|
Mr. Yamato Tsuji sedang melihat Lutung |
Tanggal 13 dan 14
Desember 2014, jauh-jauh dari jepang datang ke Sokokembang untuk melihat
primata jawa. Mr. Yamato Tsuji dari PRI
Kyoto University meluangkan waktu bersama kami menikmati sajian kopi hutan dan
juga melihat langsung bagaimana primata-primata unik pulau jawa ini masih bisa
di jumpai di hutan Sokokembang, Pekalongan, Jawa Tengah. Kami baru saja masuk
ke wilayah hutan dengan kendaraan, sangat beruntung kami berjumpa dengan
rekrekan dalam jarak yang cukup dekat, kira-kira 15 meter, dengan tetap di
dalam kendaraan kami terus mengamati kelompok monyet pemakan daun ini. Sampai
di Sokokembang kebetulan sekali saat ini generator air (microhydro) kami sedang
bermasalah jadi lengkap sudah suasana dusun yang gelap-gulita, dengan minimnya
aktifitas dengan alat elektronik. Mr. Tsuji adalah peneliti Lutung jawa, dan
sudah beberapa tahun di melakukan penelitian di Pangandaran Jawa Barat, tapi
untuk melihat lutung di wilayah jawa Tengah katanya ini yang pertama kalinya. Tanggal
14 Desember pagi kami bersama menyusuri jalan dari Ds. Sokokembang sampai
Kroyakan, dan bukan kebetulan juga karena Mr. Tsuji yang peneliti Lutung
sepanjang jalan hampir 3 km ini kami menjumpai 4 kelompok lutung dengan jumlah
kelompok antara 4-13 individu. Ini populasi yang padat katanya. Obrolan-obrolan
tentang rencana penelitian primata bersama dan bagaimana meneruskan kegiatan
konserasi di Sokokembang semakin hangat dengan sajian kopi hutan yang di
sajikan oleh “barista” warga dusun Sokokembang. Menjadi kebanggaan kami juga
dan warga di Sokokembang mendapat tamu yang seneng dengan Lutung dan penikmat
kopi.
Hari berikutnya
kami ajak Mr. Tsuji melihat langsung proses pembuatan gula aren, dan katanya
ini pertama kalinya beliau melihat kalau ada gula yang di proses dari pohon
aren yang tumbuh di hutan. Ada obrolan yang cukup menggelitik juga waktu kami
ngobrol dengan petani gula aren, salah satu warga pengrajin gula aren bilang “bagaimana
ya? Orang jepang sudah canggih bikin mobil, motor, radio, tv, dan hp kok bikin
gula aren aja tidak tau ..ha..ha..ha.” sendau gurau ini semakin hangat dan
mengakrabkan kami walaupun ada kendala bahasa.
|
Foto bersama ibu-ibu di ds.Tembelan |