Monday, September 1, 2025

Madagascar : pulau endemis dan Kongres Primata Dunia ke-30 ( bagian 2)

 oleh Arif Setiawan

Dr. Patricia Write menjelaskan lemur di Taman Nasional Ranomafana

Bersama Dr. Patricia wright dan team, yang telah melakukan penelitian disini sudah lebih dari 20 tahun,dapat memantau  pergerakan dan lokasi-lokasi lemur ini dapat dengan cepat teridentifikasi. Penggunaan radio telemetri juga digunakan untuk penelitian jelajah lemur, dan sangat membantu menemukan kelompok lemur ketika ada tamu atau wisatawan datang. Dukungan fasilitas penelitian dan pembiayaan konservasi dari berbebagai universitas, dan melibatkan teknisi dan peneliti lokal, mendorong munculnya penelilti muda, CenterValbio dan lemur di Ranomafana adalah salah satu bentuk keberhasilan konservasi species lemur.

sportive lemur

Guide menjelaskan kalau sifaka ini monogamous, atau hidup berpasangan. Guide juga sangat menjelaskan bahwa berat sifaka hingga 6 kg, dengan masa kehamilan, sekitar 6 bulan, anak sifaka yang lahir akan di gendong di depan sampai umur 3 bulan, kemudian gendongan akan pindah ke punggung setelah lebih dari 3 bulan sampai umur 6 bulan dan mandiri. Guide juga menjelaskan kalau musim kelahiran sifaka biasanya bulan banyak hujan, kenapa? Mungkin banyak sumber pakan ketika musim hujan. Kemungkinan juga ketika musim kering, suhu di Ranomafana sangat dingin, sehingga sifaka hanya diam tidak banyak bergerak, untuk mencari makan mungkin lebih banyak energi yang dibutuhkan. Hal ini menurut penelitian juga merupakan strategi reproduksi adaptif, dimana kelahiran individu baru membutuhkan sumber pakan dan ketika masa penyapihan, masih banyak tersedia sumber pakan.

Red bellied brown lemur (Eulemur rubriventer

Kemudian kami berjalan lagi, guide yang telah berpencar dan berkomunikasi dengan handy talkie, mengabarkan ada sportive lemur, yang sedang makan, moment yang langka bisa menjumpai lemur ini, karena dia adalah nocturnal dan sedang makan di siang hari, guide membimbing saya, dimana saya bisa mengambil foto dengan bagus, dan setelah dapat posisi, terlihatlah lemur ke3, sportive lemur !! Lemur selanjutnya yang saya jumpai adalah brown lemur, jenis ini jantan dan betina dapat di bedakan, yang jantan ada warna putih di bawah matanya, seperti airmata berwarna putih, ya ini adalah lemur ke 4 saya . hingga Tengah hari jam 12 kami istirahat siang dan kembali ke CVB.

Scally ground roller ( Geobiastes squamiger) endemik madagascar

Botanical park Arboretum Ranomafana



Traveler's palm

Setelah makan siang, Dr Patricia mengarahkan kami untuk berkunjung ke Botanical park Arboretum Ranomafana yang di kelola oleh warga desa Ranomafana, disana kami bisa melihat koleksi tanaman asli Madagascar dan juga ada jenis-jenis chameleon yang di jaga tetap ada di dalam kawasan. Ada 11 orang yang ikut dalam tour ke botanica park ini, kami PCI grantee dan beberapa mahasiswa dan volunteer di CVB turut serta. Untuk tiket masuk masing-masing orang 20000 AR dan guide 10000 AR. Guide juga sangat informatif sekali menjelaskan apa saja yang bisa di jumpai disini, mulai dari jenis tanaman endemik madagascar, Traveler's palm, yang berdaun seperti pisang tapi batangnya seperti kelapa, dan jenis-jenis satwa terutama chamelleon,  guide lalu menjelaskan kalau disini ada ten rec!!, wah ini yang saya penasaran, mamalia asli Madagascar bukan tikus bukan landak, dan itu baru pertama kali saya dengan Namanya dan liat fotonya di kebun Binatang waktu di Antanarivo. 

lowland streaky Tenrec

Common Quail (Coturnix coturnix)

Baru berjalan beberapa puluh meter, ada guide lainya yang memberi tahu kalau baru saja melihat Tenrec ( Hemicentetes semispinosus). Langsung kami mencarinya, dan guide menjelakan ukurannya kecil seperti tikus, di tanah, wah...bisa-bisa ke injak ini. Kami menyibak semak-semak, dan tidak menyangka karena habitanya berada di taman yang sama sekali bukan hutan, kebun budidaya, yang sengat dekat dengan kegiatan manusia. Baru beberapa menit kami mencari, tiba-tiba guide memanggil, Ten rec..tenrec. 

