat baru pelestarian Owa di Indonesia. Alam menyediakan hal baru bagi yang berpikir untuk di pelajari dan dikembangkan untuk kemajuan kehidupan sosioekologis kita. Hal baru  yang coba kita pelajari saat ini adalah tentang serangga-serangga yang yang membantu penyerbukan kopi hutan di habitat Owa. Salah satu focus taxa kita kali ini adalah jenis lebah tanpa sengat. Warga sekitar habitat menyebut klanceng, sejenis tawon seukuran lalat yang sering bersarang di dalam batang pohon menghasilkan madu. Madu lebah ini mempunyai nilai ekonomi tinggi, namun karena masih memanen secara alami dari hutan produksi madu ini juga sangat terbatas, pada musim musim tertentu saja dan juga dengan jumlah yang sedikit.
lebah tanpa sengat di bunga kopi robusta
Sudah kita ketahui, adanya buah kopi, adalah karena adanya proses penyerbukan (bertemunya serbuk sari dengan putik), silahkan baca artikel di bawah. Proses penyerbukan ini ada yang terjadi dengan sendirinya juga ada yang dibantu  faktor dari luar, misal angin, serangga dan juga buatan (manusia). Serangga penyerbukan telah membuktikan peningkatan produksi kopi di beberapa daerah penghasil kopi. Jasa penyerbukan ini ada yang menghitung nilai nya hingga 350 miliar $US.  Namun kita pada umumnya tidak begitu menaruh perhatian kepada lebah atau serangga-serangga yang membantu pembuahan bunga kopi, jenis apa saja, kapan waktunya, dan bagaimana keberhasilannya dan tentunya masih banyak pertanyaan lain yang bisa kita pikirkan selanjutnya.

Untuk saat ini, hampir semua wilayah di Indonesia lebah ini yang dimanfaatkan adalah madunya, itupun juga masih banyak yang sifatnya exploitasi dari alam, madu hutan yang diambil dengan tanpa mempertimbangkan kelestarian lebah itu sendiri. Madu di ambil dengan mengambil habis sarang dan anak-anaknya. Bahkan dengan batuan api yang beberapa kasus di lapangan juga menimbulkan kebakaran hutan. Karena api yang di tinggalkan oleh pemburu madu hutan hidup membesar dan menyebar luas membakar hutan. Banyak cerita juga di hutan-hutan penghasil lebah para pemetik madu liar ini meninggal karena mengabaikan keselamatan ketika memetik madu.

Pemetik madu hutan, mengambil resiko tinggi tapi tidak lestari

Peran lebah sebagai pollinator, inilah yang menjadi hal baru yang sedang kita arusutamakan untuk pelestarian hutan dan juga meningkatkan produksi kopi juga tanaman pertanian perkebunan lainnya . Bagaimana kaitannya dengan Owa?? Owa  jawa adalah primata pemakan buah, buah-buah hutan ini juga terbentuk dari proses penyerbukan alami, dan salah satu faktornya adalah oleh pollinator. Lebah tanpa sengat tentu lebih ramah dari pada lebah-lebah lainnya karena setidaknya mereka tidak menyengat. Berdasar pengamatan lapangan juga nampak selalu hinggap di pohon-pohon pakan Owa.
Menjamin keberadaan lebah berarti menyediakan buah pakan Owa dan regenerasi hutan terus terjadi.

hutan sebagai tabungan ekologi
Selain itu untuk mengurangi tekanan terhadap habitat primata terancam punah, madu mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,  budidaya lebah yang di kembangkan di sekitar hutan bisa menjadi tambungan ekologis jangka panjang yang tidak hanya sumber pangan yang sehat namun juga berperan penting untuk melestarikan lingkungan sekitar kita secara berkelanjutan.



3 comments:

  1. rasanya msh byk yg blm teredukasi soal agen penyerbukan ini

    ReplyDelete
  2. Halo, apa ada kontak yang dapat di hubungi untuk diskusi tentang kopi Owa/Petungkriyono? Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih, untuk informasi lebih lanjut silahkan email ke: sokokembang.channel@gmail.com

      salam.

      Delete