Ketika anda di hutan atau di suatu tempat apa yang ada
pikirkan kalau adan melihat mamalia kecil? Ya mamalia yang bobotnya relative
ringan kurang dari 5 kg. Lucu, ingin membawa pulang, atau mengambil gambarnya
saja, atau teringat cerita waktu masih kecil tentang tupai dan kelinci? Bajing,
tupai, jlarang, landak, trenggiling itu beberapa di antaranya dalam bahasa jawa
yang sering juga di temukan di habitat hutan yang masih alami.
Karena ukurannya kecil, pemalu, sebagian besar aktif malam
hari, kamuflase yang sempurna, tidak banyak juga yang concern dan peduli dengan
peran mereka di alam. Menurut sejarah alam, jenis-jenis mamalia kecil ini sudah
ada sejak 30-40 juta tahun yang lalu, jadi mereka sudah berasosiasi dengan
hutan jauh sebelum manusia ada. Proses evolusi morphologinya juga tidak jauh berbeda
hingga sekarang meskipun sudah puluhan juta tahun. Tentu ada hubungan yang erat
antara mamalia kecil ini dengan hutan sebagai habitatnya.
Beberapa mamalia kecil ini di hutan berperan sebagai
pollinator (penyerbuk bunga), pemakan buah dan pemencar biji-bijian di hutan. Artinya
salah satu peran ekologisnya adalah membantu regenerasi hutan secara alami. Beberapa
mamalia kecil juga menjadi mangsa dari jenis-jenis predator hutan, seperti
burung elang. Dan sebagai fungsi estetis, ada kesenangan tersendiri bagi kita
(manusia) untuk melihatnya di alam (namun hal ini juga belum banyak yang
melakukan).
Jenis-jenis mamalia kecil ini adalah pemakan jamur
pohon, tidak semua jamur itu jahat,banyak mikroorganisme yang tak kasat mata
namun penting dalam alam ini. Apa kaitannya jamur-mamalia kecil dan pohon
hutan??
Kalau anda sering melihat kayu yang ada bercak-bercak putih
itu adalah beberapa jenis jamur yang berasosiasi dengan pohon hutan, jamur ini
membatu pohon menangkap nutrisi yang tidak dapat di perolehnya dari yang sudah
ada,sementara pohon menyediakan karbon dioksida dari fotosintesis untuk jamur. Ada
korelasi positif hubungan pohon dan jenis-jenis jamur pohon ini.
jamur pohon (bercak putih) di habitat Owa jawa |
Video berikut ini adalah yang kami dapatkan dari hutan
Sokokembang, habitat Owa jawa di Petungkriyono, kabupaten Pekalongan. Terlihat
seekor bajing Jlarang (Ratufa bicolor) yang memakan kulit batang pohon. Mycopaghy adalah istilah untuk mamalia pemakan jamur,
dan ini sedikit menjelaskan peran di atas bahwa, simbiosis antara jamur dan
tumbuhan tinggkat tinggi inilah yang disebut micoriza, dan micoriza inilah di
atarnya yang membatu pertumbuhan dan kesehatan pohon-pohon di hutan.
Dengan di
makannya jamur oleh bajing, makan spora jamur juga akan terbawa dan tersebar
melalui kotoran Bajing. Hubungan yang cukup kompleks namun bisa kita pahami
bahwa setiap binatang di hutan mempunyai peran yang tidak bisa di gantikan oleh
yang lain, bahkan oleh manusia sekalipun. Oleh karena itu membiarkan binatang tetap di
habitat aslinya, tidak memburunya,tidak mengambilnya sudah menjadi kewajiban kita
bahwa kita juga berperan dalam system ekologis ini.
Bajing jlarang/ Giant Squirrel |