Kegiatan yang fun
namun ada tambahan pengetahuan dan pengalaman konservasi menjadi salah satu
strategi untuk melestarikan primata Indonesia. Siregol primate watching, tanggal 25-26 November 2017, sebuah event
yang di gagas oleh warga sekitar habitat Owa Desa Kramat, Kecamatan.Karang moncol dan Perhimpunan Pegiat Alam Ganesha Muda Purbalingga, telah berhasil mengundang setidanya 38 peserta dari berbagai
institusi, seperti mahasiswa, kelompok pecinta alam, LSM, dan staff pemerintah.
Tujuan kegiatan ini adalah mengenal
primata dan melihat langsung habitat primata di sekitar desa Kramat. Kegiatan
ini juga inisiasi awal untuk mengarusutamakan pelestarian primata dan
habitatnya untuk melibatkan masyarakat umum.
Habitat Owa, Siregol |
Swaraowa berpartisipasi untuk mendukung kegiatan ini, sebagai bagian dari salah satu tujuan untuk melestarikan primata dan habitat aslinya, khususnya Owa jawa dan juga memfasilitasi diskusi
dan memandu kegiatan pengamatan primata di bukit Siregol, desa Keramat. Menjelang malam tanggal 25 November, para
peserta mulai berdatangan, sebagai pengantar kegiatan Siregol primate watching
ini, Bapak kepala desa Keramat dan wakil dari Perhutani membeirkan sambutan
selamat datang kepada para peserta. ( video diskusi siregol primate watching https://www.youtube.com/watch?v=R8A9eYvnvlc)
foto bersama peserta Siregol Primate Watching. foto oleh : M.Faiz |
Selanjutnya, diskusi tentang upaya pelestarian primata di
wilayah Jawa Tengah di sampaikan oleh mas Apris dari Biodiversity Society
Purwokerto dan mas Agus dari BKSDA Jawa Tengah. Mas apris menceritakan
pengalamannya membangun upaya pelestarian satwa langka di sekitar desa Melung
lereng selatan Gunung Slamet dan mas Agus dari BKSDA Jawa Tengah, turut berbagi
pengalaman tentang peran pemerintah dalam melindungi satwa langka .
Diskusi kelompok Setelah pengamatan. Foto Oleh : M.Faiz |
Esok harinya tanggal 26 November, acara pengamatan di mulai pukul 5.30 pagi,
langsung menuju lokasi pengamatan di tepi jalan antara dusun Kramat dan dusun
Sirau. Bukit Siregol, sangat unik dengan landscape pegunungan karst dan
vegetasi alami hutan hujan tropis jawa yang tidak dapat di jangkau namun dapat
di nikmati pemandangannya dari jarak tidak terlalu jauh. Peserta yang berjumlah 38 ditambah dengan
panitia di bagi menjadi 3 kelompok, yang berjalan dengan jeda 10 menit
menyusuri jalan tepi tebing bukit siregol sejauh kurang lebih 3 km. Tercatat langsung pagi itu 1 kelompok Owa (Hylobates moloch )yang
terdiri dari 3 individu, dan 2 kelompok Lutung ( Trachypithecus auratus) teramati. Binokuler, Monokuler
dan kamera tele sangat di butuhkan untuk pengamatan di Siregol, karena jarak
yang cukup jauh untuk mata telanjang mengidentifikasi primata yang teramati.
Salah satu kegiatan penutup di acara ini adalah pemberian
sertifikat, untuk mengapresiasi peserta yang turut berpartisipasi. Hal yang sederhana namun sangat berarti bagi
mungkin sebagian peserta bahwa pengalaman pengamatan primata ini menjadi hal
yang berbeda dan sangat mungkin untuk melakukan lagi kegiatan serupa di tempat lain.
salah satu peserta dengan sertifikat siregol primate watching |
Siregol primate watching setidaknya telah memotivasi warga
sekitar habitat primata , bahwa wilayah mereka masih mempunyai keunikan yang tidak
dimiliki daerah lain, harus dilestarikan, dan membangun jaringan pegiat konservasi khususnya
di wilayah Jawa Tengah. Kelestarian hutan dan nilai penting flora fauna ini
juga merupakan identitas daerah yang sangat penting dalam pergaulan global. Potensi keanekargaman hayati, dengan ke
unikannya sudah selayaknya menjadi prioritas dalam pembangunan yang
berkelanjutan.