Hari pertama sebelum
kongres primata dunia ke-27 di kantor PBB, Nairobi dimulai, menjadi kesempatan
untuk mengetahui Kenya, khususnya Nairobi, yang terkenal dengan
wildlife based
tourism-nya, wisata satwaliar, safari
adalah salah satu pendapatan terbesar di Kenya, menurut laporan World Tourism
and Travel Kenya, tahun 2016, sektor wisata di Kenya ini memicu banyak rantai
ekonomi yang lain, seperti penginapan, makanan, dan transportasi, dengan
menyumbang 3.7% dari total GDP Kenya. Penyumbang
devisa terbesar setelah produk produk pertanian. Bisa dikatakan inilah mungkin
sebuah
Wildlife industry yang sepertinya
sudah dengan tata kelola yang lebih dulu berkembang dibanding dengan kita yang
sebagai negara kita Indonesia yang “
mega biodiversity”.
|
Mata uang Kenya Shilling, dengan gambar Gajah Afrika |
Kenya, di Benua Afrika bagian Timur, merupakan rumah bagi
satwa-satwa iconic,terdapat 60 Taman Nasional dan cagar alam, salah satu safari
terbaik di afrika, Taman Nasional Amboseli, Gunung Kilimanjaro, Masai mara yang
berbatasan dengan Tanzania sangat populer dengan pemandangan migrasi
besar-besaran mamalia besarnya, seperti Gajah, Wildebest, Kerbau, Badak,
Jerapah , dan Zebra.
Penasaran dengan salah satu tour yang di tawarkan di
Nairobi, saya mencoba mengunjungi Taman Nasional Nairobi, lokasi terdekat dan
mudah di jangkau dari pusat kota, di wilayah konservasi negara ini, dapat di
jangkau dengan angkutan umum kurang lebih 1 jam dari pusat kota Nairobi, saya
menggunakan matatu, sebutan untuk
sejenis angkot di Nairobi, ongkosnya 50 KHS sekali jalan, dimulai dari terminal
yang menggunakan matatu Jurusan Langata.
Masuk ke gerbang di sambut Ranger yang bersenjata lengkap, dengan senapan mesin otomatis.
Tidak heran, karena salah satu ancaman
taman nasional ini adalah para gangster penjahat satwaliar, poacher , pemburu
gading gajah, cula badak, dan tentunya bushmeat (untuk daging konsumsi).
Ranger menjelaskan bahwa untuk safari harus menggunakan
mobil, dan haru menyewa, kita langsung dcarikan mobil dan guide yang siap
disekitar pintu masuk taman nasional, harga yang di tawarkan waktu itu kita
sepakati 16000 KHS, kebetulan di bagi berdua dengan teman saya yang dari
Republik Ceko, 8000 KHS, masing-masing. Biaya masuk taman Nasiona sendiri 4300 KHS.
|
Buku panduan burung tersedia dalam kendaraan safari dan antrian kedaraan. |
Antrian pengunjungn yang akan masuk menggunakan mobil sendiri
ataupun mobil safari juga terlihat, jam siang hari seperti ini biasanya juga
bukan waktu yang bagus untuk melihat satwa-satwa di padang savanna Nairobi,
namun guide yang juga sekaligus driver kami menjamin akan bertemu dengan
Jerapah, Kerbau liar, Antelope, Badak, Singa. Sekilas saya mengajak driver
berbicara tentang satwa-satwa tersebut cukup paham dan bisa menjelaskan paling
tidak jumlah perkiraan populasi Jerapah dan Singa. Terlihat juga di dashboard
mobil sudah di sediakan buku panduan mamalia taman nasional Nairobi dan buku
panduan burung, kamera dengan tele 300 mm, dan juga binocular.
|
Eland, jenis antelop terbesar di Afrika |
Berkeliling menyusuri jalan berdebu di savanna Nairobi,
terlihat sekali jalan-jalan ini sangat padat menandakan banyaknya kendaraan
yang membawa pengunjugn bersafari. Tour-tour ini biasanya di kelola oleh agen
wisata yang ada di kota, bahkan di hampir setiap penginapan di kota juga ada
tawaran untuk ikut tour-tour ini.
|
Zebra dan Harteebest |
|
Alcelaphus buselaphus cokii |
Baru beberapa puluh meter dari pintu masuk taman nasional ,
pandangan pertama begitu mengagumkan barisan
Jerapah masai (Giraffa camelopardalis
tippelskirchii) sedang berbaris dengan leher setinggi pohon,
dan Nampak sekali view ini dengan background kota Nairobi di belakang, bahwa
taman nasional ini sangat dekat sekali dengan kota. Kemudian rombongan Antelope Kenya (Alcelaphus buselaphus cokii), Eland (Taurotragus oryx) yang sedang merumput.
Rumput setinggi kurang lebih 50-100 meter menjadi tempat
bersembunyi dan mengintai bagi predator besar di padang ini, kami sempat
melihat 3 Singa (Phantera leo
melanochaita) sendang berbaring di rerumputan.
|
Jerapah masaai |
|
Singa terlihat di tengah padang rumput |
|
Warthog (Phacochoerus aethiopicus pallas) |
Birding di Taman Naisonal Nairobi juga sangat menyenangkan, Burung-burung
juga terlihat disekitar danau buatan yang disediakan untuk tempat minum
binatang, African spoon bill (Platalea alba), Plover ( Vanellus spinosus) dan si cantik Grey
Corned Crane (Balearica regulorum) dan
burung Unta (Struthio camelus),
jenis-jenis burung perkotaan juga sering di jumpai Maribou Stork, Gagak, dan
Ibis.
|
Crane, salah satu burung dengan status Endangered di Kenya |
|
African spoon bill |
|
Jenis-jenis Vulture di Taman Nasional Nairobi |
Badak putih afrika (Ceratotherium simum), kami beruntung sekali bisa menjumpai sangat dekat dengan kendaraan kami, ada dua jenis badak disini, yaitu badak hitam
dan badak putih, keduanya hampir mirip, namun dapat di bedakan dari mulutnya,
badak putih mempunyai mulut yang rata, dan badak hitam agak membentuk lancip
bibirnya, hal ini untuk adaptasi dengan pakannya, badak putih lebih cenderung
grassing dan badak hitam makan dari daun-dan ranting muda. Sepertinya memang
mereka sudah terbiasa dengan pengunjung yang bergerombol dengan kendaraan
masing-masing, dan para driver ini kadang juga sangat gesit, memakirkan
kendaraan di antara kendaraan yang lagi agar supaya tamu yang di bawanya dapat
memotret dengan leluasa.
|
Badak Putih Afrika |
Spot terakhir yang kami kunjungi adalah lokasi pembakaran
Gading, salah satu lokasi bersejarah dimana Taman Nasional Nairobi ini pernah
mengalami masa krisis dengan para pemburu gading gajah, dan tahun 1989
merupakan awal dari perang dengan para pemburu ini dengan di tangkap dan di
sita barang bukti berupa gading gajah sebanyak 15 ton.!!. di perkirakan ada
sekitar 3000 gajah terbunuh oleh pemburu waktu itu, untuk di ambil gadingnya. Dan
tahun 2016 ternyata juga di tempat ini dibakar lebih banyak lagi 105 ton gading
gajah (sekitar 8000 gajah !! Lokasi ini dijadikan monument pembakaran gading, dan saat intu juga pemerintah Kenya menyatakan
melawan dan melarang setiap perburuan gajah untuk gading. Kejahatan global dan
saat ini juga masih terjadi, sungguh ancaman serius untuk gajah-gajah di
afrika. Pembakaran gajah ini merupakan bentuk perang terhadap kejahatan
satwaliar, dan pemerintah kenya dengan tegas bahwa gading gajah dan cula badak
bukanlah komoditas komersial.
|
|
|
Monumen, pembakaran gading gajah (bawah), abu dari 15 ton gading yang di bakar (atas-tengah) |
Primata, tidak cukup budget saya untuk melihat gorilla
salah satu yang paling populer untuk primatewatching di Afrika, namun sempat
melihat langsung ketika berkunjung ke Karura forest, hutan di dekat kantor
UNEP, setidaknya beberapa primata afrika setidak menjadi daftar tambahan lifer
saya yaitu Black and White Colobus (Colobus
guereza ), Blue Monkey (Cercopithecus mitis) and
Shyke’s monkey (Cercopithecus albogularis) .
|
Monyet colobus |
|
Cercopithecus albogularis |
|
Blue monkey |
Aahhh...suka banget bacanya. Kak, lebih detil lagi dong penjelasan mengenai budget ke Kenya, transportasi, makan, penginapan, dll.... Yang kelas backpakeran.
ReplyDelete