oleh : Arif Setiawan
foto bersama mitra pendiri GGN |
Tanggal 7-9 Juli 2023, Haikou, Hainan China, swaraowa membuat sejarah di tingkat internasional dengan bergabung dalam aliasi konservasi jenis-jenis Owa di Dunia, yang bernama Global Gibbon Network ( GGN). Latar belakang terbentuknya kerjasama ini adalah karena keberadaan 20 jesni Owa di dunia, sebagai salah satu elemen penting di Asia tropis, yang tersebar di 11 negara endemik asia, dimana keberadaan owa di habitat aslinya sangat penting karena juga merupakan pusat keanekaragaman hayati yang terus mengalami ancaman. Seperti jenis kera lainnya, Owa sangat unik,dengan perilaku dan ke khasan habitat yang digunakannya,memiliki ikatan keluarga yang kuat. Sayangnya sejak tahun 1900 an distribusi dan populasi telah turun drastic, dengan populasi-populasi yang kecil di semua hutan tropis asia.
Indonesia sebagai negara terbesar dalam jumlah jenis owa, 45
% owa dunia ( 9 jenis) ada di Indonesia, dan kondisinya sebagian ada yang
terlindungi dalam kawasan konservasi namun masih bayak sebagaian lainnya
habitatnya belum terlindungi sepenuhnya diluar kawasan konservasi, bahkan 2
jenis owa di Indonesia di Kalimantan barat , Hylobates abbotti dan Hylobates
funnerreus di kalimatan utara belum masuk dalam daftar jenis satwa dilindungi
undang-undang. Ancaman terus terjadi karena hilangnya habitat hutan dan perdagangan.
Pertemuan tanggal 7-9 Juli 2023, adalah pertemuan offline
pertama yang dilakukan GGN sebagai sebuah organisasi dengan mitra-mitra pendirinya. Acara
ini disponsori oleh Eco Foundation Global dan Hainan institute of National Park
yang mengundang secara resmi untuk kedatangan perwakilan mitra pendiri di
Haikou, Hainan Island. Hainan Island dipilih juga karena merupakan habitat owa paling
langka di dunia Hainan Gibbon ( Nomascus hainanus) yang saat ini populasinya
hanya tersisa 37 individu.
presentasi tentang konservasi Owajawa di hadapan peserta GGN meeting |
Bertempat di Pullman Hotel Haikou, ibu kota provinsi Hainan, hampir 120 pakar dan peneiti dan pegiata konservasi Owa dari sepuluh negara dan wilayah serta perwakilan dari lima belas organisasi dan yayasan internasional sebagai mitra pendiri GGN berkumpul untuk membahas pembuatan mekanisme konservasi jangka panjang untuk owa.
Saya mewakili swaraowa dalam pertemuan ini sebagai salah
satau keynote speaker menyampaikan pengalaman kegiatan swaraowa untuk Owajawa (Hylobates moloch) di Pekalongan melalui
pendekatan entrepreneur dan konservasi yang telah dilakukan swaraowa
selama kurang lebih 10 tahun, sebagai contoh inisiasi konservasi yang berkelanjutan
untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi produk hasil hutan sekitar habitat owa,
dengan pelibatan masyarakat lokal dan sekaligus untuk perlindungan habitat owa
di luar kawasan konservasi. Proyek Kopi
Owa yang dibangun dari tingkat grassroot hingga pasar global menjadi contoh
untuk sekema pendanaan mandiri untuk konservasi Owa di jawa tengah.
Selain itu saya juga menyampaikan kegiatan working group owa Indonesia yang sedang menyusun road map untuk konservasi 9 jenis Owa di Indonesia, dimana roadmap ini disusun oleh praktis dan peneliti untuk tujuan menyediakan panduan bagi pihak-pihak terkait yang mempunyi konsern untuk konservasi owa dengan berbagai rencana pembangunan, perubahan iklim, komoditas dan kebijakan ditingkat nasional dan daerah.
perwakilan organisasi pendiri GGN berfoto di kantor sekertariat GGN |
Pertemuan ini juga sekaligus meresmikan secretariat GGN yang berada di Gedung di Hainan Institute of National Park. Selanjutnya tim secretariat akan di bentuk dan di koordinasikan dari sini untuk operasional kegaitan GGN selanjutnya.
Acara pertemuan mitra pendukung ini, ditutup dengan kunjungan
ke Bawangling Nature reserve yang menjadi habitat Owa Hainan, selama 70 tahun
terakhir populasi owa di pulau ini yang awalnya tersebar di seluruh bagian hutan
di pulau, turun drastis hingga 99.9 %, dan pada tahun 1950 an tercatat hanya
ada 7-8 individu saja. Hilangnya hutan
menjadi alasan utama untuk kepunahan owa Hainan. Namun berkat upaya berbagai pihak
dan pemerintah china, populasinya saat ini meningkat menjadi 37 individu, yang
tersebar dalam 5 kelompok.
sudut kota Hainan dengan mural owa hainan yang langka |
Waktu yang cukup singkat hanya setengah hari, tidak memungkinkan untuk melihat langsung owa Hainan, kami di ajak melihat pusat informasi dan sebagian lokasi di Bawangling yang menjadi kunjungan wisata. Kami diajak berdiskusi dengan perwakilan tim lapangan dan yang sangat mencengangkan adalah peralatan monitoring real time yang di gunakan untuk memantau Hainan gibbon. Command control room ini terhubung dengan kamera-kamera yang bekerja secara otomasi memantu pergerakan Hainan gibbon. Dukungan sumberdaya yang sangat canggih untuk membantu kegiatan pelestarian Owa Hainan.