Di tahun 2017, yang baru saja usai, swaraowa telah dan
sedang menginisiasi kegiatan di
Kepulauan Mentawai bekerjasama dengan Uma Malinggai untuk berkontribusi dalam pelestarian primata di
Kepulauan Mentawai. Cerita-cerita dari lapangan dapat di telusuri dalam blog ini, dan
beberapa edisi khusus terkait dengan jenis-jenis burung di kepulauan Mentawai.
Beberapa foto dari lapangan meskipun sangat sulit memperoleh
gambar yang bagus, setidaknya memotivasi tim penyusun untuk terus mengarus
utamakan konservasi primata Indonesia. Khusus edisi mentawai dari beberapa foto
kolega dan tim Uma malinggai yang
dilapangan, kita coba kumpulkan dan kita susun menjadi sebuah poster untuk mengenalkan kepada khalayak umum kekayaaan dan keragaman primata kepulauan Mentawai.
Mungkin yang sudah faham tentang primata mentawai, kini ada 5 species primata yang ada di Mentawai, yaitu, Joja (Presbytis
potenziani), Bokoi (Macaca pagensis), Bilou (Hylobates klossii) dan Simakobu (Simias concolor). Dan saat ini, ada perkembangan terbaru dari
taksonomi primata mentawai, dimana untuk Macaca
pagensis di pisah menjadi 2 jenis yaitu untuk yang di siberut (Macaca siberu) dan yang di pulau Sipora,
Pagai Utara dan Pagai Selatan tetap (Macaca
pagensis), ciri morphologi juga membedakan kedua jenis ini, seperti yang di
foto ini, untuk macaca di Siberut, mempunyai ekor yang menggulung di ujung,
dan Macaca
pagensis ekornya lurus. Nama lokal,
juga berbeda Bokoi adalah nama umum
yang di kenal di P.Siberut, sementara Macaca
pagensis di kenal dengan nama Siteut.
Joja, adalah sebutan di Siberut, untuk primata pemakan daun dan berekor
panjang (Presbytis potenziani), dari
keluarga surili dan untuk taksonomi joja juga ada 2 sub species, yang
sebarannya di wilayah Pulau siberut adalah Presbytis
potenziani ssp siberu dan yang ada kepulauan Sipora dan Pagai utara,
Pagai Selatan surili mentawai ini di kenal dengan nama Atapaipai (Presbytis
potenziani ssp potenziani). Ciri morphology juga terlihat berbeda, dimana
untuk yang di siberut cenderung gelap di bagian depan tubuhnya, sementara yang di
sipora dan pagai mempunyai warna ke emasan di bagian dada.
Simakobu (Simias concolor) |
Simakobu (Simias concolor) masih menjadi primata yang paling susah di jumpai,
sehingga foto monyet ini juga sangat jarang. IUCN juga mengkategorikan primata ini sebagai salah satu dari 25 jenis primata di dunia yang paling terancam punah saat ini. Dilapangan, prosentasi perjumpaan langsung
dengan primata ini juga paling rendah, di banding dengan ke 4 primata yang
lain, meskipun demikian ada terdengar juga suara “calling” simakobu. Perburuan
dan karena hilangnya habitat menjadi penyebab susahnya Simakobu di jumpai.
Bilou (Hylobates klossii) di Siberut, Sipora, dan Pagai sebutan untuk jenis Owa
asli mentawai ini, di kempat pulau juga di kenal dengan nama yang sama. Sangat mudah
di kenali dari suaranya di pagi hari, namun tidak seperti primata mentawai
lainnya Bilou sangat tergantung kepada pohon untuk bertahan hidup. Dengarkan suara
panggilan Bilou betina disini.
Referensi :
Roos, C., Ziegler, T., Hodges, J.
K., Zischler, H., & Abegg, C. 2003. Molecular phylogeny of Mentawai
macaques: taxonomic and biogeographic implications. Molecular
Phylogenetics and Evolution, 29(1), 139-150
Whittaker, D. & Geissmann, T. 2008. Hylobates
klossii. The IUCN Red List of Threatened Species2008:e.T10547A3199263. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2008.RLTS.T10547A3199263.en. Downloaded on 29 November 2017
No comments:
Post a Comment