Oleh : Kp3 Primata
| gibbon camp 2025, KP3 Primata x SwaraOwa x Sutaregga |
Kegiatan ini bukan sekadar camping biasa, melainkan sebuah perjalanan belajar yang menyatukan ilmu pengetahuan, pengalaman lapangan, dan nilai-nilai kebersamaan. Sepuluh anggota KP3 Primata Fakultas Kehutanan UGM mengikuti serangkaian aktivitas pengamatan primata di habitat alaminya. Mereka tidak hanya berkesempatan mengamati Owa Jawa dan primata lain, tetapi juga berdialog dengan masyarakat lokal serta komunitas pegiat konservasi Sutarengga. Diskusi hangat bersama Mas Wawan, founder SwaraOwa, membuka wawasan tentang sejarah organisasi, penelitian Owa Jawa, hingga tantangan pelestarian primata di Indonesia.
Perjalanan penuh cerita dimulai dengan pengamatan di hutan Tombo. Meski hujan deras sempat menghentikan kegiatan, peserta tetap bersemangat. Mereka bertemu dengan Lutung, berjalan kaki menembus jalan licin menuju lokasi camp, lalu menutup malam dengan api unggun yang hangat. Malam itu, rasa lelah berganti dengan rasa syukur dan kebersamaan.
Hari ketiga menjadi puncak pengalaman. Peserta dibagi ke dua kelompok menuju listening post berbeda. Di sana, mereka beruntung mendengar great call Owa Jawa dari dua arah, sebuah pengalaman langka yang membuat hati bergetar meski tidak melihat langsung sosoknya. Dari metode pengamatan ini, peserta belajar memperkirakan jarak dan arah suara, sekaligus membedakan antara panggilan besar dan panggilan biasa.
Selain ilmu, Gibbon Camp juga menghadirkan keindahan alam Tombo. Sungai jernih, hutan asri, dan panorama perkebunan teh menjadi latar yang menenangkan. Peserta merasakan kekayaan fauna, dari primata hingga burung elang jawa dan herpetofauna. Semua detail kecil—dari jalan berkelok di pegunungan hingga tawa bersama di tengah hujan—menjadi bagian dari pelajaran besar: bahwa konservasi bukan hanya soal data dan penelitian, tetapi juga soal rasa, kebersamaan, dan komitmen jangka panjang.
Testimoni peserta memperkuat makna kegiatan ini. Munika mengungkapkan betapa serunya belajar langsung mengenali suara Owa Jawa dan cara menghitung populasinya, ditambah pengalaman naik mobil bak terbuka melewati hamparan teh. Najla menambahkan rasa kagum atas ilmu dan keterampilan survival yang dibagikan tim SwaraOwa, menyebutnya sebagai pengalaman yang membuatnya ingin kembali lagi.
Gibbon Camp di Desa Tombo menjadi bukti bahwa langkah kecil bisa membawa mimpi besar. Dari obrolan sederhana dengan masyarakat, dari suara lirih great call di hutan, hingga api unggun yang menyatukan hati, semua menjadi fondasi penting bagi masa depan konservasi Owa Jawa. Semoga semangat ini terus tumbuh, menginspirasi generasi muda, dan menjadikan konservasi sebagai gerakan bersama demi menjaga memelihara keindahan bumi.
No comments:
Post a Comment