Friday, April 1, 2022

Pelatihan Guru dan Fasilitator Budaya Mentawai

 oleh Damianus Tateburuk

Foto bersama peserta di acara pembukaan pelatihan


Malinggai Uma Tradisional Mentawai bersekretariat di Dusun Puro II Desa Muntei Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai – Sumatra Barat. Malinggai Uma Tradisional Mentawai dibentuk pada tanggal  05 September 2014 dan untuk memberikan fasilitasi kepada masyarakat umum dalam hal di bidang seni kebudaya, dan  Konservasi keanekaragam hayati asli Pulau Mentawai.

Salah satu kegiatan tahunan yang di kolaborasikan adalah Fasilitasi Pelatihan Guru-guru Dan Fasilitator Sekolah Budaya Mentawai, dan kali ini yang ke dua kalinya di selenggarakan, bekerjasama dengan SWARAOWA, yang didukung oleh Mandai Nature dan Fortwayne Children's Zoo.  Sasaran peserta dari acara tersebut adalah, lembaga sekolah dan lembaga bidang kebudayaan, serta Guru BUMEN (Budaya Mentawai).

Tujuan dari Pelatihan tersebut adalah untuk

1.    Memperkenalkan kepada generasi guru-guru lokal budaya Mentawai terhadap keanekaragam hayati hidupan liar yang ada di Mentawai

2.    Memperkenalkan guru-guru lokal budaya mentawai mengenai keanekaragaman primata di pulau Mentawai

3.    Meningkatkan kapasitas guru-guru sekolah budaya mentawai dan tentang nilai penting primata Mentawai dan upaya pelestariannya.

4.    menerapkan hasil pelatihan yang sudah di terima dan mempraktikannya kepada murid-murid sekolah dan murid sekolah budaya mentawai

5.    Revitalisasi jejaring pegiat konservasi keanekaragaman hayati dan kebudayaan Mentawai.


Penampilan tim penari tradisional dari Malinggai Uma

Pemberian sertifikat kepada semua peserta di akhir acara


Acara pelatihan dilaksanakan pada tanggal 1-4 Maret 2022, berlokasi di dusun Tololago Siburut Barat Daya, yang melibatkan total 29 orang, peserta, narasumber, dan panitia. Adapun peserta yang terlibat diambil dari perawakilan guru-guru sekolah budaya mentawai SMP SD, TK , dan Yayasan dan Lembaga, Organisasi masyarakat setempat.

Lokasi kegiatan diselengarakan di Dusun Toloulaggo Desa Kauturei Kecamatan Siberut Barat Daya Kabupaten Kepulauan Mentawai–Sumatra Barat dan Lokasi Pengamatan Survei Lapangan di Kawasan (Resort Malinggai Uma) Toloulaggo Desa Katurei Kacamatan Siberut Barat Daya Kabupaten Kepulauan Mentawai–Sumatra Barat.

foto bersama peserta di hutan, lokasi pengamatan

peserta mencatat jenis satwaliar yang dijumpai

mengenali jenis pohon di hutan Tololago


 Kegiatan acara pelatihan di ketuai oleh Ismael Saumanuk, dan  dimulai pada tanggal 2 Maret 2022, dan dibuka secara resmi oleh pemerintah desa Katurai, Bapak Karlo Saumanuk, diikuti sambutan-sambutan dari Malinggai Uma Oleh Damianus Tateburuk, dari SwaraOwa oleh Nur Aoliya. Selanjutnya presentasi dari 2 narasumber yang kita undang adalah 1. Bp.Antonius Vevbri, S.Si, M.Sc dari Taman Nasional siberut, menyampaikan tentang n keanekargaman hayati dan upaya pelestariannya di Pulau Siberut, dan upaya . Pembicara kedua adalan Bapak Fransiskus Yanuarius M, dari Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai yang menyampaikan pentingnya  budaya/adat dan pelestarian alam mentawai, dan kegiatan-kegiatan Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai.

Dalam hari pertama pelatihan, selain itu di perkenalkan juga oleh tim swaraowa, kartu permainan Alam dan Budaya mentawai, merupakan kartu permainan ingatan, yang dapat  di mainkan oleh usia anak-anak hingga orang dewasa, berisi tentang keanekaragaman hayati dan budaya Mentawai, yang disusun dalam foto dicetak dalam bentuk kartu. Kartu permainan ini merupakan produk dari kegiatan pelatihan sebelumnya. Dimana salah metode penyampaian pesan dan ilmu pengetahuan dari guru ke anak didik adalah melalui kegiatan permainan interaktif.

Peserta pelatihan juga diberikan buku panduan pengamatan primata dan burung, yang telah disusun dan di publikasikan oleh swaraOwa dan malinggai uma mentawai.

 

foto di depan papan larangan berburu Hutan Tololago


Presentasi  hasil pengamatan peserta kepada peserta lainnya 

Foto bersamaa pengamatan di hutan Tololago


Hari ke 2 dan ke 3 dilakukan pengamatan langsung ke hutan di Tololago, peserta di bagi menjadi 3 kelompok yang bernama (Tim Bilou, Tim Simakobu dan Tim Bilou), masing-masing kelompok mengambil jalur pengamatan yang berbeda. Pengamatan dilakukan dari jam 6.30 pagi hingga jam 11.30 , dan kemudian sesi diskusi dan presentasi dari masing-masing kelompok, mempresentasikan jenis-jenis primata dan burung yang dijumpai, serta menceritakan nilai adat atau budaya terkait jenis satwaliar yang di jumpai, misalnya cerita adat atau fabel terkait satwa tersebut.

Yang di jumpai selam 2 hari pengamatan dan yang dapat terdokumentasikan diantaranya dalam foto-foto dibawah ini.

 







1 comment: