Kegiatan konservasi Owa jawa, yang telah dan sedang berjalan di Jawa Tengah, khususnya di wilayah Kabupaten Pekalongan, selain pengembangan komoditas wana-tani yang berkelanjutan dari kopi yang di pelihara di bawah naungan pohon-pohon hutan alam, sejak tahun 2017 mulai mengembangkan kegiatan pemanfaatan keberadaan lebah.
Swaraowa dawah koordinasi ahli lebah, Sidiq Harjanto, mengawali kegiatan ini
dengan mengidentifikasi jenis-jenis lebah yang ada di hutan Sokokembang, kemudian
secara geografis mengamati jenis-jenis yang ada beberapa lokasi yang berbeda
tipe habitat dan ketinggian tempat. Bersamaan dengan ini juga mulai
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang sudah ada terkait dengan pemanfaatan
lebah. Perburuan lebah madu di musim kemarau, juga menjadi fenomena yang
menarik untuk dipelajari dan di kembangkan pemanfaatan yang lestari. danLaporan
singkat tentang jenis-jenis lebah ini di tuliskan di bulan februari 2017, (baca
cinta lebah Indonesia). Bersaamaan dengan ini kegiatan untuk membudidayakan
jenis-jenis lebah ini mulai di kembangkan,
di beberapa desa di sekitar hutan habitat Owa jawa, di Sokokembang, Tinalum, untuk
jenis-jenis lebah tanpa sengat, dan jenis-jenis lebah sengat dari keluarg Apis
cerana di dusun Setipis, yang semuanya berada di wilayah kecamatan
Petungkriyono
Pengembangan budidaya lebah ini karena sebaran Owa Jawa juga
ada di hutan di wilayah kecamatan Lebakbarang, desa Mendolo menjadi salah satu
lokasi pengembangan intensif untuk jenis-jenis lebah tanpa sengat, salah satu
yang favorit di kembangkan karena produktifitas madunya tinggi adalah jenis Heterotrigona
itama, dan hingga saat ini beberapa kelompok warga sudah memanfaatkan lebah
ini untuk
investasi yang ramah hutan sekaligus melimpah.