oleh : Intan Rachmadanti Al-Huda
Saya mahasiswi program studi Kehutanan, Unversitas Sebelas Maret Surakarta, salah satu penerima beasiswa swaraowa, untuk tujuan penelitian Lutung Jawa. Pengamatan lapangan telah dilakukan pada Bulan Mei hingga Bulan Juni 2023, Kami mengamati populasi dan persebaran lutung jawa di hutan Sokokembang, Petungkriyono, Pekalongan. Lutung jawa (Trachypithecus auratus) merupakan satwa endemik Pulau Jawa dan Bali yang populasinya semakin menurun dalam 36 tahun terakhir.
Lutung jawa termasuk dalam primata dilindungi yang hidup secara berkelompok. Berdasarkan International Unioun for Corservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Red List 2021 lutung jawa termasuk dalam kategori Vulnerable atau rentan. Sedangkan menurut CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), lutung jawa termasuk kategori Appendix II.
Kami melakukan pengamatan pada pagi dan sore hari pada jam aktif lutung jawa. Selama pengamatan, kami mengamati sebanyak 11 kelompok lutung jawa dengan jumlah individu sebanyak kurang lebih 100 individu lutung jawa yang tersebar di hutan Sokokembang. Tidak hanya lutung jawa, kami juga bertemu berbagai jenis satwa lainnya selama pengamatan. Surili (Presbitys fredericae), owa jawa (Hylobates moloch), dan Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah jenis primata selain lutung jawa yang kami temukan di hutan Sokokembang. Selain primata terdapat pula beberapa jenis satwa lain yang seperti elang jawa (Nisaetus bartelsi), julang emas (Rhyticros undulatus), babi hutan (Sus scrofa), dan kijang (Muntiacus muntjak). Pada saat pengamatan lutung jawa, kami juga menemukan jejak kaki mamalia yang diduga merupakan macan tutul jawa (Panthera pardus melas).
Setiap kelompok lutung jawa umumnya terdiri atas individu dewasa, remaja, dan anak. Individu anak lutung jawa yang baru lahir memiliki rambut berwarna orange yang sangat berbeda dengan lutung jawa dewasa yang memiliki warna rambut hitam. Pada saat pengamatan, terdapat beberapa individu lutung jawa berwarna orange yang sedang dalam gendongan induknya. selain itu juga terdapat individu anak yang telah berubah warna menjadi hitam yang juga teramati sedang bersama induknya. Warna orange ini pada bayi lutung terkait dengan pola asuh allomothering, dimana semua individu dewasa berperan sebagai induk pengasuh dan penjaga untuk bayi yang masih rentan, warna yang mencolok akan menarik perhatian individu lutung dewasa lainnya dalam satu kelompok untuk menaruh perhatian kepada bayi lutung. Pada pengamatan kali ini diketahui bahwa jumlah individu dewasa mendominasi struktur umur lutung jawa di hutan Sokokembang.
Kelompok lutung jawa bersifat uni-grup (one male and multi female) yaitu hanya terdapat satu individu jantan dewasa yang mendominasi dan memiliki tugas sebagai pemimpin kelompok dimana harus mengawasi, melindungi, dan memastikan anggota kelompoknya dalam keadaan aman. Oleh karena itu, lutung jawa termasuk satwa poligami karena jumlah betina lebih banyak dibandingkan dengan jumlah jantan dalam satu kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan kami, lutung jawa di hutan Sokokembang terdiri atas 3 hingga 23 individu dalam setiap kelompok. Hal itu terjadi karena perbedaan kemampuan regenerasi setiap individu dan keberadaan predator yang berbeda pada setiap wilayah jelajah lutung jawa di hutan Sokokembang.
Lutung jawa merupakan primata arboreal yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya dengan beraktivitas diatas pohon. Mulai dari aktivitas makan hingga aktivitas istirahat juga dilakukan diatas pohon.. Kami juga mengamati lutung jawa sedang melakukan aktivitas grooming diatas pohon. Grooming merupakan kegiatan mencari dan mengambil kotoran atau parasit dari permukaan kulit dan rambut.