Lifer lagi untuk mamalia kecil madagascar  !!, berduri seperti landak namun kecil dan moncongnya lebih mancung daripada tikus clurut, foto-foto sangat dekat dan Tenrec berjalann di rerumputan mencari tempat berlindung. Menurut guide, memang jenis ini sering djumpai di kebun-kebun di taman di sekitar rumah. Tenrec ini ternyata secara kekerabatan lebih dekat kepada gajah tidak lebih dekat kepada tikus atau landak. Nama tenrec sendiri sebenarnya dari Bahasa Malagasy ‘tandraka’ yang oleh orang eropa kemudian di ucapkan tenrec, tandraka sendiri dalam Bahasa Malagasy aktivitas yang terkait menggali tanah atau membuat galian.Tenrec ini mamalia kecil yang sering menggali tanah untuk bersembunyi atau bersarang, dan anaknya lebih dari 10.

Chameleon tidak kalah menariknya dengan lemur, jenis-jenis chameleon ini sering dijumpai meskipun untuk menemukannya kadang harus lebih jeli, karena chameleon dapat menyamar, kamuflase. Makanan mereka adalah serangga, lidah mereka sangat panjang, mungkin hampir sama dengan panjang tubuhnya, jika menjulur keluar. Pearson camelon adalah salah satu yang kami jumpai di arboretum ranomafana merupakan chameleon terbesar yang ada di madagascar, dan kami juga menjumpai chameleon terkecilnya, ukuran dewasanya hanya sekitar 5 cm.

Two-banded Chameleon, Furcifer balteatus
Mata bunglon di Madagaskar sangat unik karena dapat berputar secara independen hingga 360 derajat, memungkinkan mereka mengamati dua objek berbeda secara bersamaan, dan menggabungkan kedua gambar tersebut di otak untuk pandangan panoramik. Fitur ini didukung oleh kelopak mata yang menyatu dan lensa kornea yang menciptakan efek seperti teleskop untuk pandangan yang fokus.

Pearson's chamelleon menangkap serangga dengan lidahnya yang panjang
 
Chamelleon -chamelleon ini memang sengaja di rawat di tempat ini, jenis-jenis ini dibiarkan bebas dan ada juga yang di beri kandang dari kawat dan jaring, untuk menghindari dari predator, seperti ular, tikus dan burung elang. Keberadaan mereka ada yang memang untuk tujuan penangkaran, mengembang biakkan. Ada juga untuk edukasi  pendidikan lingkungan,dan ekowisata seperti disini adalah bertujuan untuk memberikan alternatif pendapatan selain perburuan satwaliar. 

Koperasi perempuan Famiova
Menenun, kegiatan di Koperasi perempuan Famiova, Ranomafana

Jam 5 sore, botanical park ini tutup, dan kami pun kembali ke CvB, kami singgah ke Desa Ranomafana, dimana ada komunitas perempuan yang  terlibat dalam kegiatan seperti pembuatan kerajinan, termasuk tenun sutra dan katun, serta pengelolaan lahan dan sumber daya untuk meningkatkan mata pencaharian mereka dan berkontribusi pada konservasi. Inisiatif ini  mendukung perempuan dengan mempromosikan hak atas tanah mereka, menyediakan pelatihan pengelolaan lahan, dan membantu mereka mengembangkan ekonomi berkelanjutan. Koperasi perempuan Famiova adalah contoh lokakarya yang dikelola masyarakat yang berfokus pada kerajinan tradisional ini. Disini pengunjung bisa melihat langsung bagaimana pembuatan kerajinan tangan dari tenun tradisional. Tas, scarf, dan t-shirt disini hampir smuanya tidak di sablon, tapi dari hasil jahitan,tenun atau bordir tradisional.  Harga juga relatife lebih murah, mulai dari 10,000 Ar.

Pengamatan malam- lemur tikus
lemur tikus (Microcebus rufus)

Karena banyak jenis-jenis binatang malam, pengamatan malam juga menjadi pengalaman yang harus di coba, jam 6 sore di Ranomafana sudah gelap, kami Bersiap naik mobil untuk pengamatan malam, lokasi tujuan kami adalah jalan sepanjang hutan sebelum pintu masuk taman nasional Ranomafana. Ketika kami sampai disana deretan mobil parkir ternyata sudah banyak, tamu-tamu ini menginap di penginapan di sekitar desa ranomafana, dengan guide mereka datang kesini dan peralatan headlamp dengan filter kuning sudah mereka siapkan. Ada yang menarik ternyata, lemur tikus yang kecil itu sudah terbiasa di umpan untuk datang, dan mereka menggunakan pisang yang telah masak untuk di oles-oles kan di ranting semak-semak, dan beberapa menit kemudian lemur tikus datang untuk menjilati, cepat sekali gerakannya. Guide mengarahkan hanya satu lampu yang di perkenankan, dan untuk fotografi tentusaja ini kurang memuaskan, tapi untuk melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana perilaku lemur tikus itu cahaya lampu yang tidak terlalu terang tidak menganggu  mereka. Pengamat juga di arahkan untuk tidak terlalu berisik, ketika lemur tikus sedang makan atau menjilati olesan pisang di ranting. 

Anja Community Nature Reserve dan Lemur ekor Cincin

Gunung granit di Anja nature reserve

Tanggal 17 Juli 2025, kami ber 17 orang berangkat menuju ke salah satu tempat pengamatan lemur paling legendaris, yang terkenal lewat film Madagascar, king Julien si lemur Ekor cincin, Lemur catta . Perjalanan kurang lebih 5 jam dari CVB, kota terdekatnya adalah Ambavlao, menggunakan bus yang agak besar daripada yang kita gunakan sebelumnya, perjalanan tidak cukup kencang karena ukuran kendaraan yang relative lebih besar dan jalan ternyata tidak semulus yang kita bayangkan. Pemandangan pedesaan dan ratusan zebu, sapi afrika menjadi pemandangan yang unik, di antara landskape sawah dan gunung batu granit yang memanjakan mata. 

resto dengan arsitektur lokal dan kontribusi konservasi di Anja nature reserve

Sebelum masuk di lokasi pengamatan ringtail lemur, kami singgah di sebuah resto yang menyajikan menu lokal, pemandangan landscape gunung batu granit dengan langit birunya, sangat Istimewa. Ketika menu dibagikan, saya membaca bahwa sebagian keuntungan dari restoran ini alah untuk konservasi lemur dan komunitas yang menjaganya. Kawasan wisata minat khusus untuk lemur ini di inisiasi tahun 1999 oleh warga sekitar yang kawatir akan kerusakan hutan, kekeringan dan kelaparan. Kemudian tahun 2000an pemerintah medukung program ini, mensupport warga untuk  mengelola kawasan seluas 30 ha, untuk pemulihan hutan dan mengembangkan wisata minat khusus pengamatan lemur, hingga saat ini kegiatan wisata di Anja ini telah memberi keuntungan untuk perbaikan fasiltas Kesehatan, Pendidikan dan pemukiman warga. Popoulasi lemur ekor cincin juga meningkat disini, bahkan populasi terbesar untuk seluruh Madagascar ada di Anja community reserve ini. Sehingga PBB pernah memberi penghargaan untuk komunitas ini sebagai penghargaan atas konservasi berbasis komunitas ( community based ecotourism) yang berhasil dan inovatif.

Anja community center

Setelah selesai makan siang kami menuju Anja nature reserve, ternyata tidak jauh dari restoran kami makan, ada beberapa homestay juga di sekitar lokasi, setelah membeli tiket  seharga 20,000 Ar dan guide untuk group kami 45,000 Ar . ada 4 orang guide menemani kami, kemudian kami mulai menyusuri jalur trekkingnya, sangat mudah, dan guide menjelaskan latar belakang sejarah terbentuknya reserve ini yang di kelola oleh Masyarakat. Baru berjalan beberapa meter guide sudah menunjuk itu ringtailed lemur nya…(Lifer…!!) mereka berjalan di tanah dengan ekor hitam putih panjang ke atas, sangat khas. Ada kurang lebih 12 individu teramati. Mereka mendekat ke kami, tapi kami dan pemandu juga tidak memberikan respon apapun, tidak memberi makan, mereka dalam jarak yang sangat dekat, namun tidak agresive. 
Lemur ekor cincin, ( Lemur catta)

Hutan ini seluas 30 Ha, ada sumber mata air di antara gunung batu granit dan lemur hidup bebas dilarang berburu, dan merusak hutan. Jalur trekking kurang lebih 1.5 jam, untuk sampai puncak gunung batu, ada tali untuk pegaman, dan pemandangannya sangat indah di puncak. 3 gunung batu granit mengelilingi, dan di antaranya adalah sawah pemukiman dan dipisahkan oleh jalan raya. Sampai hari menjelang gelap kami turun dan kembali ke Ranomafana.