kota Antananrivo |
Acara dua tahunan pertemuan peneliti, pemerhati dan pegiat konservasi primata dunia yang ke 30 kali ini di gelar di Madagascar. Ya pulau yang sangat unik, dari sejarah geologinya, karena terbentuk atau terpisah dari benua India, bukan dari afrika yang dekat dengannya saat ini, ketika 80 juta tahun yang silam. Lebih dari 90 % keaneragaman hayatinya tidak di jumpai di tempat lain di belahan bumi, endemisitas tinggi. Menurutu taxonomi terbaru ada setidaknya 112 jenis lemur saat ini di Madagascar. Lebih menarik lagi kira-kira 2000 tahun yang lalu, ada jejak Nusantara gelombang pertama migrasi manusia di Madagascar.
Antananarivo : Kontras sosial dan arsitektur
Tanggal 11 Juli 2025 menjelang sore saya mendarat di bandara Ivato international, landscape pertanian musim dingin dan matahari yang menguning sangat memanjakan mata. Penantian sekian lama dari sebuah film kartun dan akhirnya saya bisa overlanding di Madagascar.
Suasana Kota, Antananarivo, sebagai ibukota Madagascar
hampir sama dengan kota-kota besar lainnya, namun disini berbeda !. Antananarivo, ibu kota Madagascar,
membentang megah di atas perbukitan yang bergelombang, di mana rumah-rumah
berwarna pastel bertumpuk rapat seperti mosaik hidup yang menempel di lereng
curam. Jalan-jalan sempit berliku menyusuri kontur tanah, menghubungkan
pasar-pasar ramai dan gang-gang yang dipenuhi aroma tanah dan rempah dan suara
kehidupan. Di kejauhan, batuan granit menjulang kokoh, menjadi saksi bisu
sejarah dan budaya yang kaya. Di puncak tertinggi berdiri Queen’s Palace,
anggun dan berwibawa, memandang kota dengan aura kerajaan yang tak lekang oleh
waktu—sebuah simbol warisan suku asli yang menyatu dengan denyut modernitas.
Queen palace |
Menginap tidak jauh dari Queen palace, dan hari pertama langsung mengexplore lokasi di sekitar tempat tinggal, menyusuri tangga yang mengarah ke bangunan tertinggi di kota Antananarivo, tangga inilah jalan utama jaman Ratu Ranavalona I dan II, tangga ini mengarah ke pusat keraton dan ada gerbang batu yang dulu digunakan sebagai pintu masuk utama. Antananarivo, kota yang bertengger di atas kontur granit curam, dengan jalanan menanjak dan menurun yang ditata dari batu, serta rumah-rumah yang seolah bertumpuk di lereng. Kombinasi arsitektur Eropa kolonial dan pemukiman padat menjadikan kota ini unik dan penuh karakter. Namun disisi lain, pemukiman padat ini sepertinya tidak menyediakan akses yang sama untuk warganya, akses kesehatan, pendidikan, bahkan air bersih yang di hotel pun kadang mati. Kendaraan kendaraan suv 4wd untuk turis, sangat kontras dengan banyaknya warga yang berjalan kaki, kumuh dan mengais sampah dijalan-jalan kota, konon menurut survey 62% penduduk madagascar hidup dalam bawah garis kemiskinan.
gerbang kuno menuju Queen palace |
Lemur, Kebanggaan Madagascar
penjual patung lemur dari Kayu di kota Antanarivo |
Di beberapa sudut kota, nampaknya lemur juga sudah populer,
seperti baobabs, si pohon family bombacae itu, juga fotonya ada
dimana-mana. Saya menemukan supermarket yang menggunakan lemur sebagai icon “
SuperMaki”. Lukisan mural juga ditemukan di resto, atau café, menunjukkan lemur
sebagai satwa unggulan untuk wisata di Madagascar.
super maki, super market di Antananarivo |
Untuk wildlife pertama yang saya lihat di Madagascar, tentunya adalah burung-burung, berkunjung ke wetland di kota antanarivo, Parc de Tsarsaotra. Lokasi ini merupakan danau alami yang di tengahnya ada pulaunya, banyak burung-burung air disini, white face duck, bebek dengan kepala putih bagian depan, adalah lifer disini, dan yang lainnya ada kuntul hitam, dan Malagasy king fisher. Dan exciting kedua saya adalah ketika menemukan Chamelleon. karena saya yang pertama kali menemukannyan, phanter chameleon ( lifer!!).
![]() |
Dendrocygna viduata - White-faced Whistling Duck |
![]() |
panther chameleon (Furcifer pardalis) |
Saya data lebih awal di Madagascar, karena ada acara
pre-congress trip yang di organize oleh Noel Rowe- Primate Conservation Inc.
