Monday, April 9, 2018

Nyanyian Owa Bukit Santuai



Ditengah perkebunan sawit, Kalimantan Tengah , di antaranya masih terdapat sisa-sisa tegakan hutan alami yang masih bertahan dan kalau kita perhatikan ada nyanyian Owa di antaranya . Perjalanan tim swaraowa bulan Maret 2018 ini menuju salah satu kawasan hutan alami yang tersisa di antara bentang alam monoculture, Kelapa Sawit.

Kota tujuan yang kami tuju adalah Sampit, Kabupaten Kota Waringin Timur. Keluar dari Bandara  Sampit nampak sekali atmosfer perkebunan dan industri minyak sawit, terasa. Ratusan mungkin bisa mencapai ribuan truk pengangkut minyak hilir mudik di jalan-jalan Sampit ini. Perjalan kami kurang lebih 6 jam, dari kota sampit, Bukit Santuai adalah nama kota kecamatan, yang di wakili oleh bukit yang memang tersisa vegetasi alamnya yang terletak di antara perkebunan Sawit.

Bornean-white bearded Gibbon (Hylobates albibarbis)

Pengalaman berbeda dan menambah pengalaman lapangan terkait dengan pelestarian primata di kalimatan tengah. Yang menjadi perhatian kami adalah jenis owa, di Kalimantan, mengupdate pengetahuan dan permasalahan konservasi yang sama sekali berbedan dengan di Jawa atau di Mentawai yang telah kami kunjungi.

Menurut Cheyne, et al 2016, saat ini taxonomy jenis Owa di Kalimantan dan umumnya Borneo yang memasukkan Malaysia dan Brunai, terdapat 4 jenis Owa, yaitu Hylobates funereusHylobates MuelleriHylobates albibarbis, dan Hylobates abboti. Sebaran geografis nya di batasi sungai-sungai besar dan pegunungan di bagian tengah-utara Kalimantan.

Pengamatan singkat kami di kawasan bernilai konservasi tinggi perkebunan sawit, Agro Wana Lestari masih menjumpai kelompok Owa, bahkan beberapa di antaranya juga terdapat di kawasan riparian yang terisolasi oleh habitat Sawit.  Simak video berikut Owa dan nyanyiannya  yang kami jumpai di hutan bukit Hawuk dan Bukit Santuai.


Kunjungan singkat ke beberapa desa sekitar habitat Owa kalimantan ini, terlihat masih ada kegiatan adat yang sangat terkait dengan alam sekitar. Penganut  kaharingan , membuat tempat-tempat khusus untuk orang yang telah meninggal melalui upacara adat. Ada tiang-tiang (sapundu) bernila sakral untuk menghormati orang yang telah meninggal, berukir binatang, seperti burung, monyet, bajing,  di makam-makam orang , menunjukkan pengetahuan mereka tentang alam di sekitar mereka.
tiang-tiang bernilai sakral berukir monyet


Refferensi :

Cheyne, S.M., Gilhooly, L.J., Hamard, M.C., Höing, A., Houlihan, P.R., Loken, B., Phillips, A., Rayadin, Y., Capilla, B.R., Rowland, D. and Sastramidjaja, W.J., 2016. Population mapping of gibbons in Kalimantan, Indonesia: correlates of gibbon density and vegetation across the species’ range. Endangered Species Research30, pp.133-143.



No comments:

Post a Comment