Jadi Noel Rowe melalui PCI nya dalah salah satu donor yang memberikan support
untuk orang-orang dari primate habitat country, dan sejak tahun 2005 PCI telah
membantu saya, grant-grant meskipun kecil 1000-3000 USD saat itu benar-benar
telah menjadi dasar bagi kari primatologi saya dan swaraOwa berkembang sampai saat ini. Ada 11
orang yang ikut dalam pre-congress trip ini di madagascar, semua grantee dari
PCI, atau orang-orang yang pertama kali mendapatkan grant dari PCI, ada dari
Vietnam, Colombia, Panama dan Afrika. Kami semua menginap di hotel Al ditengah kota Antananarivo, untuk berangkat
dan pulang ke venue confrence disediakan minibus,
Kami berangkat ke
Ranomafana, tanggal 11 Juli 2025, tujuan kami akan bermalam beberapa malam di Center Val Bio (CVB) “ Center for value
Biodiversity” dan berkunjung ke taman
nasional Ranomafana national park adalah kawasan konservasi di arah tenggara
Antananarivo, didirikan pada tahun 1991, setelah penemuan Golden bamboo lemur Hapalemur
aureus, oleh Patricia write. CVB Adalah stasiun riset internasional yang didirikan
pada tahun 2003 oleh Stony Brook University dan dipimpin oleh Dr. Patricia
Wright. Terletak di tepi Ranomafana, pusat ini menggabungkan penelitian ilmiah,
pendidikan, dan pengembangan komunitas untuk melindungi ekosistem Madagaskar.
CVB juga menjalankan program kesehatan, reboisasi, dan konservasi berbasis
masyarakat, serta menjadi rumah bagi ratusan ilmuwan dan mahasiswa setiap
tahun. Dan Dr, Patricia adalah istri dari Noel Rowe, jadi inilah yang membuat
trip ini dapat terealisasi.
foto bersama di CVB |
Perjalanan menuju Ranomafana membentang melalui lanskap yang kering namun memukau. Langit biru bersih membentang luas, seolah menjadi kanvas bagi bukit-bukit dan lembah yang bergelombang. Di kanan-kiri jalan, hamparan sawah produktif memberi warna hijau yang menyejukkan, meski jejak pengolahan lahan dengan cara membakar masih terlihat jelas—menjadi pengingat akan tantangan konservasi yang nyata.
Jalanan menuju taman nasional ini penuh lubang dan rusak,
membuat perjalanan terasa berat. Namun justru di tengah ketidaknyamanan itu,
keindahan lanskap Madagaskar tampil jujur dan apa adanya. Ranomafana bukan
hanya tujuan, tapi juga cerminan dinamika antara alam, manusia, dan harapan.
Kami sempat singgah di kota-kota yang ramai seperti Antsirabe, becak nya yang warna-warni banyak
terlihat disini, orang-orang jualan hasil bumi, seperti singkong, tales,
pisang, dan kacang-kancangan beras, jagung, menempatkan di tepi jalan yang
sangat ramai dan berdebu. Sesekali terlihat Zebu ( sapi afrika) menarik
gerobak, zebu ini merupakan simbol status kemakmuran orang madagascar, olahan
zebu dalam bentuk daging dan susu yogurt banyak di jumpai di jual di pasa-pasar
seperti di antsirabe ini.
Jam 9 malam kami sampai di CVB, jalanan yang berlubang-lubang besar, dan di lalui truk-truk berat seakan memberikan gamparan kompleksitas permasalahan konsevasi di Ranomafana, sampai di Center val Bio, Dr Patricia langsung menyambut kami, dan langsung memperisalahkan untu makan malam. Esok paginya setelah sarapan kami langsung di briefing untuk bersama-sama berkunjung ke Taman nasional, ada guide lokal Bernama Flavian, warga lokal dari desa Ranomafana, Flavian sangat aktif memperkenalkan jenis-jenis satwaliar, terutama jenis-jenis burung yang merupakan ke ahliannya. Setelah perkenalan dan introduksi singkat tentang Taman Nasinal Ranomafana, kami berangkat bersama dan membeli tike seharga 55000 AR untuk masuk kawasan dan Guide 45 000 AR.
![]() |
Milne edward's Sifaka (Propithecus edwardsi), lemur pertama madagascar (lifer.!!) |
Kita akan masuk ke jalur pengamatan, di pandu oleh Dr Patricia dan asistenya, yang menggunakan radio telemetri, untuk melacak Sifaka. Baru beberapa meter dari pintu masuk jalur pengamatan, Flavian menunjukkan itu burung madu madagascar’ Malagasy sunbird’. Beberapa saat kemudian guide, kami memanggil ‘ ada sifaka ‘ kami bergegas, dua teman dari Vietnam yang membawa lensa 600 mm, sangat sigap, dan mesin camera nya menembak sangat cepat, dan handheld !! Sementara saya masih menyiapkan tripod dan camera untuk posisi yang bagus. Saya mencoba mengamati dulu , karena ini moment pertama saya berjumpa lemur Sifaka, Milne edward’s Sifaka ( Lifer !!)
-bersambung-
No comments:
Post a Comment